Chapter 22 (M)

874 79 10
                                    

"pantat kamu gemes banget sih" seru Mew terus meremas bokong sang kekasih, bahkan sesekali menamparnya.

"ngghh! punya aku jadi bangun" adu Gulf melirik ke arah bawah.

Mew mengikuti pandangan Gulf dan terkekeh saat apa yang kekasihnya ucapkan itu benar terjadi bahwa penis Gulf sekarang sudah berdiri tegak, pantas saja daritadi ia merasa ada yang menusuk-nusuk perut bawahnya.

"sangean banget sih kamu" ledek Mew menarik pinggang Gulf, membuat kejantanan mereka saling tergesek.

"Aahhh! i-iya aku sensitif banget kalau di pegang-pegang, apalagi kalau yang megang kamu" balas Gulf tersenyum jahil.

Mew menggertakkan giginya, godaan Gulf benar-benar menghilangkan kewarasannya.

"ini boleh langsung gue eksekusi aja gak sih?" tanya Mew menjilat bibirnya sendiri.

Gulf terkekeh lalu menganggukkan kepalanya "boleh, aku juga mau"

"Gulf?! gu-gue bercanda..." pekik Mew terkejut dengan jawaban sang kekasih.

Gulf mengerucutkan bibirnya sedih lalu melingkarkan tangannya pada leher Mew "kok cuman bercanda? aku udah berharap padahal"

"shit.... lo ngerti maksud gue kan?" umpat Mew meremas bokong Gulf cukup kuat.

"uhhh... ngerti kok, mau cobain kayak orang-orang" jawab Gulf mengelus rahang Mew lembut.

Mendengar itu Mew kembali mencium bibir Gulf, kali ini dengan sedikit brutal.

Gulf mendesah tertahan karena Mew menghisap lidahnya kuat, tangannya bergerak gelisah dan akhirnya bertengger manis di pundak Mew sambil sesekali mencubitnya keras.

Mew dengan perlahan menggerakkan pinggulnya maju-mundur berusaha menggoda penis Gulf yang mulai mengeluarkan precum, Mew kadang heran sendiri karena kekasihnya ini sangatlah sensitif tapi terus saja menggoda dirinya yang memiliki nafsu setebal baja.

Tangan Mew tetap bermain pada bokong Gulf, namun kini ia membawa kedua tangannya untuk membuka bongkahan sang kekasih membuat lubang Gulf tiba-tiba saja berkedut.

Merasakan itu Mew membawa satu jarinya untuk mengelus lubang Gulf yang berkedut tersebut, tubuh Gulf dengan reflek bergetar dan ciuman mereka pun terlepas.

"Aaahhh! nakal banget jarinya" seru Gulf dengan terengah-engah.

Mew tersenyum jahil dan terus melakukan kegiatan tersebut, jarinya berputar-putar di bawah sana menggoda lubang Gulf yang semakin berkedut cepat "liat tuh udah kedutan, gak sabaran banget kayaknya pacar aku"

"ngghhh! geli banget, airnya masuk kedalam pantat aku" adu Gulf menjatuhkan kepalanya pada bahu Mew.

"bagus dong biar licin, katanya tadi mau coba?"

"i-iya mau... pelan-pelan tapi, takut" jawab Gulf memelankan suaranya.

"kalah takut gak usah dulu ya sayang, nanti kamu malah gak nyaman" ujar Mew mengelus punggung Gulf lembut.

"jangan berhenti, usap terus" titah Gulf membawa tangan Mew kembali ke bokongnya.

Mew menggelengkan kepalanya gemas lalu mengecup tulang selangka sang kekasih "dasar"

"Uuhh punya kamu juga udah keras" adu Gulf merasakan kejantanan Mew yang semakin membesar.

"iya udah gak sabar mau makan kamu" balas Mew kembali menampar pantat semok Gulf.

Gulf terkekeh lalu mencium leher Mew dengan lembut "ayuk cepet makan kalau gitu"

Mendapat persetujuan Mew pun mulai menekan-nekan jarinya pada lubang Gulf, air yang mengalir membuat lubang kekasihnya menjadi licin dan itu adalah hal yang baik agar jarinya dapat masuk dengan mudah.

Annoying Bestfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang