42. PERTENTANGAN

182 10 0
                                    

New cover guys 🥳 sorry klo masih kurang rapi wkwk, ntar dibenerin deh tapi gatau kapan 😁

Follow Ig :
@aiisyca._
@wp.cookiesalwa
@aurstlla_starla
@alexndra_grzll

***

Serius nanya, emg crita kek gini  boleh diterbitin? Jawab dong, butuh bgt soalnya hehe

***

Selamat membaca!

***

Setelah diperdengarkannya pernyataan itu dari mulut Jovan, Jovan dan Aldara seketika bergeming merenungi makna kejadian ini.

Apakah ini memang batas waktu yang telah disepakati semesta untuk mengakhiri rasa kepura-puraan yang selama ini mereka tutupi?

Jovan membenarkan posisi duduknya. Dengan tatapan sendu, laki-laki itu meraih punggung tangan Aldara dan menaruhnya di dada.

"Jovan, apa yang kamu lakukan?" Aldara menarik perlahan tangannya dari genggaman Jovan.

Hawa dingin tiba-tiba hadir melebur suasana hangat yang sempat keduanya cipta.

Jovan tertunduk. Ia merasa malu atas perasaannya yang kurang ajar ini. Setelah kerusakan yang ia perbuat pada hidup Aldara, masih pantaskah ia mengaku perihal perasaan yang sama? Sekalipun itu benar, Jovan tidak yakin bahwa Aldara akan sepenuhnya percaya.

"Gue tahu gue egois. Tapi satu hal yang lo harus tahu, Al. Perasaan gue terhadap lo sejak dulu nggak ada yang berubah," kata Jovan.

"Dan biar lo nggak penasaran lagi sama Alexa, gue kasih tahu. Lo benar, Al, hubungan Alexa dan Starla itu lebih dari sebatas kakak kelas dan adik kelas."

Benak Aldara masih berusaha mencerna setiap kalimat yang Jovan ungkapkan. Laki-laki itu belum mau mengklaim bahwa semua yang dia dengar barusan, itu benar.

Perihal hubungan Alexa dengan Starla seperti tidak ada masalah lagi di otak laki-laki itu. Yang tersisa di ruang kepala Aldara sekarang hanyalah sebatas pengakuan Jovan kemarin dan beberapa detik lalu.

"Maksudnya, mereka pacaran?"

Demi menjaga kondisi hati agar tetap stabil, untuk sementara, Aldara mengalihkan topik.

"Iya. Dan satu lagi yang pengen gue sampein ke lo, Al, yaitu tentang gue dan Starla,"

Apalagi ini? Barusan Jovan bilang kalau dia tidak pernah mengubah apapun tentang perasaannya pada Aldara, lalu mengapa perkataannya sekarang seperti hendak merujuk ke sesuatu yang lain?

Bagai layang-layang yang tetiba terpisah dari benangnya, itu yang Aldara rasakan. Mau kamu apa, Jovan?

"Tapi kalau emang lo gak ngizinin gue buat cerita, gue nggak keberatan," tambah Jovan dengan maksud agar pembicaraan itu berakhir. Karena seusai sadar akan kalimat-kalimatnya tadi, Jovan rasanya ingin menampar mulutnya sendiri, yang selalu mudah kelepasan disaat-saat menjebak seperti ini.

Hal yang masih sangat ambigu itu, terpaksa Aldara iyakan. "Cerita aja. Ada apa antara kamu dan Starla?"

Jovan menarik napas sejenak.

Dengan segala kesiapan yang susah payah ia kumpulkan, Jovan membalas, "Setelah kita selesai hari itu, jujur, gue mencoba belajar membuka hati buat cewek, Al. Dan satu-satunya cewek yang berhasil bikin gue luluh adalah Starla. Tapi itu gak berlangsung lama. Karena setelah gue tahu kalau kemungkinan Starla membalas perasaan gue itu sedikit, hari itu juga, gue berhenti ngejar Starla lagi."

BAD LOVER [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang