Chapter 2

994 118 24
                                    

Pagi harinya Gulf terbangun lebih dulu, ia mengucek matanya sambil mencoba memfokuskan pandangannya.

Hal yang pertama kali ia lihat adalah rambut sang sahabat yang sudah mulai panjang itu. Ia menundukkan kepalanya dan menyadari bahwa Mew kini tengah memeluk tubuhnya, lebih tepatnya ia menjadikan tubuh Gulf sebagai pengganti guling yang kini sudah terbang entah kemana.

Dengan kesusahan Gulf pun mencoba untuk melepaskan diri dari kukungan Mew, lengannya yang berotot membuat tenaga Gulf terkuras 2x lipat.

"diem ih masih ngantuk" seru Mew semakin menenggelamkan wajahnya di dada Gulf.

Gulf menghela nafasnya pasrah, jika sudah begini Gulf tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena hasilnya akan percuma.

"badan doang gede tapi manjanya minta ampun" cibir Gulf meremas-remas rambut Mew.

"nghh... enak lagi Gulf, pala gua sakit banget ini" pinta Mew yang mulai merasa nyaman.

Gulf berdecak kesal, namun tetap menuruti keinginan sahabatnya itu. Dengan telaten Gulf kembali memberikan pijitan-pijitan di kepala Mew, membuat sang empuh tersenyum dalam lelapnya.

Beberapa menit kemudian Gulf yang sudah lelah menyudahi kegiatannya, ia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

"Mew ih lepas... sakit" adu Gulf membuat Mew dengan secepat kilat melepas dekapannya.

"apa? apa yang sakit?" tanya Mew cemas.

Gulf menggelengkan kepalanya, sedikit terkejut dengan reaksi berlebihan sang sahabat "sesek gua gak bisa nafas"

"udah awas ah gua mau mandi" lanjut Gulf mendorong tubuh Mew dengan sekuat tenaga.

Mew memanyunkan bibirnya karena waktu tidurnya telah selesai, ia pun mengambil handphone miliknya yang belum ia sentuh sedari kemarin.

Baru saja Mew menyalakan data, ponselnya bergetar tidak karuan membuat Mew lagi-lagi menghela nafas malas.

Mew membaca deretan pesan bahkan panggilan tidak terjawab yang ada lebih dari 10x dari kekasihnya itu. Ia baru ingat kalau kemarin adalah hari terakhir jane magang dan artinya ia sudah tidak sesibuk dulu lagi.

Baru saja Mew ingin menaruh kembali benda pipih tersebut, tiba-tiba saja ponselnya kembali bergetar menampakkan panggilan dari kekasihnya.

"Mew kamu kemana aja sih dari kemarin aku telfon gak aktif terus"

Teleponnya dibawa menjauh dari telinganya saat kekasihnya itu memekik kencang.

"Aku sibuk Jane kamu kan tau sendiri"

"Aku juga sibuk tapi tetep tuh nyempetin waktu buat ngabarin kamu"

"Iya-iya maaf ya, janji gak gitu lagi"

"yaudah hari ini ayuk kita jalan"

"hari ini?"

"iya hari ini, aku kangen Mew ayuk makan siang bareng"

"o-oke, mau dimana?"

"nanti aku shareloc kamu langsung aja gak usah jemput aku, soalnya abis itu aku mau pergi sama temen-temen aku"

"oke Jane, sampai ketemu nanti"

"iyaa, awas ya kamu telat, love you Mew"

"hemm too jane"

Tutt

"ada ya orang di telfon pacar malah cemberut" ledek Gulf yang tengah berdiri di depan pintu kamar mandi.

Mew menatap Gulf tajam namun tiba-tiba berubah menjadi lembut dan penuh harapan, Gulf yang menyadari itu memicingkan matanya curiga "ngapain ngeliatin kayak gitu?!"

Annoying Bestfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang