Bab 37

1.3K 111 9
                                    

Setelah memastikan Gabriel tertidur, Dimas akhirnya menceritakan apa yang telah ia lalui selama hampir lima tahun ini.

Dimas salah satu agen BIN. Sebenarnya ia adalah anggota BIN yang berada didalam kantor. Namun sayangnya ia merasa bosan jika harus berada di kantor. Oleh sebab itu, ia meminta ditugaskan di lapangan dan menjadi Agent. Ia memiliki kode nama sendiri dan untuk menjaga kerahasiaannya, ia tidak bisa memberitahu Melodi. Namun jika Melodi tidak percaya, ia bisa menunjukan beberapa bukti. Seperti KTA dan beberapa KTP yang ia punya.

Selama ini tugasnya adalah mencari beberapa bandar narkoba. Beberapa bandar yang ditugaskan untuk di tangkap mereka memiliki indikasi penjualan organ dan perdagangan manusia. Karena itulah, ia sering pergi dan tidak bisa dihubungi.

Setiap tugas, Dimas memiliki handphone dan identitas baru. Dan tugas terakhir yang ia lakukan adalah menyusup ke markas ISIS di Timur Tengah.

Dimas biasanya bisa mengontak atasannya. Namun di misi itu, ia sama sekali tidak bisa mengontaknya dan tidak bisa mencari kabar tentang Melodi. Ia minta maaf soal itu.

Melodi teringat perkataan Rizki.

"Terus kamu yang ke tempat malam itu? Bukannya pake identitas asli?"

"Kan nggak semua misi yang diterima harus malsuin identitas. Sebelum bertindak kan, kita survei dulu. Terlebih ada beberapa orang ada yang aku kenal. Alhasil aku harus pake identitas asliku untuk cari informasi. Dan dibeberapa misi yang aku terima, aku cuma bertindak sebagai pemberi informasi aja,"

Melodi menganggukkan kepalanya mengerti.

"Terus kamu gimana? Baik-baik aja?" tanya Melodi.

Dimas langsung membuka kaosnya. Ia menunjukan luka yang ia dapat sebagi pemberi informasi. Melihat itu, perasaan Melodi sangat terluka.

Dimas sendiri sengaja menunjukannya agar Melodi bisa mengerti keadaannya dan memaafkannya. Ia tak ada maksud untuk meninggalkan istrinya itu, meski mereka hanya menikah kontrak.

"Sakit?"

"Nggak sesakit luka yang kamu terima. Aku minta maaf karena nggak bisa tepati janjiku buat nggak ninggalin kamu, buat ada untuk kamu sebelum lahiran anak kita. Buat jagain kamu dan melindungi kamu. Aku minta maaf Melodi,"

Melodi menganguk dan memaafkan Dimas. Bagaimanapun Dimas juga tidak bersalah. Dari awal, perjanjian mereka memang menikah kontrak dan tidak ada anak. Dimas juga selalu mengatakan free child. Dan sebelum pergi Dimas juga sudah mengajaknya bercerai namun harus dibatalkan karena ia mengandung Gabriel. Jadi, tak ada yang salah di hubungan mereka kecuali ia yang tidak bisa menerima kenyataan itu.

"Makasih Mel," ucap Dimas.

Melodi menganguk.

"Hmm... Aku boleh menginap?" tanya Dimas lembut.

"Tidur di sofa, tapi,"

"Asal sama kamu,"

"Enggak mau," tolak Melodi.

"Kenapa? Biasanya juga kita tidur di sofa bareng,"

"Itu waktu aku jadi istri kamu,"

"Memang apa bedanya dengan sekarang? Kamu juga ibu dari anak aku,"

"Pokoknya nggak mau!" jawab Melodi yang buru-buru masuk ke kamarnya.

Ia mengambil selimut dan memberikannya ke Dimas. Setelah itu ia langsung masuk ke kamar dan menguncinya.

Dimas tersenyum melihatnya.

Esok paginya, selesai makan bersama Dimas pamit ke wanita itu untuk pergi lagi.

Woman Wishing She was DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang