Chapter 3

915 121 43
                                    

Jane terus saja menatap ponselnya yang memperlihatkan ruang obrolan dirinya dengan sang kekasih.

Sudah 15 menit Jane menunggu namun pacarnya itu belum juga tiba, terlebih lagi pesan Jane sama sekali belum dibaca oleh sang empuh, membuat dirinya lagi-lagi merasa kesal.

Hubungan keduanya di mulai dari pertemuan pertama mereka di acara kecil-kecilan yang diadakan oleh ketua organisasi yang sangat terkenal di kampus. Hampir seluruh anggota ia undang, dan tidak sedikit temannya yang di luar organisasi juga turut hadir, contohnya saja Mew.

Saat itu Mew yang tengah duduk sendirian sehabis mengobrol dengan teman-temannya di hampiri oleh gadis berambut panjang dengan wajahnya yang cantik.

"hai Mew" sapa nya sambil mengulurkan tangan.

Mew menerima uluran tangan tersebut sambil tersenyum sekedarnya "hai juga"

"gak nyangka bisa ketemu disini, abis nya kalau di kampus aku jarang banget ngeliat kamu"

Mew tidak menanggapi ocehan gadis yang ia tidak ketahui namanya itu, lalu tiba-tiba saja datang lah sang pemilik acara yang langsung menyapa gadis tersebut.

"hai Jane, kamu udah kenalan sama Mew? aku sama Mew beberapa kali satu kelas jadi kita cukup akrab" ujar Tay yang hanya diangguki oleh Mew.

Jane tersenyum lebar, merasa mendapat restu dari ketua organisasi nya ini "aku tau Mew udah dari lama cuman ya gitu gak pernah sempet nyapa"

"hahaha emang sok sibuk dia mah, yaudah kalian tukeran nomor gih biar kalau ada ngumpul-ngumpul kayak gini bisa berangkat bareng"

Ide cemerlang itu langsung disetujui oleh Jane, ia memberikan ponselnya ke arah Mew membuat Mew mau tidak mau memberikan nomornya karena merasa tidak enak.

Dan dari situ pula Jane mendekati Mew dengan ugal-ugalan, bahkan yang menyatakan perasaannya duluan juga ulah jane. Sedangkan Mew, ia hanya iya-iya saja karena tanpa sadar ia juga mulai nyaman dengan sikap Jane yang ceria.

Tapi lama kelamaan sikapnya yang ceria berubah menjadi penuntut seperti sekarang ini.

Kembali lagi dengan Jane yang masih sibuk melihat ke arah pintu tempat makan tersebut, berharap sang kekasih segera tiba karena ia juga memiliki janji lain dengan teman-temannya.

Dan akhirnya orang yang ia tunggu-tunggu pun tiba membuat senyumannya langsung terangkat, namun dengan seperkian detik Jane kembali mengerucutkan bibirnya saat menyadari bahwa Mew tidak datang sendiri, melainkan dengan seseorang yang selalu ia sebut 'bestfriend' nya itu.

Sebuah ketidakmungkinan kalau Jane tidak mengenali sosok yang kini berdiri di sebelah kekasihnya.

Sosok itu pula yang membuat pergerakan Jane terbatas karena setiap ia menghampiri Mew selalu ada Gulf di dekatnya, bahkan tidak sekali dua kali Mew membatalkan janji mereka hanya dengan alasan 'gulf lagi sakit, gulf mau pergi, gulf gaada yang nganter' ya intinya kehidupan Mew seperti selalu berputar dengan Gulf.

"sorry Jane telat" seru Mew mendudukkan dirinya di hadapan Jane dengan Gulf di sebelahnya.

Jane menatap Gulf tidak suka, dan Gulf tidaklah bodoh untuk tidak mengerti arti tatapan itu. Ia pun berdiri berniat untuk pindah meja sebelum tangan kekar kembali menariknya untuk duduk.

"mau ngapain? diem aja sini" titah Mew membuat Gulf kembali duduk dengan diam.

Jane yang sudah lelah akhirnya mencoba untuk mengabaikan sosok di sebelah kekasihnya, ia kembali tersenyum sambil memegang tangan Mew yang tergeletak di atas meja.

"Mew aku kangen banget sama kamu" seru Jane mengerucutkan bibirnya.

Jika Gulf yang melakukan itu Mew akan terkekeh karena merasa gemas, namun sekarang Mew justru berdegik ngeri, merasa merinding.

Annoying Bestfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang