Mendengarkan?

250 11 0
                                    

Manager tak henti-henti dibuat curiga dengan keheningan melanda NCT. Ntah dirinya melewati topik penting para anak didik, atau para anak didiknya yang pintar menyembunyikan suatu hal. Semua jawaban yang diutarakan manager NCT lain berkata apabila juga tidak tahu.

Bahkan mereka heran dengan Doyoung diketahui, tak lagi tidur bersama manager pusat melainkan tidur bertiga dengan Jaehyun dan Jungwoo. Taeyong? Ah, bahkan sang leader pun sama saja memilih bungkam, kian membuat bingung. Para member NCT yang lain juga berseragam memberikan reaksi sama.

[Abang kalian beneran gak pa-pa? Kok tumben tiap Mas Jamal sama Bang Juan pasti ada Aa biasanya kan Aa beda kamar. Tapi Mama lihat satu bulan ini kalian bertiga terus. Ada yang kalian sembunyikan ya?]

Naluri seorang ibu tak pernah luntur walau jarak memisahkan mother Gi, bersama ketiga bujang rantau. Dia selalu merasa ada yang janggal walau jarak Indonesia dan Korea Selatan jauh. Doyoung tengah bersandar pada kasur dengan duduk di bawah seketika menghela nafas lelah, Jaehyun hanya menunduk, Jungwoo tengah memegang handphone pun kian bingung harus menjawab jujur atau berbohong. Ketukan pintu berulangkali akhirnya terdengar oleh ketiga penghuni kamar itu.

"Ma, ada yang mengetuk pintu kamar Abang sama Mas, nanti Abang telfon lagi ya."

[Iya jangan lupa bercerita kalau--]

Penasaran dengan siapa berulangkali mengetuk pintu tanpa jeda, membuat ketiganya mengabaikan kalimat terakhir mother belum selesai terucap. Ketiganya bahkan tak sadar apakah telah mematikan panggilan video, atau sebatas menelungkupkan handphone belaka.

"Ma--manager nim!" pekik Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo tak menyangka.

Sekian lama kamar mereka sunyi hanya dengan ketiganya. Akhirnya salah satu manager NCT kemari. Ketiganya saling lirik sekilas mencurigai alasan kedatangan.

"Bolehkah Hyung masuk?"

"Eoh?"

"Ah, silakan Hyung," tutur Jaehyun mempersilakan.

Manager nim tercengang kala tiba-tiba dua ranjang solo jadi tergabung di tengah, dengan diberi penengah guling terlalu panjang dan empuk agar tak merasakan jarak. Rasa curiga kian menyeruak dengan keadaan anak-anak didiknya.

"Doy, mengapa kau tidur di sini?"

"Jae, Jungwoo, ceritakan pada saya."

"Ka--kami--"

"Mereka menyembunyikan rahasia besar tidak kita semua ketahui Hyung!" celetuk Taeil bersama Mark dan Haechan di depan pintu kamar Jaehyun Jungwoo.

Manager-nim bergeming terpaku dengan apa yang diucapkan Taeil. Dia menatap tak menyangka ke Doyoung, Jaehyun,dan Jungwoo.  Penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi membuat manager meminta Taeil masuk, dengan Haechan diminta untuk memanggil memanggil NCT 127 sebagai wakil yang menjelaskan.

"Jadi bagaimana cerita sesungguhnya? Apakah ini alasan kalian kompak hanya diam kala ditanya mengapa grup terasa canggung? Inikah alasan mengapa Doyoung pindah tidur kemari? Dan apa hubungannya dengan Jaehyun dan Jungwoo hingga terlibat?"

Yuta dengan santai bersandar daun pintu kamar. Dia menyimak bersama Johnny di sampingnya. Senyum kesal dan kecewa pada kedua member penjaga pintu kamar Jaehyun Jungwoo.

"Mereka bertiga adalah saudara, Hyung. Doyoung bukanlah anak bungsu, Jaehyun bukan anak tunggal, Jungwoo bukan anak kedua melainkan putra tengah memiliki dua adik masih sangat kecil. Orang tua mereka juga kami kenal bahkan Taeyong-ie bertemu beberapa kali," jelas Yuta jengah pada kebisuan.

Manager menatap tak menyangka satu persatu anak didiknya. Dia merasa lalai dan bodoh hingga tak menyadari masalah terjadi. Dia terlalu menulikan pendengaran kala rekan manager NCT juga sempat curiga.

Manager-nim menghela nafas panjang tak ikut terbakar emosi. "Mengapa kalian berbohong, Jaehyun, Jungwoo, dan Doyoung?"

"Ka--kami takut dikira menumpang nama orang tua kami."

"Kami takut dijadikan anak emas karena father mother menjalin kerjasama dengan agensi."

Manager-nim mengusap kasar wajah. Dia memaklumi kecemasan dialami Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo yang ada benarnya. Tetapi mengapa harus terkuak setelah sekian lama? Bagaimana sikap harus diambil?

"Baiklah Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo untuk  masalah kalian biar saya bicarakan pada agensi dulu. Dan kalian... Siapa lagi yang mengetahui kenyataan ini?"

"Semua member NCT sekarang Hyung," ungkap Haechan.

Manager-nim tersenyum kecut, pantas saja kedua puluh member terasa canggung ternyata karena ini.

"Kalian-- Untuk keputusan sekarang kalian saya bebaskan aktivitas solo. Aktivitas grup dimulai setelah titik terang didapatkan. Saya harap kalian tidak masih saling diam-diaman. Saya tahu kalian kecewa, tetapi apakah enak hubungan sejak trainee menjadi mengeras?"

Teguran manager menampar telak mereka berada di kamar Jaehyun dan Jungwoo.

"Tapi kami kecewa Hyung!" protes Johnny dengan berani.

"Kecewa sudah tentu, John. Tak ada yang kecewa kala kebohongan baru terkuak sekian lama. Kalian adalah sekumpul lelaki dewasa, saya yakin bisa memilah tindakan dan suara hati."

Father and Mother (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang