🍄31

1.8K 142 4
                                    

🪐













Setelah menidurkan eunbi, dobby keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang masih anteng menonton tv sembari sesekali mengecek pekerjaan.

" Mas, sibuk banget kayaknya." Ucapnya sembari mengambil tempat duduk disebelah Jeongwoo.

Jeongwoo menaruh kembali handphone nya dan kini atensi nya ia alihkan ke suami manisnya.

" Jagoan ayah, udah pules tidurnya ?"

Dibalas dengan anggukan serta senyuman manis dobby ." Udah dong ayah, tadi makan banyak juga, mimi susu banyak, udah deh pules itu mah."

Jeongwoo terkekeh gemas. " Syukurlah."

Menarik pinggang dobby agar lebih menempel dengannya. " Sekarang waktunya kita berduaan."

Dobby tertawa sembari mengelus rahang tegas suaminya. " Kamu makin tua mas hehe."

Jeongwoo terkejut dengan pernyataan dobby, jujur sekali. " Kamu ini, biarpun begini, buktinya kamu cinta sama mas, ya kan ? "

Dobby beralih memeluk begitu juga Jeongwoo. Mereka menikmati waktu santai berdua, karena setelah memiliki anak, waktu mereka kadang hanya sedikit.

" Banget, eumm mas?"

Jeongwoo menatap suaminya, menunggu apa yang akan dobby katakan.

" Boleh gak adek titip ke mamah sama ayah dulu?"

Jeongwoo mengernyit bingung. " Kenapa sayang?"

Dobby kembali memeluk suaminya. " Semenjak punya adek, kita udah jarang quality time berdua."

Jeongwoo mengerti. " Tapi eunbi masih kecil sayang, mas gak tega kalo harus ninggalin anak kita."

Dobby sedih? Tentu, jika boleh jujur, dobby kadang lelah, mengurusi eunbi yang kadang rewel, apalagi kalo lagi kangen sama ayahnya, selagi Jeongwoo belum ada didepan mata eunbi, anak itu akan terus menangis, merengek, dan juga Jeongwoo yang sibuk di kantor, pulang kerja langsung bersih-bersih, mandi, terus ngobrol sebentar, lalu tidur, dobby hanya ingin quality time 2 hari saja.

Tak mendapati jawaban dari suami manisnya, Jeongwoo menarik pelan tubuh dobby.

Namun sepertinya dobby memeluk erat tubuhnya, dan tak lama terdengar isakan kecil. Jeongwoo panik tentu saja.

" Hey, sayang? Lepas dulu coba, liat mas sini."

Dobby menggeleng, ia malah makin memeluk erat serta menyelusup masuk kedalam ceruk leher suaminya.

Jeongwoo tak bisa memaksa, ia coba untuk menenangkan suaminya terlebih dahulu.

Saat dirasa sudah tenang, Jeongwoo mencoba melepas pelukan mereka.

" Udah baikan hmm?"

Dobby mengelap sisa-sisa air mata nya, matanya merah begitu juga hidungnya.

" Kamu mau banget kita liburan berdua doang?"

Dobby mengangguk, tentu ia mau.

" Tapi tunggu adek umurnya 8 bulan ya, mas baru tenang ninggalin adek di rumah mamah."

" Iyaa gapapa."

Melihat respon suaminya, membuat Jeongwoo tak tenang. Tapi jujur, ia memang tidak bisa jika harus meninggalkan sang anak di usia sekarang.

" Sayang masih marah?"

" Mas, aku cape ngurus adek saat kamu kerja, dia suka rewel, aku mau main keluar sama temen juga gak bisa, karena gak mungkin aku bawa adek keluar, kita juga, kamu jarang ada waktu buat aku, setiap pulang pasti langsung main sama adek terus tidur, aku juga butuh kamu mas, aku butuh kamu buat ngasih semangat."

Jeongwoo hanya diam, ia masih menunggu keluhan apa yang akan di sampaikan dobby.

" Aku butuh kamu mas, sebentar kok cuma dua hari aja, bukannya aku males ngurus adek, nggak, aku cuma lelah aja, tapi kalo kenyataannya kamu gak bisa gapapa, lain kali aja."

Selesai, kini bagian Jeongwoo yang akan berbicara.

" Sayang mas mengerti, ngerti banget, tapi tolong mas belum bisa ninggalin adek sampe berhari-hari gitu, sebagai gantinya, mas akan pulang lebih awal terus, biar kita punya waktu berdua, biar mamah suruh kita kesini jaga adek sebentar, kalo ninggalin adek ber jam- jam mas bisa, gimana ?"

Dobby mendongak menatap suami nya.

" Bener ya?"

" Iya sayang, gapapa kan ?"

Dobby kembali memeluk suaminya. Tak apa meskipun hanya beberapa jam, dobby hanya ingin berduaan dengan suaminya bebas tanpa anaknya. Seperti saat masih berdua.

" Gapapa mas, tapi janji ya pulang lebih awal, aku mau kita jalan-jalan ."

" Boleh sayang, mulai lusa mas akan usahakan pulang lebih awal untuk suami mas yang manis, yang cantik ini." Jeongwoo mencubit pelan hidung dobby, yang mana membuat rengekan kecil keluar.

" Yaudah sekarang kita nonton aja ya, mumpung adek lagi bobo."

Dobby mengangguk, setelah Jeongwoo memindahkan saluran tv, di menit ke 30 malah muncul adegan panas dari film yang mereka tonton, membuat keduanya menegang, tak menyangka akan ada adegan seperti itu.

" M-mas?"

Jeongwoo menatap dobby dengan senyuman polosnya. " Mas gak tau sayang, ada adegan kayak gitu."

" Mas g-gak berdiri kan?" Tanya dobby, ia takut dimakan suaminya.

" Hehe, maaf sayang, tolongin dulu ya, mas gak tahan."

Dobby coba lari, namun ia kembali ditarik dan jatuh di atas badan suaminya. Memang kerasa ada yang berdiri tapi bukan keadilan.

" Mas, adek lagi bobo, nanti kebangun."

" Adek bobo di kamar atas sayang, mana ke denger."

" Ishh mesumm!"

" Tolong yaa, disini juga gapapa, kita nyari suasana baru."

Akhirnya dobby mau (dipaksa) membantu suaminya, dan berakhir ia pun ketagihan.

Jadi, tv yang sedang nyala pun berubah jadi nyamuk menyaksikan dua pasusu tersebut, berdoa supaya tidak ada gangguan ya, olahraga di siang hari, mana di ruang tv pula, errr.














" Mas jangan di dalem, adek masih kecill!! Arghhh." Teriakan dobby menggema.

Sang pelaku hanya tertawa gemas.














To Be Continued »»

Di Jodohkan dengan CEO Tampan [ Jeongbby ] ✓  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang