28. HARI PATAH HATI SEDUNIA

456 29 0
                                    

Follow Instagram :
@wp.cookiesalwa
@aiisyca._
@alexndra_grzlla
@aurstlla_starla

...

Kejadian menyakitkan semalam nyaris memberantakan suasana hati Jovan pagi ini. Pikirannya sepi, padahal sedang berada di tempat ramai.

Pagi ini, sengaja laki-laki itu tetap bergabung bersama teman-temannya agar lukanya tidak kentara. Beberapa orang yang menanyakan kabar tentang dirinya semalam, sengaja tidak ia gubris. Selain untuk meminimalisir pengetahuan orang-orang tentang hancurnya, Jovan rasa, pertanyaan itu hanya sebatas pelampiasan sebuah rasa penasaran. Tidak ada yang benar-benar peduli. Semua orang hanya pura-pura.

Sorot mata biasa yang sedari tadi Jovan tunjukkan, berubah menjadi tatapan kosong tatkala dua orang hadir, bergerak ke arah perkumpulan mereka.
Menyadari kehadiran dua sosok tersebut, segera Jovan menarik tubuhnya, keluar dari keramaian.

Sekilas mata Jovan yang berair, terdeteksi oleh kacamata Starla. Perempuan itu hendak menyusul, namun ditahan oleh tangan seorang perempuan yang telah resmi menjadi pacarnya semalam. "Biarin aja. Mungkin dia butuh sendiri." tutur Alexa sembari menarik tangan Starla dan membawanya bergabung.

"Jadi, semalam itu, lo yang siapin, Sa?" Suara Starla mendominasi perkumpulan itu.

"Iya. Dibantu sama beberapa orang," balas Alexa.

"Termasuk Belva?" tanya Starla. Mengingat malam tadi ia sempat melihat Belva yang datang ikut memeriahkan. Juga kebohongan perempuan itu yang sengaja dibuat untuk menarik atensinya untuk datang kesana.

"Iya, Belva juga."

Di tengah kehangatan tanpa kehadiran dua orang yang biasa melengkapi, Shaga tiba-tiba membuka topik pembicaraan yang langsung membuat pikiran semua orang berpacu kepada laki-laki bernama Jovanka Keanu Winata.

"Sorry nih, ya, Sa. Gue gak bermaksud apa-apa, tapi... Gimana sama Jovan?" Tanya laki-laki itu. "Ya.... Gimanapun, lo, kan, penyebab dia patah hati sekarang. Secara lo udah ngerebut hati seseorang yang selama ini dia tunggu."

Lalu, seorang laki-laki ikut menyuarakan pendapatnya seperti ini, "Gue rasa, lo harus bicara baik-baik sama Jovan. Bicara dari hati ke hati. Sehingga tidak ada salah paham lagi."

Kalimat itu keluar dari mulut Tristan, namun tidak ditanggapi oleh Alexa. Mengetahui opininya tidak mendapat respon, Tristan kembali bersuara, "Itu menurut gue, sih."

Di sela-sela perputaran logikanya, Starla pun mengerti bagaimana perasaan laki-laki itu sekarang. Laki-laki berbadan tinggi, yang sebelum mengenal Alexa, dialah orang pertama yang selalu pasang badan untuk menjaganya. Bagaimanapun, dia adalah laki-laki yang pernah baik, bahkan sangat baik dalam hal perlakuan. Terdengar sangat egois jika Starla membiarkan laki-laki itu terluka tanpa menawarkan obat.

"Gue rasa juga gitu. Apa sebaiknya kita ngomong baik-baik sama Jovan, ya?"

"Gak usah," sahut Alexa. Perempuan yang berdiri di sampingnya pun terus mendesak perempuan itu agar tidak berlaku egois untuk kali ini.

Starla pun tahu, selain pada dirinya, Jovan juga selalu menjadi garda terdepan dalam hal menemani Alexa, selalu ada untuk Alexa setiap kali perempuan itu butuh. Bahkan bisa dilihat kepedulian yang tidak pernah habis pada diri laki-laki itu untuk Alexa. Kasih sayangnya sebagai seorang sahabat, dulu, sekarang, dan mungkin sampai masa yang akan datang jika laki-laki itu tidak berubah pikiran.

"Sa, kita gak boleh egois. Gimanapun, Jovan itu sahabat lo. Sejauh penglihatan gue, dia orang yang paling sayang sama lo. Dan gue.... Gue adalah perempuan yang udah sakitin dia," tutur Starla. "gue adalah perempuan egois yang udah nyakitin perasaannya. Laki-laki sebaik Jovan, rasanya gak adil kalau kita sampai seburuk itu ke dia. Kita bicara baik-baik, ya?"

BAD LOVER [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang