🍄47

879 66 3
                                    

🪐

















Setelah puas menghabiskan waktu bersama di rumah keluarga park. Dobby dan keluarga kembali pulang ke rumah mereka.

" Kenapa gak nginep aja si? Jeongwoo nginep aja ya nak?" Bujuk sang ibu.

Jeongwoo tersenyum sambil menoleh ke arah suaminya. " Lain kali aja deh mah, dobby lagi pengen banget tidur di kasur lama dobby hehee."

Jeongwoo tersenyum kecil. "Yah mah, Jeongwoo gak bisa apa-apa kalo ibu negara udah buat keputusan."

"Mau bujuk eunbi, anak itu udah tidur pules, kalo gitu eunbi aja tinggal disini ya ya?"

" Udahlah mah, mereka mungkin masih cape, kangen rumah juga, atau mereka mau mesra-mesra an, kalo disini kan mana bisa? Hahaha." Ucap sang ayah sambil merengkuh pinggang sang istri.

Respon keduanya hanya tertawa. " Abang juga lagi lengket banget sama kita berdua, kadang sama ayahnya kadang sama aku, kalo gak nangis si, ya boleh aja." Ucap dobby di setujui oleh suaminya.

Sedangkan sosok bocah yang sedang di bicarakan masih nyaman tidur di gendongan sang ayah, tanpa terusik.

" Yaudah deh, lain kali aja, minggu depan gimana?" Sang ibu ber nego.

" Eum, bisa kayaknya, nanti aku kabarin, kenapa si mah? Hahah pengen banget kita nginep."

" Ya kamu bayangin aja, biasanya mamah sama ayah berkunjung ke rumah kamu seminggu atau dua minggu sekali, eh pas kamu pindah, kita ketemu beberapa bulan sekali, mamah kangen kalian semua."

Dobby tersenyum lalu memeluk sang ibu. " Ututu nenek satu ini lagi kangen rupanya-

Dilepasnya pelukan tersebut. - tapi sekarang kita udah netap di sini lagi, jadi mamah sama ayah bisa kapanpun berkunjung kerumah atau ketemu eunbi."

" Ayah sama mama senang dengernya, diusia yang udah tua ini, kita cuma pengen terus berdekatan dan sering berkumpul bareng anak cucu." Timpal ayah.

" Udah ah jadi sedih gini, kalau gitu kami pulang dulu ya yah, mah." Pamit dobby.

"Hih dasar anak ini gak berubah ngeselin nya, udah jadi ibu juga." Omel sang ibu membuat dobby tertawa. Membuat sang ibu kesal adalah hobi nya.

" Pulang dulu ayah, mah." Pamit Jeongwoo.

"Hati-hati di jalannya." Ucap dua orangtua melihat kepergian keluarga kecil sang anak. Setelah mobil tak terlihat lagi, keduanya kembali masuk, rumah yang tadi ramai, kini kembali sepi.



••••




Malam hari nya, semuanya sudah siap di kursi nya masing-masing menunggu masakan siap, siapa yang memasak? Tentu ibu negara, siapa lagi, masa iya eunbi.

" Cha! Makan malam sudah siap."

Sorak sorai anak dan ayah tersebut. " Yeay! Terimakasih buna."

Dobby menggeleng kecil sambil tersenyum. Dobby lepas apron yang menempel di tubuhnya semenjak memasak tadi, dan bergabung bersama anak serta suami.

Seperti biasa, ia akan mengambil satu persatu piring Jeongwoo dan eunbi. Setelah Jeongwoo selesai, kini giliran si sulung.

" No buna, abang bisa ambil makanan abang sendiri, tapi tolong ambilkan nasi nya hehe." Sambil menyodorkan piring.

Dobby menerima dan mengambil nasi secukupnya. " Abang jangan cepet gede dong, buna jadi kesepian terus gak bisa bayi bayi in abang lagi." Dobby mengusap pipi gembul sang anak.

Di Jodohkan dengan CEO Tampan [ Jeongbby ] ✓  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang