Gulf yang mendengar itu merasakan hatinya yang seperti tercubit, rasanya sangat asing mendengar Mew berbicara dengan nada seperti itu.
"Mew maaf... maaf banget" cicit Gulf dengan sangat pelan.
Ia pun kembali mengecek aplikasi maps tersebut dan merasa sedikit lega karena mereka sebentar lagi akan sampai.
"itu belok ke kiri" seru Gulf menunjuk jalan di hadapan mereka.
Mew tanpa menjawab segera berbelok dan mereka pun akhirnya sampai di tempat tujuan. Mew segera memarkirkan sepeda motornya dan Gulf langsung saja turun sambil membuka helm miliknya.
Gulf melirik ke arah Mew yang kini tengah membuka jaketnya, ia pun melakukan hal yang sama lalu setelah itu menunggu sang kekasih yang tengah mengambil barang bawaan mereka.
"Mew" panggil Gulf menautkan kedua tangannya sendiri.
Sosok yang di panggil menoleh lalu berjalan mendekat ke arah Gulf "kenapa Gulf? ayuk kesana disini panas"
"Mew maafin aku" seru Gulf menundukkan kepalanya, tidak berani menatap mata sang kekasih.
Mew mengusap wajahnya kasar karena sungguh mereka tengah berada di parkiran dimana sama sekali tidak ada angin disini, membuat otak Mew makin terasa panas saja.
Tanpa menjawab Mew dengan segera menarik tangan Gulf, ia berjalan cukup jauh sampai akhirnya menemukan tempat yang nyaman untuk menikmati keindahan pantai tersebut.
Gulf sedari tadi hanya diam, mengikuti kemanapun langkah kekasihnya itu. Tautan tangan mereka pun terlepas karena kini Mew tengah menggelar sebuah selimut yang akan mereka jadikan sebagai alas duduk.
"sini sayang" panggil Mew yang sudah duduk manis disana.
Mendengar panggilan sayang wajah Gulf seketika berubah, tidak semurung tadi. Dengan cepat Gulf pun bergabung dengan sang kekasih.
"minum dulu nih baru ngomong ya" potong Mew saat Gulf baru membuka mulut.
Gulf mempoutkan bibirnya lalu menerima botol minum yang diberikan oleh sang kekasih, ia meneguknya setengah karena memang merasa haus.
"kamu juga harus minum" ujar Gulf kembali memberikan minuman tersebut.
Mew tersenyum lalu meneguknya sampai habis, ia menghela nafas lega karena tenggorokannya sudah tidak terasa kering seperti tadi. Melihat Mew sudah lebih santai Gulf pun memberanikan diri untuk berbicara.
"Mew maaf... aku gak bisa baca maps, gara-gara aku kamu jadi makin lama nyetirnya, maaf banget Mew, maaf juga karena aku gak bisa bawa motor jadi kita gak bisa gantian... maafin aku" ujar Gulf menatap Mew sendu.
Mew mengangguk lalu membawa tangannya untuk mengelus wajah Gulf yang sudah sedikit merah itu dengan lembut "iya gak papa, maaf juga ya sayang aku bukannya mau kasar ke kamu tadi tapi timing nya gak pas aja cuacanya juga aduh bikin kepala aku pusing"
"iya ngerti kamu juga jadi pusingnya gara-gara aku, sekali lagi maaf ya Mew maaf aku jadi beban terus" seru Gulf membuat Mew menghela nafasnya.
"sini sayang" panggil Mew membuka lengannya lebar-lebar.
Gulf yang mengerti langsung masuk kedalam dekapan sang kekasih, untuk saat ini mereka tidak perduli jika banyak sepasang mata yang menatap mereka bingung bahkan tidak sedikit yang memberikan tatapan tidak suka.
"jangan ngomong gitu sayang, aku bener-bener jadi merasa bersalah sama kamu, maaf ya sayang aku gak bermaksud bikin kamu mikir begitu... please jangan ngomong gitu lagi ya" ujar Mew dengan lirih.
Sakit, Mew merasakan hatinya yang teriris saat mendengar ucapan Gulf yang mengatakan bahwa dirinya ini adalah beban. Mew benar-benar tidak suka bagaimana Gulf memandang dirinya sendiri seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Bestfriend (END)
Teen FictionSesuai dengan judul Mew dan Gulf adalah dua orang yang bersahabat sedari kecil, sifat mereka yang sama-sama keras kepala membuat mereka menjuluki satu sama lain dengan sebutan "Annoying Bestfriend" lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? apakah mer...