Pembicaraan Di Kafe

247 12 0
                                    

Ninu ninu ninu tot tot trotot dut tot dut. Baru tanggal 26 padahal aku bilangnya 27 ya  muehehehe. Izin update ya Kak soalnya tangan gatel update nih Kakak-kakak. Ciyap atau siap nih? Baca pelan-pelan yuk sebelum baca bab paling akhir. Dimohon baca sampai pengumuman di paling bawah pada bab paling akhir.

**********

Akhir pekan menjadi waktu senggang sekaligus hari terdekat dipilih Taeyong. Dan sukses disepakati para member, sebagai hari mengutarakan apa yang mereka pendam kepada ketiga pelaku. Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo-- Merekalah yang membuat ketujuh belas member kian tak sabar mendengar rangkaian kalimat ketiganya.

Rasa antusias membuat hati kian tak sabar, menanti jawaban dan menyimak reaksi diberikan. Mereka penasaran dengan bukti akan mengarah ke kecurigaan belaka, atau bukti mengarah ke realita. Kira-kira manakah yang benar? 

"Hyung, apakah Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo Hyung benar-benar akan tiba? Bagaimana bila mereka justru melarikan diri karena mengetahui barang-barang kita jadikan bukti?" tanya Mark merasa cemas, takut, tetapi juga penasaran hingga kesabarannya tak tersisa.

Taeyong sedari tadi pun resah dengan keraguan, apakah DoJaeJung akan tiba di kafe atau tidak seketika fokus kepada salah satu membernya. Netra semula antara menatap ponsel dan pintu masuk seketika membuat suasana hening menanti jawaban sang leader.

"Aku tidak begitu yakin tapi--"

Akhirnya pembuka pintu masuk kafe dinanti-nanti sedari tadi, akhirnya tiba dengan nafas tersengal-sengal dan raut rasa bersalah. Baik Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo memang tak ada yang mengetahui apa hendak dibahas.

Tetapi mengapa degup jantung mereka menggila? Apakah ini titik kecurigaan berhasil ditemukan? Bagaimana keputusan sang leader setelah mengetahui? Se-kecewa dan terkejut apa para member?

Ketiganya saling pandang sekilas, setelah berlarian dari mencari parkir di luar menuju ke dalam kafe.

"Hyung, aku khawatir," keluh Jungwoo mengadu pada kedua Hyung-nya.

"Kita pun sama Jungwoo-ah," jawab keduanya dengan berbisik.

Kun memberi kode agar Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo duduk di sekitar member WayV dan Dream saja. Mengingat apa yang dia takutkan sejak semalam, hingga tak bisa tidur memiliki kemungkinan terjadi pada hari ini. Mimpi buruk atau sekelebat adegan terbesit kala hampir terpejam.

Dimana Taeil si member kalem, pendiam, nan sabar bisa meluapkan emosi. Taeyong, Yuta, dan Johnny terkenal saling takut satu sama lain hingga ditakuti para member NCT lain pun juga ikut terbangkit emosinya.

Ten meminum pesanannya sebelum berniat memecahkan keheningan. "Permisi, apakah kita hanya akan bermain keheningan? Taeyong-ie Hyung."

Taeyong tengah berperang menyinkronkan hati dan otak seketika tertampar dengan teguran Ten. Taeyong menghela nafas panjang. Tak pernah terbayang apabila grupnya menghadapi situasi lebih sulit dari skandal palsu apalagi bullying.

Masalah kali ini membuatnya bimbang memilah keputusan. Ingin meminta saran manager bisa berujung CEO dan pihak lain di agensi tahu berujung menambah ramai. Tak diberi tahu tetapi dia yang tak tega sekaligus bimbang dengan keputusan.

"Hm... Maaf tapi sebenarnya ada apa ini sebenarnya? Apa yang Ten maksud Taeyong-ah?" tanya Doyoung penasaran.

Taeil selaku member tertua di NCT, yang mulai jengah dengan topik terombang-ambing kepastiannya, seketika mengeluarkan paksa bukti-bukti disembunyikan Taeyong di bawah kursi. Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo kian kebingungan dengan detak kian menggila kala melihat Taeil menunduk.

"Jamal Malik Ahmad."

Pemilik nama dimaksud seketika mematung, wajahnya bingung harus berekspresi. Dia membasahi bibir tiba-tiba kering lalu menatap Doyoung dan Jungwoo yang mengapitnya. Wajahnya berubah menjadi pucat pasi dengan benak terselip alarm siaga.

"Ya, kami semua tahu apabila nama Indonesia yang diberikan pada fans adalah Jamal. Tetapi Jaeh, mengapa ada Malik Ahmad? Siapa kau sebenarnya?" Taeil menuntut jawaban sejujur mungkin dari lisan ketiga lelaki telat toba.

"Mengapa juga tertulis second child (anak kedua), sedangkan kami, agensi, dan publik ketahui kau adalah anak tunggal!" Menyusul Hyung tertua berani menyuarakan isi otaknya, Johnny juga ikut menuntut jawaban.

"Apakah anak pertama adalah di foto ini?" imbuh Yuta menambah pertanyaan belum dijawab sebelumnya.

"Dan Jaehyun-ie sebenarnya memiliki adik?" Rangkaian kalimat tanya kian memanas kala Winwin menambahkan. Dia memang telah bulan menjadi bagian unit NCT 127, tetapi dia juga kecewa serta terkejut dengan hal disembunyikan sang sahabat.

"Ayo jelaskan!" pekik para member kompak berteman bersama geram.

Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo bergeming tak mampu saling lirik melemparkan kode kala kecurigaan terendus, karena nyatanya kini justru telah terkuak. Bagaimana mereka harus menjelaskan? Rangkaian kalimat bagaimana harus diutarakan? Bukankah kemungkinan sanksi diterima ketiganya pun juga tetap sama? Jujur dengan Korea langsung ramai dan orang tua asuh terkena dampak kecerobohan, sedangkan berbohong dengan bukti telah jelas.

Father and Mother (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang