Doyoung baru saja tiba tadi malam, lebih tepatnya pada pukul sebelas malam. Jam dimana para member telah melalang buana di alam mimpi.
Kecuali apabila telah berjanjian untuk melakukan nonton bersama, main game bersama, ataupun jalan-jalan ntah kemana.
Oleh-oleh ataupun titipan member lain telah Doyoung titipan ke manager, tetapi untuk dua member terkhusus akan dia berikan secara langsung.
Member khusus siapa? Jawabannya tentu saja si dua J, adik kandung kesayangan sekaligus mengesalkan tetapi satu rahim dan satu pabrik. Jungwoo Jaehyun atau Juan Jamal.
Sebelum memberikan oleh-oleh Doyoung berulangkali menatap handphone-nya. Aneh sangat amat aneh, biasanya sang mama akan cerewet dengan proktektifannya. Sang Papa dengan godaan untuk mencari calon mantu, tetapi ntah mengapa kali ini berbeda dan handphonenya hampa.
Dia mungkin telat memberitahukan, tetapi pasti dua krucilnya telah memberi tahu tepat waktu. Mengingat Jungwoo sangat gembira setiap telfon dari Indonesia selalu menghubungi (Maaf hanya berlaku untuk father dan mother, tidak untuk sasaeng).
"Loh kau masih di sini, Doyoung-ah?"
Bak orang lanjut usia jantungan, Doyoung terlonjak terkejut. Dia menoleh ke belakang memastikan siapa yang memasuki kamarnya.
Doyoung menghela nafas lega. Ah, dirinya pikir siapa, ternyata yang masuk adalah partner tidur sekamar yang tak lain sang manajer.
"Manager-nim," sapa Doyoung dengan membungkuk sopan.
"Kau baru tiba tadi malam, dan hanya tidur beberapa jam. Istirahatlah saja hari ini tak apa-apa, kebetulan tak ada jadwal bukan?"
"Benar manager-nim tak ada jadwal grup, unit, ataupun solo."
"Nah istirahat saja. Ah, itu untuk Jungwoo dan Jaehyun?" tanya manager sembari menunjuk beberapa paper bag di sekitar kasur Doyoung.
"Terimakasih perhatian anda manager-nim. Benar ini milik mereka manager."
"Kemarikan biar aku bantu berikan. Kau istirahatlah!"
"Saya sudah merasa cukup istirahat hingga tak mampu tidur lagi manager. Kebetulan juga ada yang ingin saya sampaikan, jadi biar saya berikan sendiri saja."
Sang manager hanya menganggukkan kepala, dia tak lagi ingin bak memaksa beristirahat. Bisa saja anak asuhnya ini memang telah cukup beristirahat.
"Baiklah segera berikan sebelum para member mungkin akan pergi."
Doyoung mengernyit bingung, pergi lagi? Pergi kemana? Doyoung diceritakan bila Jungwoo dan Jaehyun diajak keluar, bersamaan tetapi mereka memilih keluar secara bergantian.
Hm bagus-bagus, kedua adiknya mendengarkan petuahnya. Jangan pergi keduanya karena dikhawatirkan mama Gigi dan papa Raffi menelfon, ataupun ada paket dari Mama dan papa.
"Ya sudah manager-nim kalau begitu saya izin permisi ke kamar Jaehyun Jungwoo."
"Ya hati-hati."
Seperti kegiatan yang dilakukan kala di kamar, Doyoung berjalan dengan tak fokus. Bahkan bahunya terbentur dengan lift.
Kyuhyun Super Junior, lelaki ini semula berniat ke dorm NCT. Lebih tepatnya atas perintah keempat Hyung, dengan keempat member Dream yang telah dianggap seperti anak ataupun keponakan sendiri.
Kyuhyun disuruh oleh Siwon, Donghae, Eunhyuk, dan Shindong untuk ke kamar Haechan, Jeno, Jaemin, dan Jisung. Katanya orang tua mereka memberikan banyak makanan, lalu keempat temannya teringat dengan mereka.
Ah, dia jadi ingin junior yang satu frekuensi apalagi mirip dengannya. Dia sebenarnya tengah gemas dengan Chenle, si sultan seperti Siwon tetapi tetap memilih bekerja keras bukan enak-enakan.
"Kim Doyoung?"
"Eoh? Kyuhyun Hyung."
Hidung Kyuhyun dibuat kembang kempis, walaupun telah memiliki dua keponakan sangat aktif. Di usia yang seharusnya juga telah menggendong buah hati, tetapi panggillan Hyung masih serasi dengannya.
"Kau benar Doyoung kan?"
"Ya Hyung, tapi aku bukan Doyoung agensi sebelah."
Kyuhyun mencerna candaan Doyoung, selesai mencerna dengan pasti, dia menepuk bahu Doyoung merasa gemas.
"Kau ini lucu sekali wahai anak muda."
"Hyung hendak kemana?"
"Ah, ini ke kamar 3J NCT Dream dan Haechan."
"Dari Siwon, Donghae, Eunhyuk, Shindong Hyung lagi?"
Lagi? Ya, karena Doyoung berulangkali mendengarkan cerita adik-adiknya bila telah dianggap anak, saudara, ataupun keponakan para senior gen 2.
"Sesuai tebakanmu. Kau sendiri hendak kemana dengan banyaknya barang kau bawa?"
"Ke kamar Jaehyun dan Jungwoo, Hyung. Ah, Hyung permisi aku duluan."
Kyuhyun tersenyum dan mengangguk, menerima kehangatan dan kesopanan sikap Doyoung.
Doyoung mengetuk-ngetuk pintu kamar Jaehyun dan Jungwoo. Kakinya pegal berdiri karena tak kunjung dibukakan pintu.
Doyoung telah menelfon kedua adiknya secara bergantian, tetapi hanya dibalas sahutan bak Limbad.
"KIM JUNGWOO! JUNG JAEHYUN!"
Akhirnya pintu terbuka setelah sekian lama Doyoung menunggu. Wajah Jungwoo yang semula lesu, seketika berbinar kala melihat ke tangan Doyoung.
"Ayo A. Masuk A, biar Juan pijitin."
Doyoung dan stok kesabaran, lelaki tersebut menatap datar sang adik. Lalu menyentil lembut dahi Jungwoo.
"Nih bawa masuk dan bagi rata dengan Jaehyun. Lalu kalian bergantilah baju karena hendak AA ajak keluar."
Melupakan Doyoung yang masih berdiri di depan pintu. Doyoung masuk dengan kedua tangan yang penuh oleh - oleh.
"Aa ini dari Aa Dimas. Ayo ganti baju A, Aa Dimas ajak keluar!" seru Jungwoo kegirangan.
Jaehyun menata terlebih dahulu paper bag dari Doyoung. Doyoung mengajak kedua anak ayamnya ke kafe, yang menyediakan alkohol kadar rendah
"Apakah selama Hyung tak bersama kalian father dan mother menghubungi?"
Jungwoo menatap Jaehyun agar mewakilkan menjelaskan.
"Ya mother GI dan father Fi sempat menghubungi Hyung. Mereka juga menanyakan Hyung dimana."
"Tapi Hyung kau tahu?"
"Tidak tahu, tetapi Hyung mohon habiskan dulu isi di mulutmu, Jungwoo-ah."
Jungwoo mempercepat kunyahannya demi menjelaskan ke Doyoung. Jaehyun mengulurkan tangan memberikan segelas teh milik Jungwoo.
"Ada suara bayi menangis, Hyung. Dan Mbak-mbak pengasuh Rafathar berteriak agar Mama Gigi segera menghampirinya."
Doyoung mematung, lidahnya kelu hendak mengatakan apa. Apakah ini pertanda kecurigaan mereka adalah benar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Father and Mother (Tamat)
Fanfic🚨Ninu ninu ninu tet tet note peringatan mau lewat🚨 Peringatan 🚫Cerita hanyalah fiktif belaka dari kehaluan. Dimohon sebesar cintaku pada Johnny Suh, untuk cerita ini tidak dihubungkan ke alam realita 🚫 Selamat membaca dari Johnny Suh dan saya se...