32. REVISI 2019

290 17 5
                                    

Haloo

Saya hadir untuk mengisi malam Minggu para joya alias jomblo ceriaaa 😍☝️

Siapa nieh yg udah penasaran sama orang yg ngecrushin si cowo mungil Aldara?

Sabar ya bebih. Masih bab berikutnya kok ehehe. Tapi kalau kalian peka di chapter ini udah ada. Selamat menebak 😍

Vote dulu dong biar w semangat nulisnya 😏

Heppi ridinggg sayang

###

Selesai dengan urusan mengantar Starla kepada Alexa, Jovanka Keanu Winata, alias Jovan, mengarahkan derap langkahnya menuju pada suatu ruangan. Di sepanjang perjalanan, laki-laki itu tidak berhenti tersenyum sembari membayangkan wajah gemas seseorang yang telah terpatri di dalam hatinya selama beberapa minggu ini.

Yaps, setelah merasa urusannya dengan Starla sudah selesai, dan menurutnya tidak ada yang bisa diharapkan dari perempuan itu lagi, Jovan memutuskan untuk kembali membuka hati untuk seseorang yang sangat berbeda tentunya. Seseorang di masa lampau yang masih memegang kuat kendali kunci hatinya hingga saat ini.

"Kak Jovan," sapa Melati. Gadis seangkatan yang dikabarkan telah naksir kepada Jovan itu, menyapa hangat manusia favoritnya.

"Hai, Mel," sapa Jovan balik. Hanya sebagai sapaan dan partikel penghargaan.

Setelahnya, laki-laki itu kembali memperlebar langkah hingga kini sebuah bangunan tua yang baru saja direnovasi telah berdiri kokoh di hadapannya. Seseorang yang sejak tadi Jovan harapkan pertemuan dengannya, ternyata sudah lebih dulu menunggu.

"Masuk," ucap seorang laki-laki yang tentu Jovan kenal. Dia adalah Arga. Mantan anggota Atlantis yang baru saja mengundurkan diri beberapa waktu lalu. Sekaligus presiden klub musik SMALBA.

Karena tidak ingin terkesan mencampuradukkan urusan sekolah dengan urusan pribadi, Jovan beralih duduk di atas bangku yang tersedia di hadapan Arga. Laki-laki itu langsung memulai obrolan, "Gue gak ganggu, kan?"

Arga membalas, "Gak sama sekali. Ada apa? Tumben lo minta ketemu gue disini."

"Lo ada masalah, kah, sama salah satu dari mereka?" Arga menunjuk ke arah peserta klub musik yang tengah bermain musik. Jovan mengedarkan pandangannya. Tapi, dimana dia yang Jovan cari?

"Nggak, kok. Gue aja gak kenal sama anak-anak lo," balas Jovan. Memang, setiap presiden klub di SMA Lentera Bangsa sudah menganggap murid-murid yang mereka pimpin sebagai anak. Anak didik.

"Ini belum lengkap, ya, Ar?" Arga mengangguk. Laki-laki itu berujar seperti ini, "Sebagian masih di luar. Gue izinin mereka ke kantin sepuluh menit sebelum bel masuk. Kenapa?"

"Gapapa, cuma tanya."

Detik kemudian, laki-laki bernama Jovan itu kembali bertanya, "Klub musik ini latihannya berapa kali seminggu?"

"Nggak pasti. Tapi seringnya seminggu sekali. Kalau ada ajang atau perlombaan, ya biasanya ditambah. Paling 2 sampai 3 kali."

Kepala Jovan menyerong ke kiri. Diam-diam dia membatin, oke, aman. Gue rasa gue bisa membagi waktu.

"Kenapa? Kok lo tanya-tanya tentang klub musik? Lo mau join?" Mata Jovan terbelalak. Bukan hanya pada arah pembicaraan Arga, melainkan setelah kehadiran seseorang yang entah sejak kapan. Mata Jovan berbinar senang menatap seseorang itu. Manis, mungil, dan lucu.

"Saya nggak terlambat, kan, Kak?" tanyanya. Oh tidak, Jovan bahkan sudah lumer ketika mendengar suaranya.

"Oh, nggak, kok. Masih lima menit lagi,"

BAD LOVER [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang