Atmosfer SMALBA hari ini sangat ramai. Banyak siswa yang berlarian memasuki gerbang karena gerbang akan ditutup beberapa menit lagi. Begitupun Starla dan Belva. Sepasang sahabat yang baru saja tiba itu langsung turun dari angkot yang membawa mereka dan ikut bergabung dengan para siswa yang saling berlari.
"Pak, ayo pak, cepet," kata Belva mengugupi.
"Waduh, gak ada kembalinya, nih, mbak,"
Starla yang sudah harap-harap cemas dari tadi, auto ngikhlasin kembaliannya buat si sopir angkot tadi.
"Yaudah, kembaliaannya buat bapak aja," kata Starla lalu menarik Belva menuju gerbang yang berada di seberang jalan.
Tanpa menghiraukan ucapan terima kasih dari sopir tersebut, Starla dan Belva langsung saja berlari hingga tanpa sadar sebuah motor melesat ke arah mereka.
"Starla!" Starla sontak memundurkan langkahnya dan hampir tertabrak oleh mobil yang juga lewat di belakangnya.
"Mbak, gimana sih, hati-hati dong," protes seorang pengendara mobil yang hampir menabrak Starla.
Sekarang berganti dengan protesan pengendara motor tadi, "Mbak, kalo jalan liat-liat, nanti kalo mbaknya kenapa-napa, gimana?"
"I-iya, saya minta maaf, ya, pak," ucap Starla pada dua pengemudi tersebut bergantian.
"Gak mau tau, mbaknya harus ganti rugi!" cetus pengemudi mobil dengan suara membentak. Lah?
Belva yang bawaannya selalu kebawa emosi, auto ngocehin pengemudi mobil itu sambil menepuk-nepuk mobilnya, "Eh, pak, emang temen saya salah apa? Enak aja minta ganti rugi."
Tanpa keluar dari kendaraannya, pengemudi mobil itu menegaskan, "Mbak gak liat? Mobil saya lecet gara-gara mbaknya tadi."
Starla auto nahan sahabatnya itu buat ngomong lagi, karena kalau tidak, permasalahan tidak akan selesai-selesai. "Bel, udah."
Tanpa ragu, Starla mengeluarkan sejumlah uang dari dalam tasnya dan memberikan uang itu kepada sang pengemudi. Sedangkan pengendara motor tadi, sudah melewati mereka.
"Ini, pak, ambil aja,"
"Loh, loh, ya gak bisa gini dong, Star,"
Starla memberi kode pada Belva yang langsung dimengerti oleh perempuan itu.
"Ada apaan, tuh, rame-rame?" ucap Raka mengalihkan Alexa dan Jovan yang sedang terlibat obrolan.
Alexa yang ikut merasa ada sesuatu terjadi di luar gerbang, langsung mengomando teman-temannya untuk menunggu disini, sedang dirinya akan pergi untuk mengecek. Dilihatnya dari pintu gerbang yang sudah mengatup, dua orang siswi SMALBA sedang terlibat perdebatan dengan seorang pengemudi.
"Mau kemana? Ayo masuk!" peringat satpam sekolah pada Alexa.
Alexa adalah manusia sejuta akal. Satu jalan tertutup, masih ada jalan lain. Tanpa peduli peringatan satpam, Alexa memanjat gerbang dan berjalan secepat kilat menghampiri dua siswi perempuan tadi.
"Cih! Uang segitu buat apa? Tambal ban aja gak cukup," celetuk orang tadi.
"Masih mending temen saya mau tanggung jawab, ya," protes Belva. Ia lalu berusaha membuka pintu mobil dengan gerakan kasar.
"Bel, udah, Belva!"
Walaupun harganya terbilang tidak murah, Starla terpaksa memberikan jam tangan miliknya sebagai ganti. Namun, tangan Alexa lebih dulu menahannya. Starla melirik tangan tersebut dan langsung mengenali pemiliknya.
"Gak usah," titah Alexa.
"Woi, apa-apaan?" pengemudi mobil tadi langsung saja protes. Alexa tersenyum smrik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LOVER [End]
Random⚠️ [ Bisex area ] Broken home, broken heart, broken life. Tiga kata yang menjadi simbol kehidupan Alexa, perempuan dingin, egois, dan sok berkuasa, pemimpin tujuh puluh kepala, ATLANTIS. Namun, di balik segala kenakalannya yang mendunia, Alexa adala...