Chapter 34

368 63 6
                                    

2 Minggu Kemudian.

Waktu begitu cepat berlalu, namun tidak untuk sosok yang kini tengah berada di toilet kantornya.

Sosok itu adalah Mew, yang baru saja menerima sejuta makian dari para teman-teman kantornya.

Mew tahu, ia sangat tahu bahwa ia yang paling muda di antara mereka semua. Tapi Mew tidak habis pikir kenapa harus dirinya yang selalu kena imbas akan masalah yang terjadi di divisinya itu.

Mew juga tahu lingkungan kantornya sudah masuk ke ranah toxic, dan Mew tahu emosinya belakangan ini menjadi berantakan dan berujung membuat hubungan nya dan Gulf ikut terkena imbas.

"anjing!" umpat Mew meninju pintu toilet cukup keras.

Mew sekarang mengerti tentang rumor bahwa pegawai sebelum dirinya yang keluar itu katanya karena sikap para orang-orang satu divisinya.

Kalau begini caranya Mew juga ingin cepat-cepat keluar saja dari sini daripada ia harus makan hati setiap harinya.

Namun ini baru 2 Minggu dan gaji nya belum keluar, akan lebih menyakitkan jika ia melewati ini semua tanpa merasakan kerja kerasnya terbayar.

Tok tok tok

Mew buru-buru mengusap wajahnya kasar lalu membuka pintu toilet tersebut.

"are you okay?" tanya orang tersebut membuat Mew menatap ke arahnya.

Ah syukurlah ternyata bukan orang-orang dari divisinya.

"yeah i'm fine... i guess" jawab Mew dengan pelan.

"anak baru ya? saya baru lihat kamu"

"iya pak betul saya baru 2 minggu disini"

"kalau lihat gerak-gerik kamu kayaknya saya tahu kamu kerja dimana... lantai 7 ya?"

"huh? kok bapak tahu?" tanya Mew terkejut.

Orang tersebut mengangguk lalu menyodorkan tangannya di hadapan Mew "gak usah panggil bapak saya belum setua itu, kenalin saya Zee"

"saya Mew" balas Mew menjabat tangan sosok yang bernama Zee tersebut.

"mau bicara di luar? gak enak masa ngobrol di toilet"

"ah iya maaf, boleh silahkan pak"

Mereka berdua akhirnya menuju rooftop kantor untuk sekedar mengobrol sambil menghirup udara segar.

"di tempat kamu kerja sekarang emang dari dulu udah gak beres, tapi ya gitu atasan juga gak mau lirik padahal sudah berkali-kali banyak karyawan yang keluar-masuk dengan alasan mereka gak tahan disana" seru Zee membuka percakapan.

Mew mengangguk paham karena dirinya juga mengalami hal yang sama.

"kamu masih muda Mew, bukannya saya mau menjelek-jelekkan perusahaan tempat saya kerja sendiri, tapi jujur saja lingkungan disini memang kurang baik apalagi di divisi kamu jadi saran saya kamu keluar saja biar gak sakit hati sendiri, tuh lihat tangan kamu sampai luka karena bingung mau emosi ke siapa kan?" tanya Zee melirik punggung tangan Mew yang memang sedikit lecet akibat tadi.

"jujur saya emang udah mau keluar pak- eh maksud saya Zee, tapi saya mau tunggu genap sebulan dulu karena sayang juga saya belum nikmatin gaji saya disini"

"yasudah kamu banyak-banyak sabar saja ya kalau butuh teman cerita langsung aja ke saya, saya selalu standby di ruangan saya kok ada di lantai 5"

"baik Zee terimakasih banyak ya"

"iya sama-sama"

Obrolan mereka berlanjut sampai jam istirahat pun habis, baik Mew maupun Zee langsung balik ke ruangan masing-masing.

Annoying Bestfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang