"Sa, aku bisa jelasin," Alexa tidak peduli. Perempuan itu terus menarik tangan Erika yang berada dalam kuasanya. Membawa cewek yang sedikit lebih tinggi darinya itu ke area belakang sekolah. Memojokkan Erika di salah satu sisi tembok.
"Gak usah nangis!" Sentak Alexa pada perempuan yang tengah menangis di hadapannya.
"Gue gak mau liat air mata buaya lo!" Cetusnya lagi.
"Sa, dengerin penjelasan gue," kata Erika memohon. Tapi Alexa dengan cepat menyahut kalimatnya kembali.
"Gue gak butuh penjelasan! Yang gue butuh adalah kenapa lo bohong sama gue, hah?!" Air mata Erika semakin mengalir deras.
"Lo bilang, lo mau ke toko kue, tapi apa?" Kata Alexa dengan nada tinggi, "lo jalan sama cewek lain!"
Erika menatap lekat perempuan kesayangannya.
"Gue gak ada apa-apa sama dia, Sa. Tadi gue beneran ke toko kue, percaya sama gue," kata Erika dengan nada gemetarnya.
"Terus kuenya mana?" Erika membulatkan mata.
"Belum sempet beli, karena-"
Plakkk
Suara gesekan antara telapak tangan Alexa dan dinding yang menjadi pijakannya terdengar begitu jelas di telinga Erika.
"Karena keburu jalan sama selingkuhan lo? Iya!?" Erika diam.
"Nggak, nggak gitu, Sa,"
Sayangnya, Alexa sudah tidak menerima sepatah katapun yang keluar dari mulut Erika. Cewek itu benar-benar sudah gila cinta. Api cemburu telah berkobar dengan panas dalam dirinya saat ini.
"Nggak gitu apa? Hah?!"
"Dengerin gue dulu,"
"Gue gak mau denger omong kosong lo lagi!" Di bawah sana, tangan Alexa sudah mengepal sempurna.
Buggg!
Bukan pada Erika, tangan itu ia lesatkan pada dinding di depannya. Meskipun begitu, rasa takut semakin menyelimuti Erika. Beberapa detik kemudian,
Plakk!
Kali ini bukan pada dinding. Tamparan itu benar-benar sampai di pipi kiri Erika.
Plakk!
Dan.... lagi. Alexa dengan gila kembali menampar pipi Erika tanpa mendengar penjelasan kekasihnya. Perempuan itu benar-benar meluapkan amarahnya pada kekasihnya itu.
Alexa menampar Erika beberapa kali, menggoyang-goyang tubuh Erika kasar, sesekali meremat rambutnya.
Kini Erika sudah lemah tak berdaya. Cewek itu berdiri lemas bersandarkan dinding.
"Sa, sakit, Sa," kata Erika dengan suara pelan. Alexa terkekeh.
"Gue udah pernah bilang, kan? Jangan sekali-kali lo main-main sama gue!" Peringat Alexa.
Erika mencoba mengatur kesadarannya dan memohon sekali lagi pada pacarnya.
"Kasih gue waktu buat jelasin, Sa." Erika mengatupkan kedua tangannya. Mata perempuan itu sudah memerah bersamaan dengan air mata yang terus lolos dari matanya.
Alexa terkekeh. "Lo pikir gue akan percaya?"
"Lo harus percaya," suara Erika semakin memelan.
"Nggak! Gue gak akan percaya lagi sama lo!"
Tanpa pikir panjang, Alexa kembali menatap panas perempuan itu. Tubuh Erika melemah, perempuan itu terduduk lemas di tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LOVER [End]
Acak⚠️ [ Bisex area ] Broken home, broken heart, broken life. Tiga kata yang menjadi simbol kehidupan Alexa, perempuan dingin, egois, dan sok berkuasa, pemimpin tujuh puluh kepala, ATLANTIS. Namun, di balik segala kenakalannya yang mendunia, Alexa adala...