56. SALAH PAHAM

173 12 0
                                    

Welcome back cintaa 😽😽

Abis PAS langsung tak ketik nih

Votenya dong sengkuu 😋💗

Selamat membaca!

***

Usai dari kediaman Starla, Alexa dan perempuan itu melenggang ke arah utara. Keduanya beristirahat sejenak di sebuah halte untuk menunggu bus yang lewat. Tapi sepertinya itu tidak mungkin. Sekarang sudah larut malam. Jam sudah menunjuk pada angka sepuluh. Tidak mungkin bus akan lewat di jam-jam seperti ini.

Starla merobohkan punggungnya di bantalan dinding halte. Air mata yang sejak tadi mengalir nyatanya hingga detik ini belum berhenti. Perempuan itu menutupi wajahnya menggunakan jaket levis Alexa yang diberikan kepadanya. Sementara Alexa, dia sibuk merutuki nasib sepeda motornya yang mati di tengah jalan karena kehabisan bensin.

"Maafin gue, ya. Gara-gara motor gue bensinnya habis, kita jadi harus berteduh disini," kata Alexa. Sebetulnya ia hanya ingin berbasa-basi agar Starla mampu terlaihkan pikirannya dari kejadian menyakitkan dengan mamanya barusan. Akan tetapi, semuanya sia-sia. Semakin Alexa berusaha mengalihkan perhatiannya, semakin Starla memperderas air matanya.

Merasakan usahanya yang sepertinya sia-sia, Alexa beralih menatap ratusan bintang yang mulai bermunculan setelah rintik hujan selesai. Disana, Alexa diam-diam membuat harapan semesta akan mengirim seseorang secara tiba-tiba untuk menolong mereka. Itu adalah kebiasaan Alexa kecil setiap mendapat masalah atau memerlukan bantuan seseorang. Akan tetapi, senyum yang semula mengembang kini mengempis secara perlahan. Alexa sadar dia sudah jauh dari masa itu. Dia sudah dewasa dan hal-hal menakjubkan tidak akan datang dengan sendirinya seperti apa yang dia mau, dulu.

Alexa kemudian menengok ke belakang. Dilihatnya Starla seperti sedang berusaha memejamkan mata. Mungkin perempuan itu mengantuk. Jadi Alexa memilih untuk tidak mengganggunya. Kasihan Starla. Daripada nanti dia bangun dan gue ganggu, mending gue telepon Jovan sekarang.

Tidak lama kemudian, terdengar deringan telepon dari handphone Alexa. Ternyata sebelum perempuan itu menghubungi Jovan, laki-laki itu telah menghubunginya terlebih dahulu.

Takut jika Starla akan terbangun karena kebisingan yang dia ciptakan, Alexa pun memutuskan menepi agak jauh dari halte untuk mengangkat telepon. Dari jauh, matanya tetap mengawasi Starla yang masih dalam kondisi tertidur.

"Halo?" Sapa Alexa.

"Woi, Sa! Lo dimana? Tadi gue cari di rumah gak ada. Di rumah Starla, kah?" Sahut Jovan dengan nada bicara tidak sopan. Suaranya bahkan hampir memecahkan gendang telinga Alexa yang mendengarnya.

"Pelan-pelan, bangsat. Ceritanya panjang. Lo cepetan ke sini. Gue lagi di halte, yang kalau dari rumah Starla, sedikit bergerak ke arah utara."

"Hah? Halte? Ngapain lo di halt-"

"Ahh, sial." Maki Jovan saat sambungan telepon diputus begitu saja oleh Alexa secara sepihak. Jovan lalu menggaruk tengkuk lehernya dan mengacak rambutnya frustasi. Sudah satu jam lebih dia, Aldara, dan Candra mencari-cari keberadaan Alexa dan Starla yang entah kemana. Namun disaat ia hendak mendapat titik terang, Alexa justru memutuskan sambungan.

Jovan berjalan kembali ke arah mobil Candra. Aldara membukakan pintu mobil untuk Jovan masuk. Aldara bisa melihat raut wajah gelisah dari laki-laki itu setelah menerima telepon. Untuk menenangkannya, tangan Aldara terangkat untuk melingkar dan memeluk pinggang Jovan dari samping. Tidak hanya itu, Aldara juga menyandarkan kepalanya di dada bidang laki-laki itu. Membuat Jovan sedikit menampilkan senyuman kecil.

BAD LOVER [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang