Pengumpulan Barang Bukti

270 18 7
                                    

Ada yang herman kenapa tanggal 27 Januari tamatnya? Singkatnya supaya aku mudah ingat jadi gabungin aja tanggal tamat sama ultahku muehehehe. Happy reading dan selamat menunggu tanggal 27 Kakak-kakak.

************

Rooftop menjadi satu-satunya ide dari perwakilan member, yang menurut Taeyong lebih aman dibandingkan kafe, restoran, kedai pinggiran, ataupun agensi. Taeil dan ketiga adik kelahiran 1995 terlebih dahulu menjadi penghuni rooftop.

Kun, Chenle, dan Jisung menjadi member berikut setelah Taeil, Taeyong, Yuta dan Johnny.  Tak berselang lama bahkan tidak hingga hitungan menit, pasukan 99 line berganti menekan kenop pintu rooftop. Taeyong menghitung jumlah membernya yang masih belum menampakkan batang hidung. Asyik memastikan jumlah sekaligus mengingat-ingat membernya, derit pintu nyaring kembali menyapa indera pendengaran.

Jaemin menyumbulkan kepala terlebih dahulu, memastikan apakah sudah ada yang datang atau belum.

"Bagaimana Na, apakah sudah pada datang?" tanya Yangyang.

"Wah, sepertinya kita termasuk terlambat deh," celetuk Haechan kala ikut menyembul kepala bukan langsung masuk.

"Apakah kalian habis dari taman bermain dan cemong hingga hanya mengintip saja bukan masuk?" tegur Johnny.

Jaemin dan Haechan menjadi pelaku utama mengintip, seketika hanya terkekeh kikuk seraya mengusap tengkuk tak gatal. Haechan masuk terlebih dahulu lalu disusul Jaemin, Jeno, Renjun, dan Yangyang. Taeyong menghitung kembali, dan kening spontan langsung dibuat mengernyit.

Taeil sedari tadi menatap lisan Taeyong berkomat-kamit menghitung pun, tak mampu lagi menahan rasa penasarannya, "Ada apa, Tae? Mengapa kau tak henti-henti menghitung member?"

Taeyong menghentikan pergerakan bibirnya dari menghitung member. "Member grup kita ada apa? Mengapa aku melihat seperti ada yang belum tiba?"

"17 Taeyong Hyung," balas Jeno mewakilkan.

"Loh-- Ah, tidak jadi. Aku lupa apabila Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo Hyung menjadi target kita." Chenle semula hendak mengingatkan perbedaan hasil hitungannya dengan jawaban Jeno seketika menggunci kembali mulutnya.

Beratnya pintu berbahan seng digunakan untuk rooftop, seakan tak ada apa-apanya bagi tenaga dua lelaki menjadi bahan tanda tanya Taeyong. Kelima belas member kompak dibuat terperanjat, beberapa telah meneriakkan umpatan dan yang lain hanya berani bergumam.

"Habis darimana saja kalian?" Yuta dan Johnny selaku dua member terlebih dahulu menormalkan keterkejutan, seketika kompak bertanya ke dua orang baru tiba setelah dinanti selama hampir satu jam.

Ten dan Winwin meminta dispensasi untuk mengatur pernafasan keduanya terlebih dahulu. Mereka mengaku apabila sangat salah karena melupakan jadwal membahas hasil pengecekan. Mereka terlalu larut quality time di salah satu pusat perbelanjaan, dan beberapa tempat semasa mereka masih menjadi trainee agensi.

"Maafkan kami. Kami hampir lupa untung Winwin tiba-tiba teringat sehingga kita langsung menaiki tangga ke rooftop."

"Sudahlah mari kita bahas hasil pengecekan dua hari saja."

Suasana area rooftop mulai terasa sunyi tanpa ada bersenda gurau, hanya beberapa member saja bermain ponsel menanti topik dimulai.

"Terus terang saja kita yang hari pertama tak menemukan bukti apapun. Kurasa Doyoung terlalu rapi menyembunyikan. Bagaimana dengan kau Na, No, Jie?"

Ketiga pemilik nama menggelengkan kepala kecewa dengan diri sendiri karena telah gagal. "Kami juga tidak menemukan, Hyung."

" Aku tak begitu yakin tetapi aku menemukan selembar foto kecil berisikan lima orang."

Penjelasan Chenle tiba-tiba membuat seluruh pasang mata menatap ke arahnya. Chenle meraba-raba saku lalu menyerahkan foto dia temukan di sekitar lift ke tengah. Semua member mengamati dari kejauhan, menatap satu persatu tiap wajah hingga menangkap hal dicurigai Chenle.

"Foto ini tidak terlihat mencurigakan untuk dijadikan bukti," sanggah Ten bingung.

Tidak sependapat dengan salah satu Hyung-nya. Haechan meminta izin untuk mengambil foto, lalu diamati lebih dekat. Boom! Netranya menemukan kejanggalan dicurigai oleh Chenle. Foto ditemukan Chenle memanglah foto lama, tetapi firasat Haechan mengatakan bila di foto ini terdapat tiga orang dekat dengan mereka semua, serta pasutri sempat mereka temui walau sekilas.

"Ada apa Haechan-ah?" Johnny melihat maknae NCT 127 menatap sejeli itu, justru dibuat penasaran dengan apa berhasil ditemukan.

"Apakah kalian semua yakin apabila foto ini tidak janggal?" Bukannya menjawab pertanyaan Johnny dengan penjelasan. Haechan justru melemparkan pertanyaan netral untuk dijawab seluruh member.

"Baju salah satu putra di sini agak menyerupai milik Jaehyun."

"Paras aku duga si bungsu di sini juga mirip Jungwoo Hyung."

"Tapi kok aku malah teringat balita bernama cilung, ya?"

"Cipung!" teriak para member mengoreksi perkataan Hendery.

Kebetulan member mengoreksi telah hafal dengan ciri khas dimiliki si bungsu salah satu artis papan atas negara maritim itu. Hendery terkekeh mendengar kekompakan teman satu grupnya.

"Putra lebih besar ini sangat perpaduan suami istri di belakangnya."

"Ah! Pasutri ini... Pa--pasutri yang menyambut kita kala masih di parkiran travel bukan?"

Taeyong meminta alih foto agar bisa diamati lebih rinci, sekaligus simpan barangkali benar-benar mampu menjadi barang bukti.

"Apakah ada bukti lain?"

"Aku menemukan fotokopi akta kelahiran telah digunting perbaris. Tapi aku hanya menemukan dua baris tapi kebetulan sangat penting." Winwin menyerahkan bukti beruntung tidak hilang walau dia bawa kala keluar bersama Ten.

Lagi-lagi tengah meja bundar di rooftop menjadi titik pengumpulan barang. Kening mereka mengernyit kala membaca bahasa asing bagi mereka. Beruntunglah tulisan kecil dengan bahasa Inggris masih membantu.

"J-a-m-a-l M-a-l-i-k A-h-m-a-d?" Baca Taeyong secara perlahan.

Netra dan telinganya terasa tak asing, otak bekerja memastikan kebenaran apakah asing atau tidak. Netranya terbelalak kala sang otak menemukan jawaban. Member dengan lesung pipi dalam, kelahiran 1997 seketika terbesit di benak.

"Jung Jaehyun!"

"Huh? Apa hubungannya dengan Jaehyun?" tutur Winwin penasaran.

"Bukankah Jamal adalah nama Indonesia dibuat oleh fans?" Ingatan Yuta berputar mengingat-ingat nama dieja oleh sang leader.

"Tapi ini aneh mengapa tertulis apabila putra kedua? Bukankah Jaehyun adalah anak tunggal?"

Penuturan Ten membuat para member kian tak tahan untuk mencari waktu pas berbincang dengan ketiga member dicurigai.

Father and Mother (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang