🍄41

1K 77 7
                                    

🪐












Beberapa hari kemudian

Pagi pagi sekitar pukul 6, dobby sudah bangun karena memang ia menyetel alarm di jam segitu.

Tanpa membangunkannya suaminya, dobby beranjak ke kamar mandi, lalu turun ke dapur, untuk menyiapkan sarapan, kemudian membereskan dan membersihkan sebagian rumah. Karena art di jam segitu belum masuk, rencana nya ia akan memanggil art disaat semua nya sudah berangkat. Karena dobby akan pergi ke toko untuk membantu karyawannya membuat pesanan buket bunga dengan jumlah banyak, dan clien meminta selesai dalam satu hari.

Setelah beres, dobby kembali naik, mengecek kamar sang anak, ia bangunkan putra nya itu, karena hari ini sekolah.

" Abang, bangun yuk, hari ini sekolah kan ?" Sambil mengusap lembut dahi serta rambutnya.

Eunbi yang merasa tidurnya terusik, membuka matanya perlahan, tertangkap oleh netra nya, sang bunda tengah berada di hadapannya.

"Bunaa~ abang masih mengantuk." Rengek bocah delapan tahun itu kemudian memeluk sang bunda.

Dobby terkekeh, ia faham betul bagaimana rasanya, namun sebisa mungkin dobby beri pengertian. " Abang kan katanya ingin menjadi dokter, kalau begitu harus rajin belajar, tidak ada dokter yang bermalas-malasan seperti ini."

Eunbi berpidah posisi menjadi duduk menghadap dobby. " Baik buna, beri abang waktu lima menit saja, boleh? Heheh." Pinta bocah kecil itu dengan kode angka lima dari jari-jari nya.

" Baiklah, buna setel alarm nya, nanti abang langsung mandi ya? "

" Oke bunaa."

Selesai dari kamar putranya, dobby menuju kamar ia dan suami.








" Mas bangun yuk, udah pagi." Dobby menepuk pelan pipi suaminya.

" Emmm.. jam berapa ini sayang?" Jeongwoo bertanya dengan posisi memeluk perut suami manisnya, tanpa membuka mata.

" Jam setengah tujuh mas."

"Masih pagi banget sayang, kenapa udah bangun?"

" Eunbi sekolah hari ini, kamu lupa? "

Jeongwoo berdehem ." Maaf sayang, aku lupa."

Dobby mengelus rmabut Jeongwoo, kemudian berbicara lagi. " Aku juga mau ke toko nanti."

Jeongwoo mengadah menatap suaminya. " Ngapain? "

" Semalem kan aku udah ngasih tau, ada pesanan buket, dan aku ikut bantu, soalnya lumayan banyak."

" Pasti lupa lagi." Lanjutnya.

" Hehehe maaf sayang, kalau gitu mau bareng berangkatnya sekalian nganter eunbi sekolah?" Tanya Jeongwoo.

" Iyaa, bareng aja, aku udah manggil art buat beresin rumah, kayaknya aku pulang sore, biar nanti eunbi di jemput sama aku, aku bawa ke toko ya?"

" Ngerepotin gak? Kalo sekiranya sibuk, biar aku suruh supir kantor jemput abang."

" Boleh deh."

Di Jodohkan dengan CEO Tampan [ Jeongbby ] ✓  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang