Malam readers tercinta 💓
Beberapa chapter kedepan aku akan mengajak kalian untuk tertawa dan menangis, jadi siapkan, ya ✨
Selamat membaca 💫
***
Perbincangan hangat Jovanka dengan Tante Vivi telah mencapai ujung. Usai percakapan mereka berakhir, Vivi melanjutkan langkahnya menuju dapur untuk memasak makanan untuk Alexa, Jovan, dan Starla. Sementara Aldara beserta Candra dan semua anak-anak ATLANTIS telah meminta izin untuk beristirahat di rumah Candra yang berada di kota Bandung tepat setelah mereka memastikan situasi yang mencekam tadi berubah kondusif.
Jovan melangkah lebar menuju lantai dua. Dari tempat ia berdiri saat ini, Jovan bisa menangkap dua sosok perempuan yang sama-sama memiliki rambut panjang tengah termenung. Mungkin keduanya belum menemukan topik pembicaraan yang mampu mencairkan suasana canggung yang baru saja membaik.
"Maaf."
Dari balik pintu, senyuman kecil terbit di kedua sudut bibir Jovan mendengar Alexa dan Starla mengucapkan satu kata itu secara bersamaan.
Alexa dan Starla kemudian saling tersenyum. Keduanya saling menoleh lalu saling memeluk satu sama lain. Seiring lelehan air mata yang mulai berjatuhan, keduanya saling tidak melepaskan pelukan. Dari pelukan itu, Alexa dan Starla bisa merasakan suatu kehangatan yang tidak pernah keduanya dapat dari orang lain, termasuk orang tua mereka sendiri.
"Maafin aku, ya. Harusnya aku gak membercandakan hal ini, Sa. Harusnya aku tahu kalau semua ini bakal semenyakitkan ini buat kamu dan aku," ucap Starla di sela-sela keharmonisan mereka.
Dengan nada yang terdengar begitu tulus, Alexa menjawab, "It's okey. Seperti kata orang, sesuatu tidak akan benar-benar dipelajari jika belum menemui gagal."
Starla mengangguk-angguk di dalam pelukan Alexa. Dirasa sudah cukup untuk saling meluapkan kesedihan dan rasa senang karena mereka dapat bersama lagi seperti ini, keduanya perlahan melonggarkan tangan lalu berpelukan sekali lagi, kali ini lebih erat dan lebih bisa dirasakan.
"Sa, aku mau tanya sesuatu, boleh?" Tanya Starla usai kedua tangan Alexa turun dari kedua bahunya. Perempuan itu menatap ragu ke arah Alexa yang sepertinya juga ragu untuk memberikan jawaban.
Namun pada akhir keputusannya, Alexa membalas, "Boleh, tapi selesai makan. Lo belum makan apapun dari kemarin, kan? Selesai makan, lo bisa tanya apapun ke gue."
Menyadari balasan itu sebenarnya hanya sebuah sinyal bahwa Alexa belum sepenuhnya siap jika harus ditanyai berbagai macam hal, entah karena pusing atau mungkin hanya sedang lelah dengan keadaan, Starla menyanggupi perkataan perempuan itu.
Detik kemudian, keduanya berjalan menuruni anak tangga menuju lantai satu untuk menyantap makanan yang sudah Tante Vivi masakkan beberapa saat lalu. Alexa bisa mengetahuinya karena tantenya itu baru saja mengabari dirinya dan meminta agar keduanya segera turun. Selain itu, bau masakan Tante memang tidak pernah gagal. Aromanya selalu sukses menembus setiap inci ruangan di rumah itu yang membuat setiap penghuninya tidak mampu menahan lapar lebih lama lagi.
...
Alexa merebahkan tubuhnya di atas kedua paha Starla usai menyantap habis makanan yang dimasak oleh tantenya. Keduanya kini tengah berada di balkon kamar yang berpapasan langsung dengan pemandangan kota. Perempuan itu menatap lekat Starla dari bawah. Selanjutnya, Alexa mendudukkan diri dengan niat mengajak perempuan itu mengobrol.
"Lo mau nanya apa tadi?"
Starla menolehkan kepalanya begitu pertanyaan itu lahir dari mulut Alexa. Perempuan itu tersenyum hangat lalu berkata, "Janji gak tersinggung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LOVER [End]
Random⚠️ [ Bisex area ] Broken home, broken heart, broken life. Tiga kata yang menjadi simbol kehidupan Alexa, perempuan dingin, egois, dan sok berkuasa, pemimpin tujuh puluh kepala, ATLANTIS. Namun, di balik segala kenakalannya yang mendunia, Alexa adala...