Bab 4

1.3K 65 1
                                    

Melodi memakai baju yang telah ia siapkan untuk pergi ke Festival Waterboom hari ini. Pilihannya jatuh pada cardigan transparan warna putih dan juga rok mini warna senada. Kemeja tersebut memperlihatkan bikini hitam bertali yang dikenakan Melodi.

Setelah siap, Melodi langsung turun menghampiri teman-temannya.

Orang-orang disana hanya bisa diam memperhatikan penampilan Melodi yang sangat totalitas. Bryan dan Rizki dengan cepat mengalihkan pandangan mata mereka. Zio sendiri hanya fokus pada putri kecilnya dan Ryuu tidak peduli.

"Kenapa nggak sekalian pake bikini aja?" tegur Dimas.

"Emang nanti mau aku lepas disana, kenapa? Ada masalah?"

"Sama sekali enggak ada." jawab Dimas.

Sampai ditempat festival, rombongan Melodi terkejut dengan penampilan orang-orang yang datang ke acara festival waterboom. Hampir sebagian besar memakai atasan bikini yang dipadukan rok, hotpants, atau jeans.

"Si Melodi ternyata ga salah kostum," kata Venezio.

Melodi meminta maaf pada temannya dan lebih memilih untuk mendengarkan musik terlebih dahulu. Ia mengajak ketiga anak kecil yang sebelumnya merengek meminta ikut.

Venezio menyuruh Dimas untuk mengikuti mereka. Dengan malas, Zio menurut.

Anak-anak itu asyik bermain pistol air. Sementara Melodi asyik maju kedepan. Alhasil Dimas yang menjaga ketiga anak itu.

Sekitar tiga jam bermain, ketiga anak itu meminta makan. Dimas langsung mengantar mereka menuju orang tuanya masing-masing. Namun ternyata tak ada satupun temannya.

Tak punya pilihan lain, Dimas menelfon Melodi. Untungnya Melodi menjawabnya dan mau disuruh kembali.

Melihat kedatangan Melodi, Arcana langsung menembaki Melodi dengan pistol air di ikuti oleh Xavier dan juga Arshaka. Melodi tertawa dan membalas anak-anak itu membuat Dimas hanya bisa terpatung melihatnya. Melodi terlihat sangat cantik dan juga seksi.

Ketika malam datang, acara festival masih belum selesai. Venezio beserta yang lainnya menjemput anak-anak itu dan mengajak mereka pulang. Anak-anak itu menolak, namun karena Aletheia berkata bahwa sebentar lagi malam dan mereka harus istirahat mau tidak mau, mereka menurut.

Seluruh orang pulang, kecuali Melodi yang masih ingin disana. Mereka pun membiarkannya.

"Nggak lo temenin?" tanya Bryan.

"Ngapain, nggak jelas."

"Cantik lo,"

"Gue bilangin ke Bela ya,"

Bryan tertawa. "Ya kan siapa tau nanti dapet jatah lagi,"

"Anjing, bisa diem nggak sih,"

Bryan tertawa lebih keras.

Liburan hari itu berjalan sangat baik menurut Melodi. Sampai ketika ia sampai dirumah Aiden dan istrinya datang meminta oleh-oleh. Dengan cuek Melodi menjawab tidak ada. Ia tidak membawa apapun karena liburan dibiayai sahabatnya.

Melodi akhirnya menyuruh kakaknya pulang. Kakaknya tak mau beranjak, sampai Melodi memberikannya tiga ratus ribu barulah mereka pergi.

Melodi hanya bisa menahan emosinya. Andai saja dulu ia beli rumah di perumahan elit dan bukan perumahan murahan seperti ini. Pastinya hidupnya tidak akan terganggu seperti sekarang.

Baru saja masalah satu lewat, mamanya menelponnya menyuruhnya mengunjunginya.

Melodi menolak dan lebih memilih akan mentransfer uangnya saja. Namun, mamanya malah memarahinya. Umur Melodi akan menginjak angka 32 tahun ini. Dan mau sampai kapan Melodi mau melajang pasca gagalnya pernikahannya dengan Fakhri dulu.

Melodi menjawab bahwa ia tidak akan melajang seumur hidupnya dan tidak akan pernah menikah. Mamanya yang mendengarnya semakin marah dan berjanji akan menjodohkan Melodi dengan anak temannya.

Melodi tentu saja menolak. Terlebih setelah dipaksa menemui laki-laki itu.

Pilihan mamanya memang tidak salah. Laki-laki itu baik. Saking baiknya Melodi sampai minder. Dan ketika melihat laki-laki itu ia teringat kakaknya yang mengembalikan mantan istrinya tepat dihari setelah mereka menikah. Membuat Melodi sangat tertekan. Ia tak bisa menikah dengan laki-laki itu. Jika sampai kejadian itu menimpanya. Mamanya benar-benar akan menyiksanya.

Ia harus bagaimana?

Apa yang harus ia lakukan??

Dimas.

Tiba-tiba Melodi teringat Dimas. Baik, Dimas. Ia punya ide. Lebih baik ia memohon dan meminta tolong dengan memberinya berbagai penawaran.

****

Dimas terkejut mendapati Melodi yang menemuinya secara tiba-tiba dirumahnya. Penampilan gadis itu cantik seperti biasanya dan membuat bagian bawahnya berkedut menginginkannya. Beberapa hari terkahir ini, Dimas terbayang sosok Melodi yang berada di bawahnya dan juga ketika berada di Waterboom Korea. Penampilan Melodi yang seksi seolah menggodanya. Jika ia tidak sadar bahwa teman-temannya ada disana, sudah pasti Dimas akan merobek kardigan transparan yang menutupi bagian atas Melodi. Dimas merindukan mulut kasar wanita itu.

"Aku pikir urusan kita udah selesai, jadi sebaiknya kamu pulang sana," suruh Dimas.

"Tolong aku," ucap Melodi putus asa.

Dimas menaikan satu alisnya.

"Tolong nikahi aku."

Dimas sangat terkejut dibuatnya. Ia pikir Melodi sudah paham tapi ternyata, berapa kali ia harus bilang pada wanita didepannya bahwa ia tidak berminat menikah dengan siapapun.

"Bukannya kamu jijik sama aku? Itu semua cuma pura-pura?"

"Aku nggak punya pilihan. Yang bisa aku mintai tolong cuma kamu Dimas. Mamaku maksa buat aku nikah. Dia mau jodohin aku sama anak temennya,"

"Terus masalahnya?" tanya Dimas tak berdosa.

"Aku udah tidur sama kamu,"

"Terus? Bagus dong, kamu bisa bilang hal itu ke orang yang dijodohin kamu itu biar nggak jadi nikah,"

"Aku nggak bisa bilang Dimas."

"Kalau kamu takut orang tuamu tau, cukup bilang aja kalau kamu udah dewasa dan nggak perlu dikasih tau lagi. Kamu bebas nentuin hidup kamu sendiri! Nggak usah ribet napa jadi orang," kata Dimas kesal.

"Nggak bisa Dimas. Kamu nggak tau mamaku kayak gimana. Lusa, orang itu mau datang. Dulu ... Kakakku ... Cerai dari mantan istri pertamanya karena tau istrinya nggak perawan. Baru satu hari mereka nikah, kakakku balikin istrinya ke rumah orang tuanya. Aku nggak bisa Dimas. Aku nggak bisa ngalamin hal itu. Kalaupun aku bilang ke orang itu, kalau orang itu bilang ke keluargaku, mau ditaruh dimana muka keluargaku?" ucap Melodi putus asa.

"Aku pernah sekali gagal nikah, jadi aku nggak bisa ga-"

"Gue beneran nggak bisa nikah Mel." keukuh Dimas.

"Tolong aku sekali ini aja Dim. Kita nikah kontrak, empat bulan. Setelah itu kita bisa cerai. Kamu nggak perlu lamar aku. Kamu juga nggak perlu nafkahi aku. Biar aku yang urus pernikahannya sampai semua biayanya. Kalau nanti kita udah nikah aku juga nggak akan tinggal disini. Aku juga nggak akan ganggu kamu dan bebasin semua yang bakal kamu lakuin."

"Hah,"

"Bahkan kalau nanti kita cerai, kamu juga nggak perlu kasih aku tunjangan. Kita bisa buat perjanjiannya di notaris. Biar aku nanti yang urus semuanya,"

"Kamu tau kalau kamu gila?" tanya Dimas tak habis pikir.

"Aku nggak punya pilihan lain, tolong. Sekali ini aja. Aku nggak akan nuntut kamu apapun lagi," ucap Melodi yang langsung bersimpuh di bawah Dimas.

Dimas sangat terkejut. Ia membangunkan Melodi dan meminta agar wanita itu tak perlu melakukan ini. Namun Melodi menolak bangun. Dimas masih berusaha membangunkan perempuan itu, dan mengusirnya agar pergi dari rumahnya.

Tapi Melodi juga masih kukuh untuk bertahan disana. Dan menyingkirkan tangan Dimas yang menariknya berdiri. Pada akhirnya, Melodi menarik Dimas hingga laki-laki itu jatuh menindihnya. Ia mencium bibir Dimas dan mengalungkan tangannya di leher Dimas.

Woman Wishing She was DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang