- Flashback on -
Setelah dokter memeriksa kondisi mama Mew yang baru saja siuman itu Mew terus menggenggam tangan sang ibu dengan erat, takut jika genggamannya suatu waktu akan terlepas.
"anak mama" panggil mama Mew mengelus tangan Mew dengan lembut.
Mew yang mendengar suara sang ibu yang sudah sangat ia rindukan kembali meneteskan air matanya "mama... mama kenapa bisa disini? ayuk kita pulang ke rumah ma, Mew kangen masakan mama ayuk masakin Mew lagi"
Mama Mew tersenyum hangat menatap anak satu-satunya itu dengan penuh sayang, namun tanpa sadar air matanya ikut menetes karena penantiannya selama beberapa bulan ini akhirnya terbayar, ia bisa melihat Mew lagi sebelum ia benar-benar pergi.
"mama mau ngomong, jangan di potong dulu ya sayang" seru mama Mew dengan suara lemahnya.
Mew mengangguk sambil mencium tangan sang ibu yang ia genggam tersebut, berusaha menyalurkan rasa rindu bercampur takut yang bersarang pada hatinya.
"Mew... maafin mama ya sayang, maaf kalau mama belum bisa menjadi sosok orang tua yang baik untuk kamu, mama minta maaf karena belum bisa memberikan kamu hidup yang lebih layak, mama benar-benar minta maaf ya sayang"
Mew menggelengkan kepalanya kuat-kuat sambil menatap mama nya dengan sedih "mama gak boleh ngomong kayak gitu, mama udah bener-bener jadi orang tua yang terbaik untuk aku, aku sayang mama dan akan selalu begitu"
Mama Mew mengangguk mengerti lalu kembali melanjutkan ucapannya.
"selain itu, mama juga ingin berterimakasih sama kamu ya sayang, makasih sudah menjadi anak yang membanggakan untuk mama, terimakasih sudah sayang sama mama, dan terimakasih karena kamu selalu berhasil membuat mama bahagia"
"pasti ma, Mew pasti akan terus membahagiakan mama, mama tunggu ya... sebentar lagi aku wisuda dan aku bakal kerja di perusahaan besar supaya punya uang yang banyak dan bisa beliin semua yang mama mau, tunggu Mew ya ma?" seru Mew dengan senyum di wajahnya.
Mama Mew yang mendengar itu menolehkan kepalanya ke samping karena tidak mampu melihat wajah Mew yang penuh dengan harapan.
"ma, Mew sayang mama, mama gak boleh ninggalin Mew ya?" ujar Mew yang mulai mengerti keadaan sang ibu.
Dengan susah payah Mew menahan isakannya saat pertanyaan nya itu sama sekali tidak digubris oleh mamanya.
Tidak, yang ada di fikiran Mew tidak mungkin terjadi kan?
Baru saja Mew bertanya dalam hati tiba-tiba saja tubuhnya membeku saat sang ibu kembali membuka suara.
"maaf Mew, mama capek"
Mew yang sudah tidak mampu akhirnya menundukkan kepalanya lalu menangis sekencang yang ia bisa, membuat mama Mew yang mendengar itu ikut merasakan sakit.
"Mew... mama mau ketemu papa, maaf sayang, mama benar-benar minta maaf" ujar mama Mew dengan isakannya.
Mew menggelengkan kepalanya dengan kuat dengan tangan satunya yang menjambak rambutnya sendiri, ia belum sanggup membuka suara karena sesak di hatinya semakin parah.
"Mew mama tau mama egois... tapi mama capek sayang, mama gak mau sakit terus seperti ini, maaf sayang tapi mama udah gak sanggup lagi... mama mau pulang"
Mama Mew berkata dengan lemah, merasa frustasi karena sudah menahan sakitnya dengan waktu yang lama. Ia juga tidak ingin menjadi seperti ini, ia juga tidak ingin meninggalkan anak satu-satunya sekarang ini tapi apa boleh buat? kondisi tubuhnya sudah tidak bisa di ajak kompromi.
Lalu bagaimana dengan Mew? bagaimana dengan sang anak yang akan ia tinggalkan sendirian tanpa siapa-siapa lagi?
"mama... Mew harus gimana biar mama bisa disini sama Mew terus?" tanya Mew yang masih setia menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Bestfriend (END)
Teen FictionSesuai dengan judul Mew dan Gulf adalah dua orang yang bersahabat sedari kecil, sifat mereka yang sama-sama keras kepala membuat mereka menjuluki satu sama lain dengan sebutan "Annoying Bestfriend" lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? apakah mer...