43. PERTEMUAN BESAR

148 9 0
                                    

Part ini berisi klimaks dari bxbnya ya guys, dan beberapa chapter lagi kita akan menuju ending.

Selamat membaca dan jangan lupa vote! 😽

###

Semenjak kembalinya Aldara dari rumah sakit hingga pagi ini, Candra sama sekali belum beranjak dari tempatnya. Pria paruh baya itu masih setia menemani putra kesayangannya yang tengah terbaring lemas di atas kasur.

Candra tersenyum puas membaca balasan dari salah satu kontak tanpa nama yang tertera di layar ponselnya. Pria itu sudah menduga bahwa Sandra atau Alexa, tidak akan bisa menolak ajakannya bila itu berkaitan dengan Aldara.

Candra berdiri, hendak melangkah ke kamar mandi. Namun berhenti ketika merasakan tangannya ditarik oleh seseorang.

"Ayah jangan pergi," 

Kedua kelopak mata sipit Aldara perlahan membuka, bersamaan dengan lirikan matanya yang mengarah kepada sang Ayah.

"Enggak, Ayah gak kemana-mana, sayang," balas Candra lalu mengecup lembut punggung tangan Aldara. Aldara tersenyum lalu memeluk tubuh besar ayahnya dari samping.

"Ayah," Candra menatap lekat wajah anaknya. "Ayah nggak marah lagi sama Jovan, kan?" Candra diam.

"Jovan nggak salah, Ayah, yang salah itu San–"

Belum sempat Aldara menuntaskan kalimatnya, Candra sudah lebih dulu menutup mulut putranya menggunakan satu jari.

"Udah ya, sayang, nggak usah dibahas dulu. Kamu istirahat yang banyak, minum obat, biar cepat sembuh, oke?"

Merasa jika ayahnya memang sedang tidak ingin membahas, Aldara pun menurut. Laki-laki itu kembali menelungkupkan tangannya di samping badan, kemudian matanya memejam.

Setelah dirasa Aldara sudah tidur, Candra bersiap bangun. Ia menyingkirkan seperempat selimut Aldara yang menutupi tubuhnya seraya terus menatap putra kesayangannya.

"Maafin ayah, ya, lagi-lagi, ayah terpaksa bohong. Tidur, ya, Nak. Ayah pergi sebentar," pamit Candra lalu mengecup puncak kepala Aldara.

Tangan Candra kemudian meraih kunci mobil yang berada di atas nakas kamarnya, yang bersebelahan dengan kamar Aldara. Setelah itu, Candra mulai melangkahkan kakinya menuju pintu.

Ketika sampai di depan pintu, sopir Candra yang bernama pak Iyan, memberi tawaran seperti ini, "Mau saya antar, Pak?"

"Tidak usah, Yan. Kamu jaga anak saya saja. Saya gak lama, kok." Pak Iyan mengangguk kemudian bergerak membukakan pintu mobil.

Begitu sampai di gerbang, Candra tidak lupa berpesan kepada pak Rama untuk menjaga rumah sekaligus menjaga Aldara agar anaknya tidak lagi pergi. Bahkan, jika Aldara memberontak, Candra memperbolehkan pak Rama untuk melakukan apapun dengan satu syarat, yakni, tanpa kekerasan.

Aldara yang sebetulnya hanya berpura-pura tidur, mengintip dari dalam jendela lantai dua. Laki-laki itu tidak berani turun karena takut ayahnya akan semakin marah. Namun di dalam hati laki-laki itu bertanya, hendak ke mana ayahnya pagi-pagi seperti ini?

...

Kendaraan beroda empat yang Candra kemudi, telah sampai tepat di depan gerbang SMA Lentera Bangsa. Usai turun dan melapor ke bagian tamu harap lapor, Candra membawa masuk mobilnya sampai ke halaman depan. Candra tidak turun. Pria paruh baya itu bergegas menghubungi Alexa begitu sampai disana.

Sandra

Saya sudah sampai

Di tempat lain, mata Alexa menyipit, membaca satu nomor yang belum ia beri nama meski sudah berkirim pesan dengannya sejak semalam. Alexa yang sedang menikmati jam istirahat, harus merelakan waktunya demi menepati ucapannya kepada Candra.

BAD LOVER [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang