20. RUMAH SAKIT

452 37 0
                                    

Ruang tunggu UGD RS. Dharmawangsa Surabaya tengah dipadati oleh anak Atlantis yang mulai berdatangan ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi ketuanya.

"Bu bos kemana, Jo?" Shaga membuka topik pembicaraan.

"Di ICU." Balas Jovan singkat.

Pikiran laki-laki itu tengah dirundung banyak overthinking mengenai kondisi Alexa, Deva, dan Starla.

Sejak tadi ia sibuk menatap ruangan tempat Starla ditangani. Perempuan berbando mutiara itu masih belum sadarkan diri sejak beberapa jam yang lalu.

"Gimana kalau kita langsung ke ruangan bos aja?" Usul Raka yang langsung disetujui sejumlah anggota.

"Kalian kesana aja, biar gue yang jaga Starla disini," tutur Jovan dengan suara yang sedikit serak.

"Yaudah, kita duluan ya, bro." Pamit Shaga sambil menepuk pundak Jovanka.

Sekitar sepuluh anak Atlantis yang mewakili kemudian pergi dari depan UGD menuju tempat sang ketua berada.

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, kini sepuluh anggota tersebut telah sampai di depan ruang ICU.

"Ngeri gue bacanya," celetuk Shaga selesai membaca papan nama ruangan.

"Apa mungkin kondisi Alexa separah itu?" sela Arga di tengah keheningan teman-temannya.

Rega merangkul pundak sang adik dan berkata, "Semua akan baik-baik aja."

Jauh di dalam hati Arga, laki-laki itu tengah merasakan kesedihan yang begitu dalam terkait insiden kebakaran yang menjadikan dua orang temannya dan satu perempuan yang dicinta menjadi korban.

Gue tau lo kuat, lirih Arga dalam hati.

Kuat. Satu kata yang dapat menggambarkan sosok Alexa bagi seorang Arga.

"Kira-kira udah boleh masuk nggak, ya?" Kata Shaga bermaksud bertanya.

"Keknya belum sih," sahut Raka yang sudah duduk di salah satu stan depan ruang ICU.

Kesepuluh anak Atlantis kemudian menyusul, ikut duduk mendampingi laki-laki itu.

Sedang Rega dan Arga, keduanya masih stay di depan pintu dengan Arga yang terus menyorot ke dalam.

Masih di tempat yang sama, Jovan terduduk cemas di kursi UGD yang menjadi tumpuannya saat ini, sampai suara seorang suster terdengar.

"Keluarga pasien atas nama Auristella Starla?"

Jovan mengusap wajahnya kemudian berdiri menghadap sang suster.

"Iya, sus?"

"Mas keluarganya?"

Belum sempat Jovan membalas, suara seseorang terdengar memotong pembicaraan mereka.

"Bukan, sus. Calon pacar," sahut seseorang dari balik tubuh Jovan. Jovan menoleh, mendapati seorang laki-laki berseragam SMA Lentera Bangsa yang asik memakan cemilannya.

"Apaan sih." Elak Jovan sambil mencubit kecil bahu Shaga.

Suster terkekeh mendengar percakapan keduanya.

"Bukan, Sus, saya temannya," Jovan membalas serius pertanyaan suster.

Suster mengangguk mengerti. "Sudah menghubungi pihak keluarga?"

Jovan tampak berpikir. "Belum, sus. Kemarin sudah saya coba hubungi, tapi belum tersambung, nanti saya coba lagi."

"Kondisi Starla bagaimana, sus?" Tanya Jovan.

"Kondisi pasien sudah membaik, namun pasien belum sadarkan diri," tutur suster dengan senyum ramahnya.

"Saya boleh masuk?"

BAD LOVER [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang