🍄33

1.8K 139 15
                                    

🪐














Pukul 10 malam, seperti biasa Bapak satu anak itu kembali pulang ke rumah, saat masuk dan kembali mengunci pintu, hal pertama yang ia lihat adalah pemandangan di ruang tv dimana mainan sang anak yang masih berceceran dimana-mana.

Jeongwoo membatin, suaminya tidak akan membiarkan rumah berantakan kecuali ada hal yang memang tidak beres.

Meskipun lelah, Jeongwoo membereskan mainan sang anak, setelah beres, ia naik ke kamar, dilihatnya dobby dan eunbi tidur berdua.

" Tumben, eunbi tidur sama buna nya."

Eunbi mulai dari minggu kemarin memang sudah pisah kamar, namun dobby dan Jeongwoo tetap memantau lewat cctv, maka dari itu Jeongwoo heran.

Tak mau ambil pusing, Jeongwoo taruh tas kerja nya, kemudian bergegas bersih-bersih setelah itu tidur.

Sudah bersih, Jeongwoo naik ke atas kasur dengan perlahan agar dua kesayangannya tidak terganggu, masuk ke dalam selimut, saat sedang menatap dua kesayangannya, Jeongwoo merasa lelah nya terobati.

Eunbi yang mungkin merasakan kehadiran sang ayah, berbalik arah memeluk sang ayah, Jeongwoo tersenyum sekilas setelah itu menarik sang anak kedalam pelukannya dan tertidur.

" Anak ayah."

Beralih mengelus kepala suami manisnya. " Sayangnya mas, cintanya mas."



•••





Keesokan pagi nya....

Dobby bangun dari tidurnya, seperti biasa ia menduga suaminya itu sudah berangkat kerja, namun aneh nya eunbi tidak ada disampingnya, kemana anak itu? Batinnya.

Dobby segera bangun, ia takut kalau-kalau anaknya jatuh dari kasur, saat melihat ke bawah, ke sekeliling kasur, sang anak tak ada di dalam pandangannya, langsung saja dobby keluar kamar dan turun, saat akan melangkahkan kaki di anak tangga pertama, ia melihat tiga orang di ruang tv.

" Kayak mamah, jam berapa ini? Mamah udah kesini? "

Dilihatnya jam besar di dekat tv, menunjukkan pukul 9 pagi.

" Satunya lagi? M-mas, loh dia belum berangkat?" Lanjutnya keheranan.

Tak ingin lama² bengong, dobby segera turun menuju tiga orang tersebut.

Mendengar langkah kaki mendekat, dua orang dewasa tersebut menoleh, mendapati dobby yang masih mengenakan piyama, satu lagi, ia belum cuci muka, karena khawatir oada sang anak, alhasil ia langsung bergegas bangun.

Jeongwoo tersenyum, dan menepuk kursi kosong disebelahnya. " Sini sayang, baru bangun? "

Dobby mengangguk terdiam. " Mamah kesini jam berapa?"

Mamah yang sibuk menyuapi sepotong biskuit pada si kecil menjawab. " Tadi jam set 8 sayang, mamah khawatir, kamu semalam nelpon sambil nangis, jadi mamah pagi-pagi langsung kesini."

Jeongwoo jadi teringat semalam. " Iya sayang, mas juga kaget mamah pagi-pagi sudah ke rumah, semalam juga kamu langsung tidur? Mainan adek masih berserakan di sini, tapi gapapa sudah mas bereskan."

Dobby mengangguk saja, ia masih kepikiran semalam.

Jeongwoo merasa aneh, suaminya itu jadi pendiam?

" Kalo gitu mah Jeongwoo titip eunbi ya, mau anter dobby cuci muka dulu."

"Ayok sayang, bersih-bersih dulu, nanti baru pegang adek, mas antar."

Dobby menurut dan mengikuti suaminya ke kamar mandi bawah.

Di Jodohkan dengan CEO Tampan [ Jeongbby ] ✓  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang