Karena tidak ingin permasalahan mereka menjadi lebih panjang Mew pun berjalan ke arah pintu kamar tamu tersebut lalu mengetuknya pelan "sayang... maaf kita ngobrol dulu yuk sayang?"
"enggak! kamu nyebelin banget Mew... hiks... aku kesel sama kamu" jawab Gulf yang diiringi oleh isakan.
Mendengar kekasihnya menangis tentu saja membuat Mew semakin kalut, ia kembali mencoba membuka pintu tersebut lalu mengetuknya beberapa kali "sayang please buka dulu ya kita ngobrol baik-baik... maafin aku sayang ayuk buka dulu pintunya ya"
"aku kesel Mew, kenapa sih? kenapa kamu jadi berubah kayak gini? aku gak suka kamu emosian terus kayak tadi Mew... aku gak suka"
"maaf sayang maafin aku, tapi please buka dulu ya pintunya, aku mau ngobrol langsung sama kamu sayang" pinta Mew dengan putus asa.
"gak mau, aku gak mau ngobrol sama kamu" tolak Gulf dengan memekik kencang.
Mew mencoba mengatur nafasnya agar emosinya dapat stabil, jika sudah seperti ini ia tahu bahwa akan semakin sulit mengajak kekasihnya itu berbicara.
"oke kita gak ngobrol sekarang tapi kamu jangan ngunciin diri kamu sendiri sayang, ayuk keluar aku janji gak bakal ajak kamu ngobrol tapi please i wanna see your face so bad Gulf" pinta Mew dengan nada memohon.
"Mew jangan marah sama aku... aku gak suka liat tatapan kamu tadi, aku sama Bright beneran cuman temen doang Mew" seru Gulf merasa frustasi.
"iya sayang maaf ya tadi aku cuman gak suka aja liat kamu sama orang lain, maaf sayang gak seharusnya aku marah kayak tadi"
"maaf Mew... maaf aku sama sekali gak ngehubungin kamu"
"iya gak papa sayang aku ngerti ini juga salah aku, maafin aku juga ya sayang? ayuk keluar dulu aku mau kita selesaiin semua ini sekarang biar kita sama-sama gak kepikiran terus, oke sayang?"
"tapi kamu janji gak marah lagi ya?"
Mendengar itu hati Mew serasa mencelos. Sial, apa yang sudah ia perbuat sampai kekasihnya sendiri sebegitu takut terhadap dirinya?
"sayang maaf... maafin aku" seru Mew merosotkan tubuhnya di depan pintu tersebut.
Beberapa detik kemudian pintu kamar tersebut terbuka menampilkan wajah Gulf yang sudah berlinang air mata "Mew..."
"sayang maaf sayang maafin aku" seru Mew yang masih dengan posisi berlututnya.
Gulf yang melihat itu mensejajarkan tubuhnya dengan Mew, tanpa basa-basi Gulf memeluk tubuh Mew dengan erat tanpa berucap apapun.
"sayang..." panggil Mew merasa terkejut.
"Mew aku gak mau kita diam-diaman terus kayak kemarin... aku gak mau kamu jauhin aku lagi" seru dengan sesekali terisak.
Mew menganggukkan kepalanya cepat lalu mengeratkan pelukan mereka "maaf sayang maaf aku gak akan diemin kamu lagi"
Sebetulnya Mew juga tidak ingin harus menjaga jarak dengan kekasihnya itu, tapi kondisinya beberapa hari ini sangatlah tidak baik dan Mew tidak mau jika Gulf yang justru terkena amarahnya.
Dan ketakutannya pun terjadi, ia dan Gulf sempat adu mulut 3 hari yang lalu membuat Mew mau tak mau harus menghindari Gulf agar masalah mereka tidak semakin besar.
Tapi tanpa Mew sadari bahwa kekasihnya justru merasa sangat tersakiti akan sikapnya yang tidak beralasan. Gulf bahkan tidak diberikan pengertian mengapa Mew bisa selalu pulang telat dan berubah menjadi emosian seperti ini.
Gulf tidak diberi kesempatan untuk tahu kalau sudah 2 minggu lamanya Mew memendam semuanya sendirian karena Mew sama sekali tidak ingin membuat kekasihnya itu ikut kepikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Bestfriend (END)
Teen FictionSesuai dengan judul Mew dan Gulf adalah dua orang yang bersahabat sedari kecil, sifat mereka yang sama-sama keras kepala membuat mereka menjuluki satu sama lain dengan sebutan "Annoying Bestfriend" lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? apakah mer...