🍄46

955 68 3
                                    


🪐
















Sekitar lima belas menit yang lalu mereka sudah memasuki pesawat, kini eunbi sudah tidur, selama perjalanan ke bandara pun bocah gembul itu sudah tidur, sesekali terbangun hanya karena haus dan tak nyaman.

"Masih ada banyak Waktu, tidur aja dulu sayang." Ucap Jeongwoo pada suami manisnya.

" Iya mas, abang juga udah tidur pules, aku tidur duluan ya, ngantuk banget." Ucapnya dengan tangan menutup mulut karena menguap.

Jeongwoo mengangguk sambil mengelus rambut suaminya itu. Setelah dua kesayangannya itu tertidur, Jeongwoo membuka gadgetnya dan sesekali memantau keadaan kantor dan mengecek email yang masuk.

•••



Setelah beberapa jam mengudara, akhirnya pemberitahuan bahwa pesawat akan landing terdengar. Dobby terbangun karena mendengar suara bising di belakang kursi nya.

" Berisik, orang pada istirahat juga." Ucapnya pelan. Kemudian ia melihat anak dan suaminya.

Jeongwoo dan eunbi masih asyik tertidur. Beberapa jam yang lalu juga eunbi terbangun dan minta ke toilet.

" Gak bisa tidur lagi ini mah, yaudah deh sebentar lagi juga sampai, nanggung mau tidur lagi nya." Monolog nya.

Tak lama, putra nya itu terbangun.

" Bunaa~"

Dobby menoleh. " Buna disini sayang."

Setelah melihat buna nya, eunbi merengek ingin di peluk. Akhirnya dobby memindahkan sang anak ke pangkuannya.

" Aigoo anak buna manja sekali hari ini ya, heumm." Dobby tertawa pelan.

" Masih lama ya buna?"

" Sebentar lagi, Abang masih ngantuk?"

Eunbi menggeleng. " Tidak, abang sudah cukup tidur."

Dobby terkekeh. " Baiklah, nanti bangunkan ayah ya."

" Siap buna!"

Akhirnya dua makhluk imut tersebut terjaga sampai waktu landing, dan eunbi membangunkan sang ayah yang masih pules tertidur.

Setelah kepala keluarga kembali sadar, mereka pun turun dan mampir ke hotel terlebih dahulu untuk bersiap-siap kembali ke rumah mereka yang lama.









" Jemput saya sekitar tiga jam lagi di sini, kamu boleh kembali pulang." Ucap Jeongwoo pada supir pribadinya.

" Baik pak, kalau begitu saya permisi."

Jeongwoo mengangguk, mereka pun masuk ke dalam hotel untuk istirahat dan bersiap Sebentar.

Selesai membersihkan diri, dan cukup istirahat, kini mereka menunggu jemputan untuk pulang.

Di mobil, eunbi terlihat sangat senang, bocah itu sesekali melongokkan kepalanya keluar jendela.

" Abang senang kita pulang?"

Mendengar ucapan sang ayah, eunbi mengangguk. " Senang sekali ayah, Abang sudah rindu semuanya."

Jeongwoo mengusap kepala sang anak dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya.

" Tadi mamah nelpon aku mas." Ucap dobby.

Jeongwoo menoleh. " Maaf ya, mas gak pegang hp, habisnya abang nempel terus."

" Iya mas gapapa, mamah cuma nanyain udah sampe mana, aku bilang lagi di jalan, dan kata mamah, gak usah beli apa-apa, soalnya dirumah udah masak banyak." Ujarnya.

Jeongwoo tersenyum, kemudian menggenggam lengan suaminya. " Kita lanjutin hidup kita disini, mas janji akan selalu kasih kebahagiaan untuk kalian."

Dobby memeluk suaminya. " Makasih banyak mas, maaf kalo pertemuan awal kita gak ngasih kenangan baik, tapi sekarang, aku mau keluarga kita bahagia selamanya."

Jeongwoo mengecup bibir ranum suaminya, hanya sebentar karena mereka cukup sadar diri, di dalam mobil ada orang lain.

" Ayah..."

Jeongwoo alihkan atensi nya pada sang anak. " Yes prince? "

" Nanti kita kembali ke canada lagi ayah?"

Jeongwoo mencubit pelan pipi gembul eunbi. " Abang mau nya gimana?"

Eunbi menopang dagu seolah-olah sedang berpikir. Membuat kedua orangtuanya gemas. " Abang ingin disini, tapi bagaimana dengan teman-teman abang disana?"

" Nanti kita sesekali berkunjung kesana oke?"

" Oke ayah! Kalau begitu abang ingin tetap disini, abang ingin sekolah bareng adik yeye dan kakak hendri."

Fyi, adik yeye umurnya dua tahun lebih muda ( 6thn) dan kakak hendri 3 tahun lebih tua (11thn) kelas 5 sd.

Dobby menimpali. " Iyaa boleh, nanti ayah masukan abang ke sekolah yang sama dengan kakak hendri ya."

Eunbi tentu senang mendengarnya. Karena banyak mengobrol, sampai tak terasa, mereka sudah sampai di kediaman keluarga park.


••••




Sorakan ramai terdengar di pintu depan rumah mewah keluarga park, ada mamah dan dua sahabat dobby. Ayah? Ada didalam.

" Cucu nenek, eunbii." Sang nenek merentangkan kedua tangannya menyambut kedatangan cucu tersayang nya.

Eunbi berlari ke arah sang nenek.

" Aiigoo, cucu nenek sudah sangat besar sekarang."

Eunbi tertawa senang. " Karena abang banyak makan, jadi besar seperti sekarang hihii."

" Tidak apa-apa sayang, itu artinya cucu nenek sehat."

Eunbi mengangguk.

" Buset by, di lihat-lihat, kamu jadi makin gemoy, terakhir juga gini si cuma yang sekarang kok kayak lebih bersinar aja gitu." Ujar junkyu.

" Iyaa by, kamu gak lagi - kan?" Ucap Yoshi sambil memeragakan postur orang hamil.

Dobby menggeleng dengan wajah heran. " Engga kok, memang sekarang nafsu makan aku lagi tinggi banget gak tau kenapa."

Junkyu dan yoshi saling tatap.

" Kenapa si?"

Junkyu membisikkan sesuatu pada dobby. Dobby bingung. " Buat apa? "

" Ya buat di tes dong." Ucap yoshi. Junkyu mengangguk.

" Gak tau ah, lagian aku gak ngerasain apa-apa kok, mungkin emang aku lagi rakus aja, udahlah ayo masuk, aku pengen ketemu anak-anak lucuu kalian." Dobby merasa sahabatnya itu keliru.

Sesuatu yang di bisikkan junkyu tadi adalah. " Pinjam dulu seratus" hehe canda deng. Junkyu bilang " coba beli test pack."

" Masuk dulu ayoo, didalam sudah banyak makanan, makan dulu, eunbi juga ayo masuk, kita bertemu kakek."

" Let's go ~"

Karena interupsi sang ibu, mereka semua masuk.















To Be Continued »»

Di Jodohkan dengan CEO Tampan [ Jeongbby ] ✓  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang