1 Minggu Kemudian.
"sayang ayuk berangkat" pekik Mew yang kini tengah berada di ruang tengah menunggu sang kekasih.
Selama seminggu ini Mew lah yang selalu mengantar jemput Gulf ke kantor, walau Gulf sering menolak dengan alasan ia bisa naik bis tapi Mew tetap dengan pendiriannya bahwa ia ingin memastikan kekasihnya itu sampai dan pulang dengan aman.
Selama satu minggu ini pula kepala Mew semakin pusing memikirkan hal-hal yang tidak baik, efek sudah kelamaan menganggur Mew menjadi sedikit pesimis dan bahkan merasa rendah diri di hadapan sang kekasih.
Oleh karena itu Mew ingin menjadi sosok yang berguna bagi Gulf, ia ingin membuat Gulf selalu merasa nyaman ketika sudah pulang bekerja. Wajah dan hatinya yang kusut tidak ia perbolehkan nampak oleh kekasihnya itu.
"ayuk Mew aku udah siap" seru Gulf dengan senyum manisnya.
Mew bangkit dari duduknya untuk menghampiri Gulf, tas di pundak sang kekasih kini sudah ia ambil alih "gak ada yang ketinggalan sayang?"
"enggak ada Mew" jawab Gulf dengan yakin.
Setelah itu Mew pun menggandeng Gulf keluar kamar untuk menuju parkiran, mood keduanya sedang bagus karena semalam mereka baru saja menonton film bersama karena hari libur.
Walaupun Gulf sedikit mengantuk tapi itu tidak membuat semangat nya buyar, menurut nya menghabiskan waktu bersama dengan Mew dan bekerja adalah kewajiban yang tidak boleh ia tinggalkan salah satunya.
Ketika sudah sampai di parkiran Mew langsung saja melajukan sepeda motornya dengan kecepatan sedang, Gulf yang duduk manis di belakang selalu berusaha untuk mencari topik obrolan agar dirinya tidak rindu dengan Mew saat bekerja nanti.
Beberapa menit kemudian gedung kantor Gulf pun tertangkap oleh indra penglihatan mereka. Mew memberhentikan motornya di tempat biasa, sedikit jauh dari lobby berada.
"makasih ganteng"
"hahaha sama-sama cantik, semangat ya kerjanya"
Gulf mengangguk dengan senyum manisnya, baru saja Gulf ingin berjalan meninggalkan Mew tiba-tiba saja ada atasan kantornya datang dari belakang mereka dan memanggil nama Gulf.
"Gulf?"
"iya pak, selamat pagi pak"
"selamat pagi, kamu setiap hari naik ojek terus ya saya perhatikan?" tanyanya menatap Mew dan Gulf bergantian.
Baik Mew maupun Gulf yang mendengar itu tentu saja terkejut, mereka benar-benar tidak habis fikir bagaimana bisa orang tersebut mengira Mew adalah tukang ojek.
Namun tentu saja Gulf tidak bisa mengatakan bahwa sosok yang ia kira ojek itu adalah kekasihnya bukan? bisa-bisa karirnya menjadi berantakan.
Pacaran saja sudah lazim di kantor ini, apalagi jika dengan seseorang yang sesama jenis pasti akan terjadi keributan.
Melihat Gulf yang hanya diam saja dan suasana menjadi canggung Mew pun pamit dari hadapan mereka "permisi"
Gulf menatap kepergian Mew dengan nanar, merasa tidak enak karena tidak dapat membela kekasihnya itu.
"kamu tidak masuk?" tanya atasan Gulf tersebut membuat Gulf tersadar dari lamunannya.
Mereka pun akhirnya berjalan berbarengan masuk kedalam kantor dengan Gulf yang berdiri sedikit di belakangnya sambil terus menunduk.
maafin aku Mew - batin Gulf meremat dasi yang ia pakai.
Mari kita beralih ke Mew yang kini menaiki sepeda motornya dengan cukup pelan, beruntung jalanan tidak seramai tadi jadi tidak ada yang protes kecepatannya dalam berkendara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Bestfriend (END)
Teen FictionSesuai dengan judul Mew dan Gulf adalah dua orang yang bersahabat sedari kecil, sifat mereka yang sama-sama keras kepala membuat mereka menjuluki satu sama lain dengan sebutan "Annoying Bestfriend" lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? apakah mer...