39. MASA ADAPTASI

173 8 0
                                    

Author lagi lemes, Sorry banget telat up ya

Ini aku udah bela belain ngetik sambil meler, awas aja kalau sepi :):

Yuk guys bintangnya jangan lupa disapa ya!

Hppy reading 💟

###

Sore ini, Starla dan Belva baru saja selesai dari jam belajar mereka. Keduanya tengah berjalan menuju lapangan volly yang sebelumnya sudah diminta oleh Starla.

"Gapapa nih, gue tinggal?"

"Iya, gapapa." Balas Starla sembari mendudukkan dirinya di salah satu kursi panjang di pinggir lapangan.

Kemudian, pandangan Belva memencar ke seluruh sudut ruangan dan menemukan seseorang.

"Naura! Gue nitip Starla, ya?" teriak Belva dari sisi lapangan. Starla yang mendengar itu, merasa malu karena diperlakukan seperti anak kecil.

"Belva, biarin aja, gue udah besar!" gerutu Starla. Starla yang bertingkah merajuk seperti ini selalu berhasil membuat Belva gemas. Tangan perempuan itu bergerak mencubit pipi chubby Starla.

"Aw! Belva, sakit!"

"Yaudah, maaf. Gue balik dulu, ya. Lo baik-baik disini, jangan nakal!"

Perempuan berbando mutiara itu hanya menanggapi tutur kata tersebut dengan bibir mengerucut.

Detik kemudian, Belva sudah melesat pergi dari hadapan Starla tanpa rasa bersalah, menyisakan sahabat perempuannya itu yang kini duduk di tepi lapangan seorang diri.

...

"Aduh!" Naura mengaduh kala merasakan kakinya seperti disandung oleh seseorang. Dan benar saja, orang itu adalah Friska, cewek brengsek yang selalu berhasil membuat orang-orang yang tidak suka padanya semakin tidak suka. Tengil dan sombong, itulah sifatnya.

"Ups! Sorry."

Perkataan Friska yang terkesan meremehkan perbuatannya itu membuat Naura geram. Lantas perempuan itu berdiri dari posisi jatuhnya dan mencubit paha Friska.

"Ah! Sial!"

Bukannya takut, Naura justru memasang ekspresi menantang.

"Lo sengaja, HAH? Dasar miskin!" maki Friska kepada Naura. Sedikit sakit, tapi ini bukan waktunya untuk bertingkah lemah.

"Kalau iya kenapa? Sakit?" Balas Naura berani. Perempuan kuncir satu itu melangkah maju sambil menunjuk-nunjuk ke arah Friska.

"Asal lo tahu, biarpun gue miskin, seenggaknya mulut gue disekolahin, gak kayak mulut lo!" sarkas Naura diakhiri dorongan indah. Saking indahnya, sampai perempuan bernama Friska tadi hampir terjatuh.

Kalimat penuh hinaan yang Naura lontarkan membuat Friska kesal. Karena kekesalannya itu, Friska mendorong tubuh Naura kuat hingga perempuan itu kembali tersungkur.

"Gak pandai main fisik, gak usah sok jago lo!"

"Ahhhh!" Jerit Naura ketika Friska dengan sengaja menginjak jarinya. Cukup lama durasi yang perempuan itu berikan hingga terdapat cetakan sepatu di tangan dia sekarang.

Starla yang baru selesai dari kantin, yang memang masih buka saat ada ekskul seperti ini, berlari ke arah Naura. Perempuan itu dapat melihat perlakuan kasar Friska kepada Naura tadi walau hanya beberapa detik.

BAD LOVER [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang