🍄39

1.3K 83 4
                                    


🪐













Beberapa tahun kemudian...

Kini si kecil eunbi sudah beranjak besar, umurnya genap berusia 8tahun. Bersekolah di sd canada kelas 2. Jeongwoo pun bekerja seperti biasa, dan dobby membuka usaha bunga, tempatnya hanya menempuh waktu 10 menit dari rumah mereka. Sebenarnya sudah Jeongwoo beri pengertian, agar suami nya itu tidak usah bekerja, ia takut dobby kelelahan, namun dobby tetap kekeuh, jadi ya sudah lah.





••

" Eunbi sayang, bangun udah pagi, nanti kesiangan sekolahnya." Panggil dobby didepan pintu kamar anaknya.

Fyi, kamar eunbi berada di lantai dua, begitu juga kamar orangtuanya.

Terdengar suara gaduh didalam kamar, dobby kembali bersuara. " Eunbi sedang apa dikamar? Kenapa berisik sekali?"

"Wait bun, abang sedang mencari mainan yang semalam abang pinjam dari teman." Jawabnya dari dalam.

Dobby menghela nafas, selalu seperti itu. " Buka dulu pintunya, biar buna bantu carikan."

Cklek~

Pintu terbuka menampilkan sosok kecil lengkap dengan piyama bermotif daun pisang, menatap dobby dengan cengiran. "Hehe buna, silakan masuk, eum sorry bun, abang lupa menaruhnya dimana."

" Lain kali taruh di tempatnya kembali kalau sudah selesai bermain, mengerti?" Dobby berusaha membantu anaknya mencari mainan robot milik temannya itu.

Setelah 5menit mencari, akhirnya ketemu. "Nah, sudah ketemu, sekarang pergi mandi dan berpakaian habis itu turun, ayah sudah menunggu dibawah."

Eunbi mengangguk. "Thank you buna, abang berjanji, dan hati-hati turun tangganya, abang tutup pintu nya ya."

Dobby kembali ke ruang makan, sudah ada Jeongwoo disana sedang memeriksa pekerjaan nya hari ini.

" Dimana prince kita sayang, belum bangun?" Tanya nya sambil meminum teh hangat.

Dobby menjawab sambil menghidangkan sarapan pagi ini. " Udah mas, lagi siap-siap, tadi dia sibuk nyari mainan temennya."

" Iya kah? Anak itu memang teledor, ya sudah, cepat duduk, kita tunggu eunbi, habis itu sarapan."

Dobby duduk dan tak lama putra nya itu turun sambil menenteng tas bergambar robot.

" Morning ayah, buna." Eunbi menyapa dan mencium pipi orangtuanya. Itu biasa dilakukan di keluarga ini.

"Morning prince, segera makan, sebentar lagi kita berangkat, ayah ada pekerjaan dadakan, jadi kita berangkat lebih awal, abang tidak keberatan?"

Eunbi mengangguk sambil mengacungkan jempolnya, sementara itu dobby menyela.

" Kalo ayah buru-buru, biar eunbi, buna yang antar, takutnya nanti disekolah masih sepi. "

"No buna, abang ingin berangkat lebih awal, biar abang menjadi pemenang, karena teman-teman abang suka bermain, siapa cepat dia menang."

"Huh~ baiklah, kalau begitu cepat dimakan."







•••

" Ayah berangkat kerja dulu ya, abang belajar yang rajin, jadi anak baik oke." Jeongwoo memeluk dan mencium putranya itu, setelah itu eunbi masuk ke area sekolah dan Jeongwoo putar balik menuju kantornya.

Di perjalanan, Jeongwoo menghubungi dobby.

"Halo sayang?"

"Halo mas, ada yang ketinggalan? "

"Engga kok, mas cuma mau bilang."

" Apaan si ?"

"I love you sayang."

"...."

"Halo sayang? Kok mati."

"Hal-

Bip

"Dimatiin? Salah ngomong ya?" Monolog Jeongwoo.

Saat akan menelpon kembali, satu pesan masuk, ternyata itu dari suami manisnya.

Love ❤️🥵

[ Jelek, gombalnya jelek, mas Jeongwoo jelek ]


Jeongwoo tertawa terbahak-bahak, suaminya salting, tapi reaksi saltingnya lucuu.

"HAHAHA."

"Astaga sayang lucu banget si." Lanjutnya sambil menatap layar handphone, masih menunjukkan pesan yang dobby kirim.

Jeongwoo kembali melanjutkan perjalanannya menuju kantor masih dengan sisa tawa karena pesan suaminya tadi.
















To Be Continued »»

Di Jodohkan dengan CEO Tampan [ Jeongbby ] ✓  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang