Album Solo Taeyong

259 17 0
                                    

Hi Kakak-kakak. Halo. Izin update pagi-pagi ya, soalnya kalau malam takut keburu aku mode es teler menyelami alam mimpi. Aslinya sih gak bisa tidur awal cuma agak gak enak badan jadi ya gitu. Ok, selamat membaca

Tumpukan kertas yang padat diisi lirik aneka judul lagu, buatan para beberapa produser mulai beberapa tersisihkan. Beberapa telah dipilih sekilas setelah dibaca sang artis akan menyanyikan. Memercayakan agensi tak perlu diragukan dalama segi vokal, membuat produser beradu agar salah satu anak didik SM untuk membawakan. Jari telunjuk tak henti-henti mengusap dagu. Menimang-nimang final kapan lagu ini rilis. Bintang yang dinanti-nanti ntah mengapa belum kunjung menekan kenop pintu ruangannya.

"Apakah Lee Taeyong masih belum tiba di parkiran juga? tanya sang CEO tanpa menghentikan ketukan jari pada meja.

Gelisah kian pekat membuat meja kerja tak bersalah menjadi tumbal. Beruntunglah meja merupakan benda mati, sehingga tak mungkin memberikan protes jengah.

"Belum Tuan, tetapi Taeyong berkata apabila telah dijemput supir suruhan."

Ntah seberapa panjang rentetan doa melambung. Ntah sepadat apa mantra diucap. Tak terhitung semewah apa komponen skincare, makanan dikonsumsi, dan beratnya olahraga serta diet dijalani. Hingga walau wajah penuh peluh itu dibanjiri keringat sana-sini, tetapi sisi tampan nan visual tak luntur dari paras sang bintang.

"Ma--Maafkan saya karena telah terlambat. Saya mohon sekali maafkan kesalahan saya. Saya janji berikutnya tak terdapat kejadian demikian." Sedikit terbata-bata karena nafas belum teratur, efek berlari dari parkiran hingga lantai paling atas dimana CEO, para produser, dan manager telah terlebih dahulu berkumpul.

"Tidak masalah."

"Ya, benar bukanlah masalah besar. Yang terpenting kau telah tiba selamat dimari, Taeyong-ssi."

Taeyong membukuk kecil sebagai bentuk terimakasih sekaligus maaf. Leader NCT dan NCT 127 bukanlah tipe tidak tanggap, dia langsung menghampiri sang manajer. Melihat ekspresi tegang dan rasa bersalah manager, nampaknya isi otaknya benar. Seisi ruangan membahas dengan cemas akan kehadirannya.

"Hyung, apakah benar tidak apa-apa?" tanya Taeyong dengan berbisik.

Arah tatapan memang tak sepenuhnya fokus pada dirinya. Tetapi ekor mata orang-orang kompak memantau dirinya, sang manajer hanya mengangguk tanpa suara sedikitpun. Taeyong mengedarkan pandangan merasa sebenarnya orang-orang menahan kekesalan. Mengenyahkan pemikiran berlebih membuatnya tak fokus. Taeyong memilih memfokuskan atensinya secara penuh, dengan duduk tenang berusaha agar tetap profesional dan menyimak pendapat serta keinginan seisi ruangan.

"Kami sangat menunggu lagu baru berikutnya darimu, Taeyong-ssi," ujar salah satu produser dengan nada penuh harap.

"Kami yakin kamu akan membawakannya dengan luar biasa."

Taeyong tersenyum, merasa terharu mendengar kata-kata semangat dari rekan-rekannya. Dia tahu betapa pentingnya lagu baru ini bagi karirnya dan juga bagi grupnya--NCT. Setelah beberapa saat, dia akhirnya mengambil inisiatif untuk berbicara.

"Terima kasih atas kepercayaan kalian," ucap Taeyong dengan suara yang tenang namun penuh keyakinan. "Saya akan melakukan yang terbaik untuk membawakan lagu ini dengan sepenuh hati."

Mendengar jawaban Taeyong, suasana ruangan mulai terasa lebih tenang. Para produser dan manajer meyakini bahwa Taeyong adalah pilihan yang tepat untuk membawakan lagu tersebut. Mereka tahu betapa Taeyong memiliki bakat dan dedikasi yang luar biasa dalam bermusik.

"Kami memiliki keyakinan penuh padamu, Taeyong-ssi," ujar sang CEO dengan tegas. "Kamu adalah salah satu bintang terbesar yang kami miliki, dan kami yakin lagu ini akan menjadi hits besar."

Taeyong merasa terharu mendengar kata-kata pujian dan dukungan dari atasannya. Dia merasa semakin termotivasi untuk memberikan yang terbaik dalam setiap penampilannya. Dia tahu bahwa tanggung jawab ini tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk para penggemar dan rekan-rekannya di NCT.

Penghuni-penghuni kursi di ruang CEO mulai keluar dari ruangan, hingga menyisihkan Taeyong, manager, dan sang CEO

"Taeyong-ah, seperti biasa yang dilakukan idol grup lain dan grupmu juga. Kemungkinan selisih beberapa hari rilis, kami akan mengatur jadwal dan negara-negara untuk tour album solomu. Saya mohon jagalah kesehatan terutama vokalmu agar stabil."

Taeyong mengangguk patuh pertanda paham. Dan mulai hari ini dia akan mulai menjaga stamina, demi kelancaran proses album solonya.

"Baik, saya mengerti. Saya akan mulai menjaga makanan, suara, olahraga rutin, dan istirahat sebaik mungkin hingga album rilis dan tour berlangsung."

"Baiklah selamat beristirahat dan semangat berusaha."

Taeyong beserta manager telah keluar dari ruangan CEO. Lorong panjang terasa sunyi karena Taeyong masih menahan rasa penasaran.

"Hyung, apakah kemungkinan aku juga akan ke tempat yang Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo kunjungi bersama pria bernama... Hm, aku lupa, Hyung."

Sang manajer ikut mengingat-ingat nama dan paras yang sang artis maksud. Ketemu dan yakin dengan jawaban membuat dia berani, "Raffi Ahmad? Darimana kau tahu Taeyong-ie? Ah, kau mengintip selembar berkas undangan terselip, ya?"

Taeyong menggaruk tengkuknya yang tak begitu gatal dan menganggukkan kepala membenarkan. "Nee. Benar ya Hyung?"

Kini berganti sang manajer yang menganggukkan kepala membenarkan. "Memang kenapa? Kau hendak menolak?"

"Anniya! Aku hanya merasa paras Raffi Hyung dan Gigi Noona mirip dua orang tak asing."

Father and Mother (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang