Kemarin siang saat matahari tengah terik-teriknya, Doyoung memilih menenangkan pikiran dan badan sekilas di rooftop.
Rooftop bagian tersepi dan sejuk bagi orang-orang dengan otak yang penuh pikiran. Memang sangat panas apalagi bila tak ada peneduh, tetapi setidaknya terasa tenang dan melegakan.
Malam ini saat semua member telah memasuki kamar kala menuju waktu istirahat, dirinya harus melakukan penerbangan undangan acara yang diselenggarakan oleh salah satu brand produk terkenal. (Sayang nyawa, sayang hak cipta, sayang Johnny Suh jadi maaf aku sensor)
Brand tersebut mengundangnya selain karena menggunakan beberapa produk dari brand tersebut. Dirinya akan diberi penawaran untuk menjadi brand ambasador.
Karena Doyoung adalah anak yang baik dan belum menyandang status lansia pikun, sehingga masih teringat dengan ajaran father, mother, kakek nenek dari sang mama, sekaligus nenek dari sang papa.
'Rejeki janganlah ditolak, karena belum tentu akan mendapatkan kembali. Penawaran itu hanya sekali, kesempatan berpikir adalah keberuntungan.'
"Doyoung-ie?"
"Oppa Doyoung!"
Doyoung dan pikiran yang larut, bahkan lelaki tersebut masih asyik bertopang pada pinggiran rooftop.
Park Sooyoung atau gadis akrab dipanggil Joy, yang merupakan nama panggungnya. Joy tak sendirian karena dirinya, bersama gadis gemas yang lebih muda darinya berasal dari warga negara seberang.
Ning Yi Zhuo, gadis kelahiran tahun 2002 dengan kewarganegaraan China. Gadis cantik pemilik badan ideal banyak perempuan, ini memiliki masa trainee selama empat tahun. Gadis ini memiliki nama panggung yaitu Ningning.
Ningning menggenggam lengan ramping Joy, dia ragu dan takut menganggu lamunan Doyoung.
Tetapi ketakutan Ningning tak dihiraukan Joy. Joy dan sifatnya yang santai selagi telah akrab. Joy menggandeng sang adik, agar menemaninya barangkali bisa lebih akrab, sehingga tak canggung kala diberikan projek bersama.
"Yak Kim Doyoung!"
Ningning membelalakkan mata terkejut. Suara Joy yang cetar membahana tak hanya bernyanyi, membuat Doyoung hampir saja terjatuh ke depan melewati pembatas rooftop.
Joy menahan Doyoung agar tak terjatuh, Doyoung menghela nafas lega tak jadi berpisah sebagai gelar anak rantau rahasia.
"Apa yang kau pikirkan sore hari sendirian di agensi?!"
Ningning mengedip-ngedipkan mata, heran tapi juga gemas dengan interaksi dua kelahiran 96. Joy mengatur nafas yang terengah-engah, setidaknya dia lega karena berhasil menahan pergerakan Doyoung.
Seperti biasa Doyoung dan hobinya, dia memutar bola mata gemas, lalu berkomat-kamit.
"Sooyoung-ah kau mau tahu suatu hal?"
"Apa? Aku cantik? Oh terimakasih Doyoung-ie."
Lagi dan lagi, Doyoung membuat ekspresi seakan hendak muntah, "Iyakah? Wah, aku terkejut."
"Tumben kau kemari Doyoung-ie? Bukankah tak ada jadwal?"
Doyoung kembali ke posisi awal menyandarkan pinggang ke pembatas, diikuti oleh Joy yang menarik Ningning agar tak menjelma menjadi batu.
"Ya benar, kemarin aku baru saja selesai jadwal. Hanya tadi dapat panggilan dari CEO dan manager saja."
Joy membelalakkan mata bahagia, "Woah, kau mendapatkan solo karir ya? Ah, selamat Doyoung-ie. Kutunggu makan-makannya."
Doyoung mengangguk-anggukkan kepala asal, "Terima kasih, Sooyoung-ah."
Doyoung melirik gadis yang baru pertama kali dirinya temui. Gadis cantik, imut, dan yeah badan yang indah. Aish otak lelaki nakalnya.
"Siapa kau?"
"Aku?" tanya Ningning memastikan.
Joy membuka mulut merasa konyol dengan perkenalan ini. Sepertinya rambu-rambu kesabaran Doyoung telah mulai tahap berbunyi.
"Aduh Doyoung-ie kau ini. Ini adik kita seperti Renjun-ie, Chenle, Yangyang, dan Dejun."
Doyoung mengangguk-angguk paham, menepuk-nepuk bahu Joy. Lalu menatap hangat dan tersenyum kecil ke arah Ningning.
"Aku pulang dulu karena harus menata barang."
"Kutunggu traktiranmu!"
"Hati-hati Oppa."
Doyoung melambai-lambaikan tangan dari belakang, sebelum menghilang menuruni tangga.
Persiapan Doyoung untuk menghadiri acara brand telah selesai. Dia telah berulangkali mengecek barang, agar tak ada yang tertinggal.
Kini tugas Doyoung yang belum dia lakukan, adalah berpamitan dengan kedua bayi jumbonya yang tak lain Jungwoo dan Jaehyun.
"Jungwoo-ah!"
"Jaehyun-ie!"
"Kim Jungwoo!"
"Jung Jaehyun!"
"Yak! Bukalah cepat! Hyung buru-buru. Hyung tahu kalian belum tidur!"
Empat pasang mata menyembul keluar, sebatas mengintip bukan langsung membuka pintu secara keseluruhan.
"Ada apa, Hyung?" kata Jungwoo dengan suara berpura-pura mengantuk, agar Doyoung tak mode Mama Dedeh.
Doyoung menggeleng-gelengkan kepala, tak bisakah minimal bila berbohong telah melakukan komunikasi? Bukan yang satu tak menyahut, seakan memperkuat bahwa Jungwoo hanya berkilah.
"Jaehyun-ie."
"Ya Hyung?"
"Apakah adik kita jujur?"
Jaehyun melirik Jungwoo yang tengah menggodenya. Doyoung jadi memiliki ide cemerlang.
"Ingat kata Oma Ta?" ucap Doyoung memancing reaksi kedua adiknya. (Oma Ta = Sebutan buat Nenek dari Mother Gigi. Pengen pakai real tapi takut salah tulisan."
"Dasar bujang-bujang pelupa. Oma Ta bilang kalau cucu-cucunya salah satu berbohong, maka saat bertemu dengan Oma Ta tak akan mendapatkan sesuatu. Jadi ayo jujur!"
Jungwoo menggeleng ribut agar Jaehyun tak mengatakan yang sesungguhnya. Saldo Jaehyun memang telah gemuk, tetapi bila ditambah semakin gemuk untuk apa menolak?
"Kami tadi selesai mengisi energi dengan..."
"Dengan apa?"
"Melihat video Cipung, Hyung."
Cipung oh Cipung, balita sangat menggemaskan dengan sejuta kepintaran yang membuat dirinya ikut bangga. Tetapi juga memiliki tanda tanya sangat besar.
"Kalian--"
"KIM DOYOUNG!"
Ketiga putra dari Raffi Ahmad langsung terperanjat terkejut, mendengar keras dan menggemanya suara sang manajer.
"Kau ini kucari di kamar tak ada justru membangunkan member lain! Ayo sebelum kau terlambat pesawat."
Jungwoo tersenyum lebar sangat bahagia, dirinya merdeka dari Omelan Doyoung. Doyoung yang melihat reaksi sang adik seketika memelototkan mata memberikan ancaman.
"Nantikan Hyung selesai dinas kali ini," ucap Doyoung dengan tanpa suara dan sebatas pergerakan bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Father and Mother (Tamat)
Fanfic🚨Ninu ninu ninu tet tet note peringatan mau lewat🚨 Peringatan 🚫Cerita hanyalah fiktif belaka dari kehaluan. Dimohon sebesar cintaku pada Johnny Suh, untuk cerita ini tidak dihubungkan ke alam realita 🚫 Selamat membaca dari Johnny Suh dan saya se...