Chapter 23 (M)

910 73 6
                                    

Setelah selesai mengatur nafasnya yang memburu Mew pun menundukkan dirinya lalu menyambar bibi sang kekasih yang sudah bengkak itu.

Gulf tersenyum dalam ciuman mereka, ia membenarkan posisinya untuk duduk di atas paha Mew. Penis Mew yang masih sensitif bergerak naik-turun saat menyenggol kejantanan Gulf yang masih tertutup celana.

Merasakan hal itu Mew memberikan isyarat agar Gulf juga melepas celana yang ia pakai, dan tanpa melepas ciuman mereka tangan Gulf bergerak untuk menurunkan celana nya yang tentu saja di bantu oleh sang kekasih.

Tubuh mereka kini sudah kembali telanjang bulat, padahal mereka baru saja mandi beberapa menit lalu tapi justru tubuh mereka sudah basah akan keringat.

"Aaaahhh!" desah Gulf saat tanpa aba-aba Mew meremas penis miliknya.

"Mewhhh ngghhh ayuk buruan" rengek Gulf yang sudah gelisah.

Mew yang mendengar itu terkekeh lalu menuntun Gulf untuk kembali rebahan "punya kamu masih sempit banget sayang, sebentar ya nanti kalau di paksain malah sakit"

Gulf hanya dapat mengangguk, dan detik selanjutnya wajah Mew kini sudah berada di antara kedua kakinya. Mew membawa jarinya untuk menyapa lubang sang kekasih, dengan perlahan ia mencoba untuk memasukkan satu jarinya kedalam.

"uuuhhhh mewhhh" desah Gulf menggigit bibirnya, menahan rasa perih karena kondisi lubangnya yang kering.

"Gulf kayaknya beneran butuh lube deh minimal" seru Mew menatap Gulf serius.

"ngghhhh ribet kalau harus beli dulu, gak mauuu" jawab Gulf mengambil sebelah tangan Mew untuk ia genggam.

Mew menghela nafasnya lalu kembali memainkan jarinya pada lubang Gulf "kalau sakit banget bilang ya sayang"

"iyahh gak sakit kok mmpphhh enak" balas Gulf menggerakkan kakinya tak nyaman.

Mew dengan terpaksa melepas genggaman tangan mereka untuk menyentuh penis sang kekasih yang sudah basah akan precum, ia menaik-turunkan tangannya untuk menditraksi rasa sakit pada lubang Gulf .

"Aaahhh! mewhhh ja-jangann nanti keluar lagi" racau Gulf mencoba menahan tangan Mew.

"gak papa sayang keluarin aja, aku juga butuh sperma kamu biar tambah licin jari aku di dalem" seru Mew yang akhirnya diangguki oleh Gulf.

Gulf kembali mendesah dengan tangannya yang meremat sprei dengan erat, stimulasi pada lubang serta penisnya sangatlah mampu membuat dirinya mabuk kepayang.

"Aaahhh mewhhh please gak kuatt" pekik Gulf menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

Mew mempercepat tempo kocokannya, bahkan dengan jahilnya Mew terus saja mengusap kepala penis Gulf membuat sang empu makin bergetar hebat "keluarin sayang"

"Aaaaahhhh!"

Sperma Gulf muncrat membasahi perut buncitnya itu, Mew masih mengusap penis Gulf karena sesekali masih ada putihnya yang keluar. Setelah di rasa sudah Mew pun mengambil sperma Gulf tersebut untuk membaluri jari serta lubangnya.

Dan tanpa aba-aba jari Mew sudah kembali masuk dengan mudah bahkan dua jari sekaligus yang kini bersemayam pada lubang sang kekasih yang berkedut tersebut.

"Aahhh mewhhh please masih sensitif ngghhh gak kuat" racau Gulf dengan kaki yang masih bergetar hebat.

Gila, kekasihnya ini sudah benar-benar gila. Gulf baru saja ejakulasi dan sekarang tubuhnya kembali di paksa untuk menerima rangsangan yang berlebihan, sungguh tubuh Gulf rasanya sudah bergetar sebadan-badan.

"biar cepet longgar sayang" ujar Mew membuat gerakan menggunting.

Kepala Gulf rasanya berputar, merasa sangat pening. Kini Gulf bahkan dapat merasakan penisnya yang mulai kembali mengeras.

Annoying Bestfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang