Chapter 7

832 103 16
                                    

Keesokan harinya tubuh Gulf sudah perlahan membaik, setidaknya tidak selemas kemarin.

Saat ini Mew dan juga Gulf tengah menonton film bersama di TV yang ada di kamar rawat Gulf. Tadi siang kakak Gulf bersama kekasihnya datang kemari untuk bergantian menjaga Gulf karena Mew harus ke kampus memberikan surat sakit miliknya.

"gak ngantuk apa?" tanya Mew kepada Gulf yang masih asik menonton.

Gulf menggeleng lalu menjatuhkan kepalanya pada bahu Mew yang duduk di sebelahnya. Ya, mereka berdua tengah duduk di ranjang milik Gulf atas permintaan sang empuh.

"pantes nyuruh gua duduk disini mau nyender-nyender toh" cibir Mew namun kini tangannya justru sudah melingkar indah pada bahu Gulf.

Gulf terkekeh lalu menoel pipi Mew yang lebih tirus darinya itu "pinter"

Setelah percakapan singkat itu Mew dapat merasakan kepala Gulf yang mulai memberat pada bahu nya dan sesekali hampir terjatuh.

"kalau ngantuk tidur aja Gulf" seru Mew membawa rambut Gulf kebelakang telinganya.

Mew sedikit tertegun bahkan tidak sadar menelan ludahnya sendiri saat melihat wajah sang sahabat sedekat ini. Tentu, tentu saja ini bukan pertama kalinya mengingat mereka yang sudah bersama sejak lama.

Tapi entah mengapa kali ini terasa berbeda, terlebih lagi wajah Gulf saat ini pucat pasih memberikan kesannya tersendiri. Dan yang paling penting sahabatnya itu terlihat begitu cantik sekarang ini.

Tunggu sebentar...

Cantik?

Ah, Mew pasti sudah gila sekarang.

Mew menggelengkan kepalanya kuat-kuat membuat kepala Gulf ikut tersenggol "sakit"

"eh sorry sorry gak sengaja" seru Mew terkejut sambil mengelus dan meniup-niup kepala Gulf.

"Mew kenapa?" tanya Gulf dengan mata yang masih terpejam.

"enggak gak papa, tidur lagi aja" jawab Mew membuat Gulf mengangguk.

Gulf pun menyamankan posisinya lalu membawa tangannya untuk memeluk tubuh Mew dari samping.

"eh sebentar ganti posisi yuk jangan duduk gini nanti sakit badannya terus ini selang infusnya nanti ketarik" ujar Mew menepuk pipi Gulf pelan.

Gulf menghela nafas kasar lalu membuka matanya sedikit "bantuin, gak kuat ngantuk banget"

"yeee bayi tadi katanya gak ngantuk" cibir Mew namun tetap membantu Gulf untuk rebahan.

Gulf yang sudah dengan posisi rebahan kembali memejamkan matanya, namun saat merasakan pergerakan di sampingnya ia buru-buru menarik lengan Mew "mau kemana? sini aja"

"yailah mana muat Gulf sempit" seru Mew tidak setuju.

"ih muat tau, udah sini dulu kek gua ngantuk"

"yaudah kalau ngantuk tidur aja gak ada yang ngelarang"

"ya makanya sini suppasit!" kesal Gulf membuka matanya lalu menatap Mew tajam.

Mew menghela nafasnya lalu menuruti perintah sahabatnya itu, dengan hati-hati Mew ikut merebahkan dirinya di samping Gulf membuat tubuh mereka berdempetan karena ranjang Gulf yang memang di design hanya untuk satu orang.

"tuh kan muat, gak usah belaga gede banget deh badan lu" seru Gulf memiringkan tubuhnya menghadap Mew.

Mew menggelengkan kepalanya, merasa gemas dengan sikap menyebalkan sahabatnya ini.

Biasanya kalau orang nyebelin kita pasti kesel, berbeda sama Mew yang justru ngerasa gemes.

"Mew..." panggil Gulf dengan mata yang sudah terpejam.

Annoying Bestfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang