Bandara Korsel

461 14 0
                                    

WARNING!!!!
Last part dimohon baca pelan-pelan sayang🙏

Incheon internasional airport atau bandara internasional Incheon kembali keluarga Andara tapaki. Pelukan tak kunjung terlepas dari tubuh Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo yang bergantian diberikan oleh Mama Gigi. Tatapan kesal lalu berubah menjadi tatapan cemas Mama Gigi berikan.

Beberapa kali Mama Gigi juga menatap lekat-lekat ketiga bujang keras kepalanya. Rasa tak tega dan tak kalah keras kepala bersandang. Tetapi melihat keyakinan putra-putranya membuat Mama Gigi memutar keputusan.

"Kalian sungguh-sungguh tak ingin ikut Mama Papa saja?"

Rafathar meletakkan tablet semula dia gunakan untuk bermain game. "Mama telah menanyakan pada Aa, Mas , dan Abang berulangkali loh."

Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo tersenyum hangat menanggapi protesan kesal sang adik. Melihat sang putra membela keempat kakaknya, membuat Mama Gigi sudut hatinya terasa hangat.

"Kan Mama--"

"Eh-eh itu yang dibahas beneran ya?"

"Gak nyangka banget sih Jaehyun ternyata anak kedua bukan tunggal."

"Jungwoo gue kira bungsu malah anak tengah."

"Tapi masa sih alasannya se-klasik itu? Gak mau numpang nama orang tua bukan kabar dari pihak temen lo di agensi SM itu?"

"Iya kabarnya gegara gak mau numpang nama ortu dan dapat kebijakan khusus."

"Btw bener ya orang tuanya yang sempat ngundang mereka bertiga?"

"Menurut gue iya sih setelah dilihat tuh video mereka secara berulang."

"Pantas aja dong si anak dikira putra sulung pasutri itu mirip Jaehyun."

"Tapi kabar agensinya gimana?"

"Ka--"

Membicarakan orang di belakang memang membuat dosa. Tetapi membicarakan orang di sekitar, tanpa kehadiran disadari bukankah membuat kesal? Telinga kita terasa pedas bak hati ikut terbakar emosi. Papa Raffi memang menyimak interaksi keluarga kecilnya, tetapi handphone dan earphone tak henti-henti menerjemahkan apa yang dikatakan warga sekitar. Ditemani dengan translator ikut menemani perpisahan, Papa Raffi menghampiri orang-orang membahas putra-putranya.

"Yak! Mengapa kalian berbisik?!"

"Ayo dong tanyakan langsung pada orang di hadapannya!"

"Masak nyali kalian hanya sebatas mencibir dari belakang!" ucap translator mewakilkan isi hati Papa Raffi yang membisikkan dirinya.

Ketiga orang tetapi dengan mulut seratus seketika dibuat bergeming setelah mendengar dikatakan translator. Nyali ketiganya hanya berlaku untuk membicarakan dari belakang membuat Papa Raffi terkekeh. Mama Gigi, DoJaeJung, Rafathar, dan Rayyanza seketika menyusul.

"Ada apa, Pa?"

"Sst-sst beneran deh kayaknya."

"Tapi visual semua woy."

"Bener-bener mirip mereka berlima sih."

"Wah sudah membicarakan di belakang tanpa mengaku di hadapan orang tuanya, tetapi tidak takut-takut untuk melanjutkan ya!" celetuk Taeyong tiba-tiba muncul dari arah pintu.

Tak hanya Taeyong seorang diri, melainkan kelima member, manager, dan pengawal ikut menemani. Taeyong, Taeil, Johnny, Yuta, Mark, dan Haechan membungkuk sopan ke father dan mother secara bergantian. Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo saling pandang, melemparkan kode penuh tanda tanya di benak.

"Hyung, jangan tegang," canda Haechan terkikik melihat ekspresi Doyoung.

Kecanggungan dan kesalahan masih terbayang membuat Doyoung hanya terkekeh kaku.

"Salam kenal, Pa--"

"Kalian bisa panggil kami Mama dan Papa juga," sela Papa Raffi. Mama Gigi sempat melirik Papa Raffi dengan ujung matanya. Hatinya bergelut perang, melihat orang-orang menyebabkan ketiga putranya hingga mabuk.

"Papa!" tegur Mama Gigi. Papa Raffi menggenggam tangan sang istri agar lebih tenang. Jaehyun ikut menemani sisi kanan sang Mama masih kosong.

"Kami tahu apabila kami telah salah dan terlambat menyampaikan keputusan. Tetapi kami melakukan hal demikian, juga dengan maksud agar Do--Ah maksud saya D--Di--Dimas, Ja--Jamal, dan J-u-a-n memiliki waktu berpikir."

"Kami mohon maaf karena lancang membongkar kamar ketiga putra kalian."

"Kami juga mohon maaf telah mendiamkan--"

"Dan membentak DJJ, Yuta Hyung," tambah Mark mengingatkan.

Taeyong mengode para member agar kembali membungkuk sebagai permintaan maaf.

"Selain permintaan maaf kami sampaikan demikian tadi. Agensi memberikan penawaran menurut kata hati pihak saja. Silakan katakan bila telah memiliki jawaban, apabila belum maka kami akan memberikan waktu lebih," jelas sang manager pusat.

Atmosfer seketika terasa menegangkan. Paras telah tak asing membuat mereka dijadikan objek fokus massa. Beberapa berbisik penasaran dengan topik dibahas.

Mama Gigi menatap cemas Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo. Yang ditatap justru menatap Papa Raffi meminta kekuatan. Papa Raffi mengangguk-anggukkan kepala tipis. Apapun keputusan akhir ketiga bujangnya, dia yakin bahwa itu adalah keputusan terbijak ketiganya pilih dan sepakati.

"Bolehkah kami kembali ke NCT?"

"Doyoung Hyung!"

"Doyoung-ie!"

Taeyong, Taeil, , Johnny, Yuta, Mark, dan Haechan seketika berlari mendekap Doyoung.

"Tetapi kami juga memiliki keputusan tambahan," ungkap Jaehyun membuat pelukan pada si sulung terlepas.

"Katakanlah saja Jaeh--Ah maksud saya Ja--Jam--Jamal?" perintah manager masih tak biasa dengan nama Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo.

"Juan kau saja yang katakan," pinta Jaehyun.

Jungwoo mengangguk patuh menyetujui. "Kami mohon lima tahun setelah ini... Kami pensiun dini. Kami ingin kembali menghabiskan waktu bersama keluarga. Kami rasa adik bungsu kami juga harus mengenal ketiga Aa, Mas, dan Abangnya pernah menjadi anak rantau bertahun-tahun ini."

Manager memandang Jungwoo, kepalanya mengangguk-anggukkan kepala berulang. Bukan anggukan kepala yang pasti, melainkan dia tengah menghitung kemungkinan jawaban. "Maaf tapi untuk topik ini akan dibahas lanjutan saat masanya."

"Selamat datang kembali di NCT!"

"Pabo! Mereka tak pernah keluar dari NCT!" tutur Johnny menegur perkataan Haechan.

Mama Gigi tersenyum haru melihat interaksi ketiga putranya bersama para teman. Hati semula ragu seketika yakin. Kini PR-nya hanyalah berdoa dan menanti keajaiban lima tahun akan datang. Dia juga berharap identitas sesungguh putranya telah terkuak tak memperburuk keadaan.

***********

Dor🎇 Tamat hore🥳 Terimakasih sebanyak-banyaknya untuk yang telah membaca cerita Father and Mother. Terimakasih atas segala dukungan diberikan. Terimakasih untuk telah membantu promosi dan review jujur di sosmed. Mari bertemu di season 2 dan 3. Ayo ketemu juga di 'The Visual Family' dengan NCT 127 X Andara, atau 'Kembar Beda Generasi' dengan ketemu Doyoung dan Cipung.

'My Daddy Is Superhero Idol' juga akan balik, siap dikunjungi buat yang pengen ngintip interaksi Mark Mali nih. Sebenarnya aku juga punya cerita tentang Bubu pas pake sarungan hahaha.

Father and Mother (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang