Keesokan harinya.
Gulf terbangun lebih dulu karena tiba-tiba saja merasa tidak tahan untuk buang air, namun baru saja ia mencoba untuk duduk rintihan langsung keluar dari bibirnya.
"ssshh sakit" desis Gulf merasakan pinggulnya yang pegal dan lubangnya yang terasa perih.
Gulf reflek menutup mulut saat Mew bergerak gelisah dalam tidurnya, dan ternyata benar saja tidak lama setelah itu mata Mew akhirnya terbuka.
"kenapa sayang?" tanya Mew dengan suara serak khas bangun tidur.
"e-enggak gapapa kamu tidur lagi aja Mew, masih terlalu pagi" jawab Gulf menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Bukannya menuruti perintah sang kekasih Mew justru ikut mendudukkan dirinya "kamu sendiri kenapa kok udah bangun?"
"itu... mau pipis tapi susah" jawab Gulf dengan ragu.
"susah kenapa sayang? sakit ya? aku bantu yuk" seru Mew yang akhirnya di angguki oleh sang empu.
Persetan dengan gengsi, Gulf benar-benar tidak sanggup untuk menahan sakitnya sendiri.
Mew pun langsung saja berdiri lalu membantu kekasihnya tersebut dengan perlahan dan hati-hati, Gulf berjalan dengan susah payah dengan kakinya yang terbuka lebar alias mengangkang.
"kamu tunggu sini aja" seru Gulf menahan lengan Mew.
Mew pun mengangguk dan setia menunggui sang kekasih sambil sesekali menguap karena masih merasa ngantuk.
Tidak lama kemudian Gulf pun keluar dan langsung memegangi lengan Mew "gak nyangka seperih ini Mew"
Mendengar itu Mew tanpa ba-bi-bu langsung membawa Gulf kedalam gendongannya, ia menaruh tubuh kekasihnya dengan hati-hati ke atas kasur.
"sayang tunggu di sini sebentar ya aku mau keluar cari obat dulu sekalian beli sarapan, gak papa kan aku tinggal?" tanya Mew mengelus wajah Gulf lembut.
"iya gak papa Mew, tapi jangan lama-lama ya aku masih mau di peluk-peluk" jawab Gulf dengan nada manjanya.
Mew mengangguk sambil tersenyum manis "siap cantik, kalau ada apa-apa langsung telpon aja ya aku bawa hp kok"
Gulf memberikan jempol nya membuat Mew langsung bersiap untuk pergi ke luar mencari obat untuk Gulf dan juga sarapan untuk mereka berdua.
Baru saja Gulf ingin kembali memejamkan mata karena ditinggal sendiri ponselnya tiba-tiba saja berdering, tanpa melihat siapa yang menelpon Gulf pun mengangkat nya.
"kenapa Mew? ada yang ketinggalan?" tanya Gulf yang mengira bahwa itu adalah kekasihnya.
"huh? kok Mew? terus emangnya Mew lagi kemana dek?"
"hehehe kakak, maaf kak aku kira Mew yang telfon soalnya Mew lagi keluar sebentar kak"
"ngapain pagi-pagi banget gini? olahraga ya dia?"
"bukan itu Mew lagi beli obat buat aku sama beli sarapan"
"obat buat kamu? kamu sakit dek? sakit apa kok gak kasih tahu kakak?"
Mata Gulf seketika terbelalak saat menyadari bahwa dirinya baru saja keceplosan.
"e-enggak kak bukan sakit begitu, aduh gak usah di bahas deh kak, kakak kenapa pagi-pagi gini nelfon?"
"kakak rencananya mau kesana sekarang sekaligus kita sarapan bareng tapi barusan kamu bilang kalau Mew lagi beli kan ya? jadi paling kakak kesananya abis sarapan aja"
"JANGAN!"
"dek! kok kakak mau kesana di larang begitu sih"
Gulf mengusap wajahnya kasar bingung ingin mencari alasan apa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Bestfriend (END)
Teen FictionSesuai dengan judul Mew dan Gulf adalah dua orang yang bersahabat sedari kecil, sifat mereka yang sama-sama keras kepala membuat mereka menjuluki satu sama lain dengan sebutan "Annoying Bestfriend" lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? apakah mer...