Dimas terkejut ketika Melodi tiba-tiba mencium bibirnya. Ia yang memang sedari tadi menginginkan Melodi tak kuasa untuk menolak.
"Dasar sialan," maki Dimas yang kembali mencium bibir Melodi.
Satu tangannya berada di pinggang dan satu tangannya membuka kancing kemeja Melodi. Tangannya menyusup ke dada wanita itu dan melepaskan branya selagi bibirnya mencumbu leher Melodi. Desahan dari mulut Melodi membuatnya tak sabar. Aish ... Sialan. Dimas benar-benar menantikan ini sejak di Korea kemarin. Jika ingat cardigan transparan itu, Dimas ingin merobeknya kasar karena mengganggu penglihatannya kemarin.
"Dimas,"
Tak ada sahutan.
"Dimas,"
"DIMAS!"
Melodi yang baru sadar ternyata ada orang lain disana, mendorong Dimas agar menjauh darinya.
"Dimas, ada orang," kata Melodi terkejut.
Ia yakin orang itu melihat apa yang dilakukannya.
"Damn it!! Orang sialan mana sih yang-" ucapan Dimas terhenti ketika melihat orang di depannya.
Mata penuh kemarahan itu berubah,
"Bagus. Pinter kamu ngatain orang yang udah lahirin kamu sebagai sialan,"
"Bunda," panggil Dimas bak anak kecil. Ia kemudian menyembunyikan Melodi di belakangnya.
Badan Melodi bergetar saking terkejutnya.
"Mau kamu sembunyikan juga, bunda udah lihat. Bisa-bisanya kamu mau seks di ruang tamu. Mana di kolong meja lagi, Fetish kamu aneh banget, emang nggak ada kamar apa dirumah ini?"
"Bunda ngapain disini?"
"Kenapa? Sekarang bunda juga harus atur jadwal buat temuin kamu?" tanya bundanya sinis.
"Bukan itu maksud Dimas Bunda, maaf. Wait..," kata Dimas yang kemudian berbalik.
Ia membantu mengaitkan bra milik Melodi dan kancingnya juga. Untungnya, Dimas belum menurunkan bra tadi. Jika sudah, Melodi benar-benar akan malu. Sebelum menjauh, Dimas menjilat telinga Melodi membuat Melodi bersingkut.
Selesainya, Dimas merapikan rambut Melodi dan bangun membantu wanita didekatnya agar duduk di sofa yang sama dengannya. Melodi mengusap bibir Dimas yang terkena lipstik.
"Jadi, siapa perempuan itu? Dia yang nginap disini kemarin?" tanya bundanya lagi.
Dimas terkejut. Tau dari mana bundanya itu.
"Kemarin Bunda kesini, tapi kamu nggak ada. Kamar kamu berantakan."
"Oh," respon Dimas.
"Siapa perempuan itu?" tanya Bundanya lagi.
"Ini Melodi. Melodi kenalin itu bundaku,"
Melodi menyalami bunda Dimas yang terlihat sangat cantik dan awet muda. Jika mereka berdua jalan bersama. Melodi yakin, perempuan itu akan dipikir sebagai kakak dibanding ibu Dimas.
"Melodi ini siapa kamu?"
"Saya-"
"Saya nanya ke Dimas. Bukan ke kamu!" potong Bundanya Dimas tegas.
Melodi diam.
"Dia calon istri Dimas. Jadi, bunda jangan nakutin Melodi gitu,"
Wanita itu menatap Melodi dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Kerja apa kamu?" tanya Celia, bunda Dimas.
"Manager HR tante,"
"Orang tua kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Wishing She was Dead
Teen FictionPernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil ma...