4543 kata 😺
Selamat membaca 💍
***
Gemuruh roda brankar rumah sakit Dharmawangsa menyuarakan kecemasannya, lantaran kini keselamatan seorang remaja perempuan SMA sedang dipikul berat di atas badannya. Tidak hanya Starla yang merasakan detak jantungnya yang kian mendebar. Melainkan David Candra Nuraga, dan satu-satunya putra yang ia miliki, Aldara Ezra Leonard, kekhawatiran juga terpampang begitu jelas di wajah mereka.
Setelah memburu langkah sejauh tiga puluh meter, empat orang perawat yang mendorong roda brankar, membelokkan salah satu kendaraan rumah sakit itu ke arah kiri, dan langkah mereka berakhir di pelataran ruang UGD. Salah satu dari keempatnya kemudian maju dan menghimbau kepada keluarga pasien untuk menunggu di luar.
Starla terduduk lemas di kursi panjang rumah sakit. Sekujur tubuhnya terasa membeku mengingat suara jeritan Alexa yang berkali-kali mengucapkan kerinduan akan kehadiran sosok seorang mama. Rasa ingin tahu Starla begitu tinggi. Sehingga tanpa sadar, ia mengucapkan sebuah pertanyaan mengenai dimana sosok mama yang Alexa rindu?
"Kira-kira, mamanya Alexa sekarang di mana, ya? Apa dia gak kepengen ketemu, atau minimal ngelihat anaknya yang lagi sakit? Kenapa tega sekali?"
Samar-samar, Candra mendengar pertanyaan itu. Mama Alexa ada, kok, Star. Dia sebenarnya juga kangen sama Alexa, tapi, om melarangnya, batin Candra.
Pria itu lalu mendekati Starla dan seperti biasa, ia selalu berhasil membuat hangat orang-orang yang mendapat pelukan darinya.
"Bilang sama Starla, Alexa bakal baik-baik aja, kan, Om?" Starla bertanya dengan derai air mata yang pantang berhenti meluncur dari kelopak matanya.
"I trust that. Everything will be fine, Starla," balas Candra sambil mengelus lembut puncak kepala Starla.
"Pengen banget Starla bantu Alexa buat ketemu sama mamanya, Om. Tapi, Starla gak tahu caranya. Starla juga gak tahu siapa mamanya. Apa Om tahu, dimana mama Alexa sekarang berada?"
Ribuan air mata mulai menggenang di kedua kelopak mata Candra yang terasa berat. Pria itu belum tidur sama sekali hari ini, dan sekarang, ditambah ia harus menangisi kondisi Alexa yang semakin hari, semakin tampak tersiksa oleh satu kebohongan yang sampai detik ini masih ia simpan.
Candra memasukkan kembali air matanya yang hendak lepas. Rasa-rasanya, ia masih belum mampu untuk mengungkap segala sesuatunya sekarang. Apalagi, rahasia yang ia pegang saat ini cukup besar, yakni, tentang siapa sebenarnya sosok wanita yang Alexa sebut dengan panggilan "Mama", dan siapa sebenarnya ayah kandung dari perempuan berandal SMALBA itu?
"Om gak tau, Starla," jawab Candra, yang benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Jadi, dia menjawab sebisa mulutnya saja.
"Starla jadi penasaran siapa mama Alexa, Om," kata Starla.
Candra berusaha menetralisir suaranya yang mendadak serak, lalu bertanya seperti ini, "Memangnya Alexa gak pernah cerita apapun ke kamu mengenai keluarganya?"
Mendengar pertanyaan itu, Starla perlahan menarik diri dari pelukan Candra. Perempuan itu membenarkan posisi duduknya yang tampak miring agar lurus kembali. Starla menatap samar ke arah Candra dan menjawab, "Alexa gak pernah cerita tentang keluarganya, Om. Yang Starla tahu, keluarganya Alexa itu cuma Tante Vivi sama anaknya. Starla gak tahu kalau dia punya keluarga lain selain mereka."
Candra memanggut-mangguti apa yang Starla ucapkan. Dia lumayan paham sifat Alexa. Anak perempuan yang pernah berada di bawah asuhannya dan Barra selama beberapa bulan itu, bukan tipikal orang yang mudah menceritakan segalanya kepada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LOVER [End]
Random⚠️ [ Bisex area ] Broken home, broken heart, broken life. Tiga kata yang menjadi simbol kehidupan Alexa, perempuan dingin, egois, dan sok berkuasa, pemimpin tujuh puluh kepala, ATLANTIS. Namun, di balik segala kenakalannya yang mendunia, Alexa adala...