Rahasia disandingkan dengan kerahasiaan baru. Kerahasiaan mereka lakukan mungkin memang akan termasuk tindak kriminal, tetapi mengingat rasa penasaran dan aroma kecurigaan membuat mereka diam-diam membentuk grup tanpa tiga target dicurigai. Kecurigaan massal dengan disebabkan faktor sama membuat kekompakan massal.
"Apakah kita benar-benar akan menyelinap sekarang?"
Yuta melirik Jaemin. Yaps untuk hari ini bertugas menyelinap ada Yuta, Taeyong, Johnny, Hendery, Xiaojun, Yangyang, Jeno, Jaemin, dan Jisung. Yaps, 3 member bertugas di kamar Doyoung, 3 bertugas di kamar Jaehyun Jungwoo, sedangkan 3 lagi sebagai pengawas di lift lalu kedua lorong kamar.
"Jaemin-ah apabila tidak jadi mana mungkin kita telah membagi tugas dalam per-hari?"
Jaemin menampilkan senyuman kelincinya, memiringkan kepala, lalu menatap Yuta sedikit merasa bersalah karena menggusik emosi di kala suasana sangat serius.
"Hyung aku ikut bersama Jaemin, Jeno, Jisung ke kamar Jaehyun dan Jungwoo Hyung, sedangkan Hendery ikut bersama kalian kan?" tanya Xiaojun yang lupa dengan pembagian.
Johnny membalas pertanyaan Xiaojun dengan anggukan kepala. Mereka mengawasi pergerakan Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo melalui jendela yang bisa melihat parkiran khusus penghuni. Mobil Jaehyun memimpin pergerakan terlebih dahulu, lalu disusul oleh Doyoung dan Jungwoo. Yakin dengan DoJaeJung tak kembali dalam waktu dekat, akhirnya mereka melakukan tugas sesuai pembagian.
"Siap?"
"SIAP!" sahut Yuta, Johnny, Hendery, Xiaojun, Yangyang, Jeno, Jaemin, dan Jisung dengan kompak.
Depan lift tinggallah tersisa Yangyang seorang diri, yang memang ditugaskan untuk di lift mengabari apabila tiba-tiba Doyoung, Jaehyun, dan Jungwoo kembali ke dorm.
"Hyung, kita yakin?" tanya Hendery dengan perasaan cemas.
Taeyong menolehkan kepala ke arah pintu sebelum masuk. Dia menganggukkan kepala yakin. Berbeda dengan Jeno, Jaemin, dan Jisung yang telah mulai mengobrak-abrik seluruh penjuru kamar Jaehyun Jungwoo.
"Hyung, Jisung belum menemukan apapun," tutur Jisung sehabis mencari bukti kamar mandi.
Jeno menepuk pundak Jaemin agar menghadap ke Jisung. Rahangnya jatuh dengan mulut terbuka kala menyadari tempat menjadi pencarian Jisung.
"Jie mencari di langit-langit kamar mandi, ubin, dan dinding barangkali disembunyikan tetapi juga tak ketemu Hyung," lanjut Jisung menyela kedua Hyung-nya sebelum mengutarakan kecurigaan.
"Ya sudah ikut bergabung mencari di luar kamar mandi saja."
Sprei semula merekat pada kedua kasur single tak lagi berselimut pada kasur. Polosnya dan debu pada kasur seketika membuat ketiganya bersin. Xiaojun asyik berteleponan dengan keluarga sang Kakak, lebih tepatnya bermain dengan sang keponakan terlonjak kala mendengar kerasnya suara bersin dari dalam.
"Bagaimana apakah kalian menemukan bukti?"
"Tidak, Hyung."
"Kalian yakin? Cobalah cari lagi. Atau salah satu dari kalian ingin berganti agar aku saja yang mencari?"
Gelengan kepala ketiganya membuat Xiaojun memilih kembali keluar. Telinganya menajam kala semu-semu mendengar suara tapak kaki bersahut-sahutan. Otaknya bekerja menerka jumlah pemilik tapak kaki. Netra kembali terbelalak kala tak asing menghirup aroma parfum Yangyang.
"Jeno! Jaemin! Jisung! Bahaya cepat kita kabur!"
Hampir saja lemari satu-satunya tempat belum dipastikan kembali, justru sebatas menjadi angin kala mendengar teriakkan Xiaojun. Curiga dengan teriakkan sang Hyung, ketiganya kompak membereskan secara asal, menggunci kembali kamar, lalu bersembunyi.
Jungwoo menatap curiga Yangyang tampak gelagapan. Yangyang khawatir apabila Jeno, Jaemin, dan Jisung belum keluar atau lebih parahnya Xiaojun ikut ke dalam sehingga tak mengangkat panggilan mendesak darinya.
"Liu Yangyang mengapa kau mengikuti aku dan Jaehyun Hyung terus?"
"Apakah ada yang kau sembunyikan Yangyang-ah?"
Yangyang menatap liar sekitar mencari alasan sekiranya tepat. Netranya justru bertemu dengan lemparan kode dari Jaemin, bahwa mereka aman telah bersembunyi. Kini yang dirinya cemaskan adalah keadaan keempat Hyung-nya. Karena kemungkinan lebih menakutkan menghadapi amukan dari Doyoung terkenal kesabaran terlalu berlebih.
"Eh? Ah? Itu Hyung, Yangyang kemari hendak... Hendak... Duh hendak apa ya Hyung kok Yangyang lupa karena pertanyaan Hyung."
Kedua cekungan di pipi Jaehyun seketika terbentuk karena senyuman. "Ya sudah, diingat-ingat dulu saja kalau sudah kemari atau hubungi via handphone tidak apa-apa Yangyang-ie."
Yangyang tersenyum hangat disertai bungkukan sopan. Dia menatap lega pintu telah tertutup rapat. Tangannya membentuk kode pada Xiaojun, Jeno, Jaemin, dan Jisung bahwa keadaan telah aman. Mereka memilih menunggu keempat Hyung-nya di lift.
"Bagaimana hasil kalian dapatkan?" tanya Yuta tak sabar.
Keempatnya kompak memasang wajah lesu karena gagal. Bahkan terlampau gagal karena hampir ketahuan dua pemilik kamar.
"Hyung, bagaimana?" Jeno ganti bertanya.
"Sama saja. Untung Hendery mendengar panggilan dari Yangyang, sehingga kita bisa sembunyi sebelum Doyoung tiba."
Desahan kecewa terlantun dari hidung dengan menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Father and Mother (Tamat)
Fanfiction🚨Ninu ninu ninu tet tet note peringatan mau lewat🚨 Peringatan 🚫Cerita hanyalah fiktif belaka dari kehaluan. Dimohon sebesar cintaku pada Johnny Suh, untuk cerita ini tidak dihubungkan ke alam realita 🚫 Selamat membaca dari Johnny Suh dan saya se...