Keesokan harinya
Mew bangun sekitar pukul 7 pagi, ia berniat ke luar rumah untuk sekedar mencari udara segar karena beberapa hari ini yang ia lakukan hanyalah berdiam diri di kamar.
Baru saja ia membuka gerbang rumahnya ia dapat melihat Jeonghan sedang menyiram tanaman di pekarangan rumahnya.
Ucapan Seungcheol kemarin kembali terngiang di kepalanya dan rasa bersalah mulai muncul di hati Mew, kemarin-kemarin ini Jeonghan sudah sangat baik dengannya. Setiap jam makan Jeonghan pasti selalu mengantarkan makanan yang di masak bunda kepadanya walaupun mereka sama sekali tidak saling menyapa.
Oleh karena itu dengan rasa sedikit gugup Mew berjalan lurus ke arah rumah sang kekasih, ia melihat sekeliling yang sepertinya sedang sepi.
"kak..." panggil Mew membuat Jeonghan menghentikan kegiatannya lalu menoleh.
"Mew? sini masuk" ajak Jeonghan membuka pagar rumahnya.
Mew pun masuk kedalam lalu mengikuti Jeonghan untuk duduk di depan teras rumahnya.
"kak Jeonghan... maaf" seru Mew menundukkan kepalanya, merasa malu sudah berkata kasar kepada Jeonghan saat di rumah sakit waktu itu.
Jeonghan mengangguk sambil tersenyum hangat, ia merentangkan tangannya lebar-lebar dan Mew yang mengerti itu pun masuk kedalam dekapan Jeonghan.
"it's okay Mew, kakak juga minta maaf ya, maaf kakak gak ngasih tahu kamu dari awal" ujar Jeonghan mengelus punggung yang lebih besar darinya itu.
"gak papa kak aku ngerti sekarang, sekali lagi maaf ya kak, dan makasih... makasih banyak untuk semuanya kak, makasih udah jadi tempat aku bersandar selama ini, makasih udah mau nerima aku jadi adiknya kak Jeonghan juga" seru Mew mengeratkan pelukannya.
Mew benar, Jeonghan adalah salah satu alasan ia untuk kuat kedepannya.
"sama-sama Mew, kamu kalau ada apa-apa jangan sungkan ya untuk ngomong ke kakak, kamu juga kalau bosen kesini aja ya, jangan diem di kamar terus kakak gak mau kamu sampai sedih terus-terusan, kamu yang kuat ya Mew, kakak akan terus ada disini untuk kamu" ujar Jeonghan melepas pelukan mereka.
Mew mengangguk dengan semangat sambil mengucek matanya yang entah kenapa menjadi buram, begitupula dengan Jeonghan yang langsung menolehkan kepalanya ke samping untuk mengusap wajahnya.
Setelah beberapa saat hening Jeonghan pun kembali berucap "masuk gih Gulf nya ada di kamar, tenang aja rumah lagi kosong kok cuman ada kakak, mas Seungcheol sama bunda lagi ke pasar"
"bo-boleh kak?... aku takut Gulf marah sama aku, aku udah kasar sama dia waktu itu kak" tanya Mew meremat celananya kasar.
"kalau gak di coba ya gak akan tahu kan? lagipula justru Gulf yang takut kalau kamu masih marah sama dia, kakak minta tolong hibur dia ya Mew kakak gak tega liat adek masih suka nangis terus" pinta Jeonghan dengan penuh harap.
Mew mengatur nafasnya lalu mengangguk yakin "kalau gitu aku izin kedalam dulu ya kak"
"iya masuk aja, adek pasti di kamarnya" balas Jeonghan membuat Mew langsung menaiki tangga untuk menuju kamar Gulf.
Sebenarnya rumah Gulf tidak terlalu besar tapi cukup untuk mereka tempati sekarang ini, di lantai atas terdapat dua kamar yaitu kamar Gulf dan kamar sang kakak, sedangkan dibawah hanya ada satu kamar milik orang tua Gulf.
Mew berjalan mendekat ke arah pintu kamar yang terdapat di paling ujung, dengan pelan Mew pun akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar tersebut.
"se-sebentar kak" pekik Gulf dari dalam lalu setelah beberapa detik pintu kamar Gulf akhirnya terbuka.
Gulf seketika mematung saat melihat sosok di hadapannya sekarang ini, begitupula dengan Mew yang terkejut saat melihat wajah kekasihnya yang sembab itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Bestfriend (END)
Novela JuvenilSesuai dengan judul Mew dan Gulf adalah dua orang yang bersahabat sedari kecil, sifat mereka yang sama-sama keras kepala membuat mereka menjuluki satu sama lain dengan sebutan "Annoying Bestfriend" lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? apakah mer...