🍄35

1.5K 125 1
                                    

🪐














Satu Minggu setelah kunjungan mereka ke rumah orangtua. Jeongwoo kembali sibuk di kantor, mempersiapkan segala keperluan untuk proyek luar negeri nya. Kemudian setelah tau keluarga anaknya akan pergi jauh, mamah semakin sering berkunjung ke rumah sang anak. Beliau akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin bersama anak cucu dan menantunya.



" Sayang, muka kamu pucat, kamu sakit nak ?" Dobby yang mendapat pertanyaan dari sang ibu mengernyit. " Masa si mah? Tapi emang bbrpa jam yang lalu badan aku panas, aku kira emang lagi kecapean aja." Jawabnya.

Lalu sang ibu memerintahkan dobby untuk ke kamar berkaca dan mengecek keadaannya. " Ke kamar dulu sana, cek pake termometer." Mendengar itu dobby bergegas ke kamar nya yang berada di lantai dua.

" Buna nya mau ke kamar sebentar ya sayang, main sama oma dulu disini ya, nih ada pesawat datang~ wushh ." Mamah mencoba mengajak bermain sang cucu yang merengek minta ikut bunda nya.

Bayi gembul itu tertawa menanggapi oma nya, begitu juga beliau.

•••
Sesampainya di kamar, dobby bercermin terlebih dahulu. " Loh iya pucat, tadi pas masih ada mas Jeongwoo gak gini, mas Jeongwoo juga gak bilang apa-apa." Monolog nya heran.

Setelah melakukan pemeriksaan sementara, ternyata memang benar dirinya demam, mungkin ia baru menyadarinya sekarang. Maka dari itu dobby menghubungi suaminya yang baru dua jam lalu pergi ke kantor.


" Halo sayang, kenapa tumben telpon mas jam segini ?"

Dobby awalnya tidak mau memberitahu suaminya, takut suaminya itu khawatir dan tidak fokus bekerja. Namun, jika tak memberitahu, suaminya akan marah nanti.

" Eum mas, barusan mamah bilang muka aku pucat, pas di cek ternyata aku demam."

" Astaga sayang, tapi perasaan tadi pagi, mas lihat kamu baik-baik aja."

" Nah itu aku baru ngerasain nya satu jam yang lalu, emang badan aku panas, cuma aku kira efek lelah doang."

" Ya sudah, kalau begitu hubungi dokter keluarga, suruh datang ke rumah, aku pulang sebentar ya."

" Loh, gak usah pulang mas, aku cuma demam doang kok, nanti kalo udah diperiksa dokter, aku bakal istirahat."

" Mas mau lihat kamu langsung sayang, mas khawatir, salah ya?"

Dobby panik sendiri, bukan maksudnya begitu. " Gak gitu mas, - yaudah deh boleh, aku hubungi dokter dulu ya, aku tutup telponnya, hati-hati dijalan."

" Iya sayang."





•••

" Bagaimana kondisi suami saya dok?" Jeongwoo sudah tiba 5 menit lebih cepat dari sang dokter.

Dokter tersebut sebut saja dokter reza. " Tuan dobby hanya demam ringan, efek kelelahan juga cuaca belakangan ini memang sedang buruk, Jadi tidak usah khawatir, nanti akan saya resep kan obat, dan bisa diambil di rumah sakit, perbanyak istirahat dan jangan dulu berinteraksi terlalu intim bersama anak anda ya, ditakutkan menular." Ujar dokter.

Beruntung dobby selalu menyetok persediaan asi untuk anaknya, jadi di saat-saat begini, eunbi masih bisa menyusu tanpa khawatir tertular sakit.

Setelah selesai melakukan tugasnya, dokter reza pamit kembali ke rumah sakit, Jeongwoo mengantarnya ke depan, kemudian kembali ke kamar menemui suami manisnya.

" Sayang gak ada lagi yang dirasa ?"

Dobby menggeleng. " Enggak ada mas, cuma pusing dikit kok, udah sana balik kantor lagi."

" Dih ngusir cerita nya? Jahat banget." Ucap Jeongwoo dengan mimik sedih yang di buat-buat. Membuat dobby terkekeh gemas. " Kan katanya lagi ngurus proyek penting, disini juga ada mamah, gak usah khawatir ya." Diusapnya pipi tirus suami tampannya.

Jeongwoo mengecup dahi semesta nya, kemudian hendak mencium bibir favorit nya, ditahan oleh sang empu. " Ish, aku lagi sakit, nanti nular."

" Sekali aja, kecup doang, gak lebih."

" Ish, yaudah kecup doang. " Dobby memejamkan matanya, namun suaminya tak kunjung menjauh, malah- " emmh.. m-mas." Jeongwoo langsung melepaskan tautannya lalu terkekeh. " Maaf sayang, mas kelepasan."

" Tau ah, udah bilang kecup aja malah di lumat." Dobby cemberut sembari mengusap bibir nya.

" Iyaa maaf sayang, yaudah mas ke kantor lagi ya, baik-baik dirumah, kalo bisa mamah nginep disini, biar kamu ada temennya dirumah. "

" Nanti ayah sendiri dirumah dong, gak enak mas."

" Nanti biar mas bilang dulu ke mamah ya, mas juga gak bisa 24 jam di rumah."

Dobby mengangguk, Jeongwoo pun keluar dari kamar hendak kembali ke kantor, namun ia akan berbicara dengan mamah dulu.



•••

" Loh ya boleh dong, dengan senang hati, ayah juga bisa ikut nginep, biar nanti mamah yang bilang."

Eunbi merengek ketika melihat sang ayah didepannya. " Ayaah~"

Jeongwoo tersenyum melihat putra nya, kemudian menggendong eunbi sebentar. " Aduhh jagoan ayah lagi main sama oma iya?"

Eunbi mengangguk. " Omaa ~ hihii."

" Kalo gitu adek main nya sama oma dulu ya, buna nya lagi sakit."

" Kit..eung." oceh bayi gembul tersebut.

" Iya sayang, kasian biar buna istirahat ya, boleh kok nanti main sama buna, tapi sebentar aja ya, ayah khawatir adek kena juga." Ujar sang ayah.

Eunbi mengangguk seolah paham sekali ucapan ayahnya.

Setelah bermain sebentar meskipun belum puas, namun ada pekerjaan yang harus ia urus, jadi terpaksa ia memberikan eunbi pada sang ibu untuk membawanya ke belakang agar tak melihat dirinya berangkat atau bayi gembul itu akan menangis kencang.

Ceo satu anak itu pun kembali berkutat dengan berkas-berkas di kantor.

















To Be Continued »»

Di Jodohkan dengan CEO Tampan [ Jeongbby ] ✓  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang