🍄43

1.1K 77 6
                                    

🪐
















" buna, ayah akan jemput kita kan disini?"

Dobby yang tengah membereskan ruangannya menyaut. " Iya sayang, mungkin sebentar lagi, coba abang hubungi ayah."

Dobby memberikan handphone nya pada eunbi, dan eunbi pun menghubungi sang ayah.

Setelah panggilan tersambung, bocah delapan tahun itu tersenyum senang. " Ayah!"

" Ooh calm down prince, ayah masih bisa mendengar, tidak usah berteriak." Ucap Jeongwoo dari sebrang sana dengan kekehan.

Eunbi pun ikut tertawa. " Sorry ayah."

" Gwenchanha~ kenapa abang telpon ayah? Kemana buna?"

" Abang ingin bertanya, ayah sudah sampai mana, kenapa lama sekali? "

Jeongwoo tertawa. " Ayah sebentar lagi sampai, oh ya abang belum menjawab pertanyaan ayah tadi, dimana buna?"

"Buna sedang membereskan ruangannya ayah."

"Baiklah, tolong loud speaker panggilan nya, ayah ingin berbicara pada buna."

Eunbi menurut dan memanggil bunda nya.

" Sayang, lagi ngapain?"

Dobby menjawab sambil membereskan meja nya. "Lagi beres-beres meja mas."

" Mas bentar lagi sampe."

" Iyaa hati-hati di jalan, harusnya gak usah diangkat kalo lagi di jalan, bahaya."

"Gapapa, tadi kebetulan prince ayah yang menelpon, jadi gak mungkin ayah tolak."

Eunbi tertawa mendengar nya. " Ya sudah, hati-hati ya, kita nunggu disini."

"Iya, love you."

Eunbi melihat buna nya hanya diam tak menjawab pernyataan sang ayah. Dobby yang tau ia diperhatikan, malu.

" Sudah sayang, matikan saja ."

Padahal, masih nyambung itu telpon nya hahah.

" Sayang? Kok gak dibales? "

" Ayah, kata buna matikan saja telepon nya."

" Hahaha yasudah abang love you."

"Love you to ayah."

Panggilan pun berakhir.








•••

Di perjalanan, eunbi terus saja bercerita perihal kegiatan sekolah nya hari ini, kedua orangtua itu pun dengan senang hati mendengarkan.

" Teman-teman abang terus saja memberikan makanan, kan abang juga sudah punya, bekal dari buna."

Dobby mengelus rambut putranya. " Itu tandanya teman-teman abang sayang, mereka senang berteman dengan park eunbi." Tunjuk nya tepat di dada sang anak.

Eunbi mengangguk senang. " Abang suka banyak teman."

Jeongwoo tersenyum sambil menyetir.

"Tapi abang juga ingin punya teman dirumah ."

Dobby melihat ke arah suaminya, Jeongwoo melihat putra juga suaminya.

" Abang boleh kok bawa teman menginap dirumah." Ucap dobby.

" Abang ingin adik buna, ayah." Ucap bocah tersebut sambil menatap kedua orangtuanya.

"Begini, semua itu sudah tuhan atur, jadi abang hanya bisa menunggu dan berdoa supaya keinginan abang terkabul." Ucap sang ayah.

Di Jodohkan dengan CEO Tampan [ Jeongbby ] ✓  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang