🍄27

2.1K 172 24
                                    


🪐













Suara ketukan pintu terdengar beberapa kali diketuk dari luar, sedang menunggu pemilik ruangan membukakan pintu tersebut.

" Pak."

Benar-benar tidak ada jawaban dari dalam, wanita tersebut terus saja mengetuk, terhitung sudah 5 menit dirinya berdiri disana.

Waktu menunjukkan pukul setengah 4 sore.

Karena tak kunjung mendapat respon, wanita tersebut, masuk dengan hati-hati.

" Permisi pak." Ucapnya.

Melihat atasannya ternyata sedang tertidur, dengan posisi tangan dilipat di atas meja kerja nya, masih dengan laptop yang masih menyala dan berkas-berkas yang masih terbuka.

Namun, wanita tersebut terheran-heran melihat atasannya tidur tapi menangis. " Kok nangis si." Ujarnya heran.

Dengan sangat terpaksa, wanita tersebut membangunkan atasannya, karena ia butuh sekali tanda tangan nya, juga kasian sepertinya, atasannya tersebut sepertinya sedang ada masalah.

Dengan sangat hati-hati wanita berambut panjang itu menepuk badan atasannya.

" Permisi pak."

" Pak Jeongwoo." Mengulang panggilan.

Biasanya Jeongwoo akan langsung terbangun jika ada yang mengganggu tidurnya. Tapi itu membutuhkan waktu tiga menit agar ia terbangun.

Di tepukan ketiga, akhirnya berhasil, Jeongwoo terbangun dengan badan tersentak dan wajah penuh air mata.

Melihat sekeliling nya, dan mendapati karyawannya berada di ruangan nya.

" Maaf- ada keperluan apa kamu ke ruangan saya?"

Wanita itu mengangguk, kemudian menyerahkan beberapa berkas yang ia pegang. " Saya membutuhkan tanda tangan anda segera pak."

Jeongwoo mengusap wajahnya dan mengelap air matanya menggunakan tisu yang ada di atas meja kerja nya.

Setelah selesai menandatangani, karyawan tersebut pamit kembali ke pekerjaannya.

" Tolong panggilkan sekertaris saya, segera."

Karyawan wanita tersebut mengangguk dan pergi dari ruangannya.

Tak lama sekertaris nya muncul.

" Saya pak."

Jeongwoo dengan panik, segera memberi tahu sekertaris nya untuk menghandle urusan nya di kantor.

Sekertaris itupun bingung ada apa dengan bos nya.

" Ada apa pak, bila perlu saya panggilkan supir untuk mengantar pulang bapak, dikhawatirkan dengan kondisi bapak yang seperti ini ditakutkan menimbulkan hal yang tidak diinginkan."

Jeongwoo menggeleng, membereskan meja nya dengan tergesa-gesa, kemudian langsung keluar menuju lift, dan bergegas memasuki mobil lalu pulang.

Ia percayakan kepada sekertaris nya, untuk sedikit membereskan dan mengunci ruangannya.

Ia tak memperlihatkan kepanikannya pada karyawan lain, karena ia percaya pada sekertaris nya.





















Masuk dengan brutal, pintu depan ia buka dengan kencang menimbulkan bunyi yang keras.

Tak memperdulikan hal itu, Jeongwoo langsung naik ke kamar nya.

Di Jodohkan dengan CEO Tampan [ Jeongbby ] ✓  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang