30. SESEORANG DAN RAHASIA

402 22 2
                                    

Follow ig :
@aiisyca._
@wp.cookiesalwa
@alexndra_grzll
@aurstlla_starla

Minimal 10 vote untuk next 💐

...

Siswa-siswi SMALBA yang baru saja selesai dari jam belajar mereka, berhamburan keluar ruangan. Beberapa dari mereka menampilkan wajah senangnya setelah mendapat kabar bahwa hasil ujian akhir semester mengatakan nilai mereka memenuhi rata-rata. Sedang sebagian yang lain, harus menerima bahwa hasil ujian mereka belum maksimal, alias harus lebih meningkatkan kerja keras mereka dalam belajar agar mendapat nilai yang lebih baik.

Seorang perempuan berbando mutiara keluar dengan warna wajah bahagia sekaligus bangga sebagai bentuk penghargaan atas kerja kerasnya selama ini. Ia merupakan salah satu dari banyak siswa yang menyentuh nilai di atas rata-rata.

"Gak sia-sia gue belajar. Akhirnya, gue berhasil mendapat nilai terbaik!" Monolog Starla sembari memandangi raport yang telah dibagikan oleh guru.

Memang, sejak kelas 10 sampai sekarang, Starla belum pernah mendapat nilai terbaik. Padahal, dulu waktu di SD dan SMP, dia selalu mendapatkan. Namun semua itu tidak membuat perempuan berbando mutiara putus asa. Ia terus meningkatkan kinerja belajarnya, hingga semesta pun mengizinkannya mendapatkan kembali nilai tersebut.

"Ciee.... Pasti dapat peringkat satu, nih. Makanya senyum-senyum," goda Belva yang berdiri di depan kelas Starla. Menunggu sahabatnya.

"Hehe, gimana, ya? Bukannya gue mau sombong nih, tapi...." Starla menjeda kalimatnya, membuat Belva mengikuti gerak-gerik mulut perempuan itu. "Gue seneng banget! Gue dapet peringkat satu. Yeayyy!!!"

Karena kegirangan, Starla menarik kedua tangan Belva dan mengajak perempuan itu berputar di tempat. Sehingga tanpa sadar, seseorang telah menatapnya sinis sedari tadi. Karena merasa tidak enak, Starla pun menghentikan aksinya.

"Malu kan, lo?"

"Nggak, sih. Gue seneng banget, Bel! Lo bisa liat, kan?"

Belva memutar bola matanya malas. "Iya deh, si paling peringkat satu."

Mendengar Belva berkata seperti itu, Starla menjadi tidak enak. Matanya pun beralih menatap Belva dengan tatapan sendu.

"Kenapa, lo? Kesambet?" Kata Belva dengan nada bercanda.

"Bel, jangan gitu lah. Lo juga pinter kok."

Bukannya membalas, Belva justru menunjukkan sesuatu kepada perempuan itu.

"Canda, anying. Nih liat." Belva menyodorkan raport yang berisi nilai ujiannya kemarin. Bisa dilihat dari raport itu, nilai Belva naik pada setiap mata pelajaran, meskipun dia bukan peringkat satu.

"Wihhh! Congrats, ya, Bel!" Reflek perempuan itu menarik pundak Belva dan mendekapnya. Dekapan yang berdurasi sebentar itu, ternyata mampu memunculkan sebuah rasa di hati Belva yang dengan cepat perempuan itu menangkisnya. Gak, gak boleh. Dia udah milik orang lain.

"Yaudah, yuk, Star, kita ke parkiran!" Ajak Belva setelah Starla melepaskan dekapannya. "Pacar lo pasti udah nunggu."

"Apasih!"

"Cie... Pipinya merah, awokawok." Cerkik Belva sembari menunjuk-nunjuk pipi Starla yang berwarna merah tomat.

Tidak butuh waktu lama setelahnya, sepasang sahabat tadi kemudian bergerak menuju area parkir yang memang sudah ada Alexa yang waiting for her girlfriend.

...

"Hasil ujian lo, gimana, Bos? Bagus, nggak?"

BAD LOVER [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang