🪐
•
•
•" Aku dengar, kamu udah nikah ya? Udah punya anak juga, harusnya kamu kenalin aku dong."
Kini mereka berdua tengah duduk berhadapan. " Iya aku sudah nikah, mau apa? Hentikan obsesi kamu itu ya yoon, aku udah nikah."
Wanita tersebut tersenyum. " Tenang, kamu masih takut sama aku? " Kemudian tertawa.
" Aku cuma gak mau kamu bikin suami aku salah faham berujung ngerusak rumah tangga aku." Jawab Jeongwoo.
" Tenang park Jeongwoo, aku kesini cuma berkunjung melihat adik aku bekerja, dan aku gak tau kalau kamu yg punya perusahaan ini."
Melihat lelaki didepannya hanya diam, do yoon melanjutkan ucapannya.
" Udah bertahun-tahun aku cari kamu, sekarang kita ketemu lagi, aku cuma mau minta maaf atas kelakuan aku dulu yang terobsesi padamu - udah beberapa tahun juga aku menemukan lelaki yang benar-benar mencintaiku, dan aku pun begitu, jadi kebetulan kita ketemu, aku mau ngasih kamu undangan pernikahan." Sambil menyodorkan sebuah undangan.
Jeongwoo mengambil undangan tersebut. " Kamu serius?"
Wanita tersebut mengangguk dan tersenyum. "Aku serius, dan sekarang aku gak akan ganggu kamu lagi-Jadi kamu bisa hadir ?"
Jeongwoo menatap wanita didepannya, yaa cha do yoon adalah teman masa SMA nya dulu, awalnya mereka berteman seperti biasa, namun semakin kesini, cha do yoon selalu bersikap aneh dan terkesan posesif pada nya, dan lama kelamaan, ia berpikir sikap temannya itu sudah mengarah ke obsesi, entah obsesi karena apa, Jeongwoo pun tak tahu, karena merasa tidak nyaman, Jeongwoo pun menghindari do yoon setiap mereka bertemu disekolah maupun di luar. Hingga saat ini mereka baru bertemu lagi, dan Jeongwoo lega, akhirnya temannya itu berubah menjadi lebih baik dan sudah menemukan pendamping hidup.
" Aku gak bisa janji, tapi aku usahakan."
" Terimakasih, maaf sekali lagi, dan kalau bisa ajak keluarga mu, aku mau minta maaf ke suami kamu." Ucap nya.
Jeongwoo mengangguk. " Kalau sudah, kita akhiri pertemuan ini, aku sibuk."
Do yoon tersenyum, senyuman itu adalah senyuman asli cha do yoon sebelum sikap nya menjadi aneh.
" Oke okee, kalau gitu aku pulang."
"Hm."
Wanita itupun keluar kemudian Jeongwoo kembali ke ruangannya.
•-•
Waktu menunjukkan pukul 10.20 Jeongwoo menghubungi supirnya untuk menjemput eunbi disekolah, kemudian mengantarkannya ke toko bunga suaminya.
" Tolong jemput putra saya disekolah dan antarkan dia pada bunda nya di toko bunga."
Selesai menghubungi supir, Jeongwoo menghubungi suaminya.
" Halo mas."
" ..."
" Haloo."
"..."
" Kebiasaan iihh males ah."
" Hahaha maaf sayang haha."
" Tau ah gak jelas banget si ."
" Iii ngambek, lagi sibuk ya?"
" Aku gak terlalu sibuk si, soalnya aku nyari pegawai tambahan khusus hari ini, jadi semuanya aman terkendali."
" Udah makan belum?"
" Belum mas, nanti aja lah bareng sama abang, sebentar lagi pulang."
" Jangan terlalu cape ya sayang, nanti mas kirim makanan kesana sekalian buat karyawan kamu."
" Iya mas."
" Mau video call dong ."
"Kenapa?"
" Kok kenapa? Aku kangen loh masa kenapa si."
"Hahah yaudah si gak usah gitu nada nya, sebentar."
Dobby pun mengalihkan panggilan tersebut ke panggilan video.
" Cantiknya."
" Apaan si banyak orang ya disini, jangan gombal."
" Maksud mas, bunganya cantik-cantik."
Jeongwoo menahan tawa melihat ekspresi suaminya. Semburat merah di pipi suaminya membuat nya gemas.
" Ish tau ah, jelek."
" Hahaha."
" Ketawa terus, ngobrol aja nih sama bunga kalo gitu."
Dobby menggeser kan kameranya ke arah bunga yang ada disampingnya.
" Masa mas ngomong sama benda mati."
" Mas kangen sama suami mas yang cantik, bukan sama bunga." Lanjutnya.
Dobby tersenyum dibalik kamera, suaminya itu memang bisa membuat dirinya merasa jatuh cinta lagi yang ke sekian kalinya.
Akhirnya ia kembalikan arah kamera nya ke tempat semula.
" Nah gini kan enak, itu kamu lagi ngapain sayang? "
Dobby memperlihatkan dirinya yang tengah membuat pola dan pita.
" Lagi bikin pita buat hiasan."
" Mas udah nyuruh supir buat jemput abang, mungkin sebentar lagi sampai, mas juga udah order makanan."
Dobby mengangguk, ia masih fokus ke pekerjaan nya. Sesekali menanggapi suaminya itu.
" Mas gak lagi sibuk emang? "
Jeongwoo menggeleng. " Cuma meriksa berkas-berkas aja, mas pengen liat wajah manis kamu dulu sebelum kerja lagi."
Lagi-lagi dobby tersenyum dan menatap layar handphone nya. "Gombal ." Dengan hanya menggerakkan mulut tanpa bersuara.
Dan keduanya tertawa.
" Kalau gitu, mas lanjut kerja ya sayang."
" Iya mas, jangan skip makan siang ya, jangan kebanyakan minum kopi ."
" Iya sayang, daahh"
Dobby melambaikan tangannya kemudian panggilan berakhir.
To Be Continued »»
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Jodohkan dengan CEO Tampan [ Jeongbby ] ✓ END
FanfikceDobby di kagetkan dengan berita, dirinya dijodohkan oleh orangtua nya kepada seorang CEO tampan dan sukses. Dia hadir dalam hidupku, itu artinya, aku hanya bisa bergantung padamu. - Dobby Disclaimer ⚠️ Bxb Mpreg all just fiction Harsh words 1 #dobb...