Met malam semua.
Bonchap sekaligus last chapter 📝
Bayar pakai vote!!!
Terima kasih 💫
***
Gumpalan awan kelabu di area pemakaman dan sekitarnya seolah tidak menjadi masalah bagi seorang perempuan dengan dress hitam dan belasan orang yang sampai detik ini masih setia menemani perempuan itu.
Starla. Perempuan yang erat kaitannya dengan bando mutiara itu termenung usai jasad seseorang yang begitu dicintainya dikubur. Starla mengelus nisan baru bertuliskan nama Alexa itu dengan satu usapan lembut.
Alexa telah banyak menderita selama dia hidup. Perempuan itu telah banyak memikul beban dan bertanggung jawab atas kebahagiaannya sendiri sedari kecil. Dan mungkin, inilah saat yang tepat bagi semesta membayar semua penderitaannya dengan cara diambil dan diberi kehidupan yang jauh lebih baik di atas sana.
"Selamat tinggal, perempuan keras kepala. Aku.. beruntung kenal kamu, Sa. Aku bahagia. Istirahat dengan tenang, cantiknya Starla." Ucap Starla lembut pada batu nisan dan gundukan tanah yang menjadi tempat peristirahatan abadi Alexa.
Kini, giliran Risa yang berjongkok di samping makam anak perempuannya. Sama seperti Starla, kedua tangan wanita itu terangkat memegang batu nisan bertuliskan nama Alexa itu kemudian mengecupnya satu kali.
"Cantiknya Mama, yang tenang disana, ya, Nak. Maafin mama karena gagal ngasih kamu kebahagiaan dari kamu lahir sampai sedewasa ini. Sa, meskipun mama terlihat brengsek di mata kamu, satu hal yang harus Alexa tahu. Mama sayang luar biasa sama Alexa. Mama gak akan pernah menyesal sudah melahirkan anak perempuan keren dan hebat seperti kamu." Kata Risa tanpa mengubah fokus matanya hanya kepada nama tanpa raga yang terpampang di hadapannya.
"Tante juga minta maaf kalau selama dalam perawatan Tante, Alexa ada kurang nyaman, ya. Tante sebenarnya masih berat melepas kamu, Sa. Tapi, Tante juga gak mau menghambat perjalanan kamu di alam sana. Baik-baik disana ya, Sa." Sahut Vivi.
Kemudian, tidak lama setelah itu, sepasang ayah bersama putra semata wayangnya dengan sebuah buket bunga tampak ke arah mereka. Aldara dan Candra hendak mengucapkan bela sungkawa atas kepergian seseorang yang terhitung masih menjadi bagian dari hidup mereka, seseorang yang dekat, dan Kakak tiri Aldara.
Laki-laki berbadan mungil itu mengambil posisi di samping kiri Jovan. Aldara dapat merasakan kesedihan yang teramat dalam tengah merasuki jiwa laki-laki itu begitu duduk di dekatnya.
Tangan Aldara terangkat mengelus lembut pundak Jovan yang ringkih. Laki-laki itu tengah rapuh. Separuh nyawanya seolah hilang setelah kepergian sahabat yang begitu ia cintai, ia jaga dengan sangat baik. Bahkan, jika boleh memilih, Jovan ingin Alexa tetap disini. Jovan ingin Alexa tetap hidup menemani hari-harinya, sekalipun dengan kondisi fisik yang sulit dipulihkan, Jovan siap merawatnya.
"Jovan nggak mau mendekat ke makam Alexa? Dia pasti ingin mendengar suara kamu," ucap Aldara, ditujukan kepada Jovan yang kini menenggelamkan wajahnya di pelukan laki-laki itu.
Jovan membalas sembari terisak seperti ini, "Kalau dia mau dengar suara gue, raga gue masih terbuka lebar untuk menyambut kedatangannya."
Aldara dibuat semakin hanyut dalam kesedihan yang entah sampai kapan. Raganya memang masih tergerak untuk menyemangati orang lain. Namun hatinya, tidak. Aldara hancur. Benar-benar hancur. Segala hal yang pernah menghampiri hidupnya, seolah dibawa pergi. Perempuan bermata api yang kerap mengisi kekosongan hari-harinya di tahun 2019 dan satu tahun terakhir ini, tidak akan mampu ia jumpai lagi. Tidak akan mampu ia ajak bicara bahkan hanya sekedar sapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LOVER [End]
Acak⚠️ [ Bisex area ] Broken home, broken heart, broken life. Tiga kata yang menjadi simbol kehidupan Alexa, perempuan dingin, egois, dan sok berkuasa, pemimpin tujuh puluh kepala, ATLANTIS. Namun, di balik segala kenakalannya yang mendunia, Alexa adala...