Bab 10

1.1K 80 2
                                    

Sampai di tempat karaoke, Bryan disapa banyak perempuan disana. Bryan menanggapi mereka dengan gurauan dan mengajak Rizki dan Melodi masuk.

Setelah masuk, Rizki memberikan pilihan menu yang harus dipesan kepada Melodi. Melodi menurutinya dan memesan semuanya. Dan ketika sampai di room, Bryan mengawalinya dengan menyanyi. Melodi tertawa sembari bertepuk tangan melihatnya.

"Bryan sama Dimas itu jiwa di grup kami. Kalau nggak ada mereka nggak seru," kata Rizki.

"Rizki yang paling dewasa di tempat kami," saut Bryan sembari memberikan mic kepada Rizki.

Rizki menerimanya.

"Kalau Venezio?"

"Kalau nggak ada Zio, nggak lengkap." jawab Rizki.

"Kami mau ajak Zio tadi, tapi nggak enak istrinya kan baru aja sembuh. Lagi hamil gede juga. Kalau Dimas, pengantin baru," saut Bryan yang duduk di dekat Melodi.

Rizki mulai menyanyi. Bukan lagu penuh semangat seperti Bryan atau Ballad. Tapi, lagu koplo. Melodi tertawa melihatnya. Lagu itu benar-benar tidak sesuai dengan image Rizki selama ini. Setelah lagu selesai, Rizki melanjutkan dengan lagu-lagu dari band lawas.

Tak lama, beberapa perempuan masuk dan duduk didekat Bryan.

Rizki menghentikan acara menyanyinya dan menatap Bryan.

"Sumpah, bukan gue." bantah Bryan. Bryan lalu menatap para perempuan itu.

Para LC itu menjawab bahwa itu bonus untuk Bryan.

"Mel, sumpah. Apapun yang lo lihat hari ini, jangan bilang ke siapapun," pinta Bryan.

Melodi menganguk. Ia akhirnya mendapatkan pembuktian dari apa yang selama ini ia pikirkan, bahwa sifat dan kebiasaan memang tidak bisa di ubah.

Bryan kemudian mengeluarkan uangnya untuk menyawer para perempuan tersebut dan menyuruh perempuan itu menyanyi. Perempuan itu menurut. Mereka akhirnya duet bersama Rizki.

Hingga tak lama, beberapa laki-laki masuk.

"Pilih aja Mel," kata Bryan. "Gue yang traktir malam ini,"

Senyum Melodi hilang. Ia menatap Bryan tersinggung.

"Kenapa? Tenang aja. Gue nggak bakal lapor ke Dimas kok. Lagian lo juga perlu relax dikit. Dimas juga kemarin habis dari tempat dugem sama lc,"

Rizki yang melihatnya meletakan mic tersebut dan menyuruh para laki-laki itu pergi. Ia kemudian duduk didekat Melodi.

"Bryan jangan kayak gitu, lo buat kita canggung."

"Ya lo tau kan rule kita," kata Bryan kesal.

"Lo juga tau masalah sebelum kita kesini kan?"

"Fine." kata Bryan akhirnya.

"Lanjut," suruh Rizki ke para LC itu,

Para LC itu mulai menyanyi.

"Sorry," bisik Rizki ke Melodi. "Gue harap lo nggak terlalu kesel. Di circle kita emang agak yah... Gitu, maksud Bryan tadi bukan apa-apa. Dia cuma mau dia pegang rahasia lo biar dia lo nggak bilang ke Bela." jelas Rizki.

Melodi menatap Rizki di sampingnya.

"Kayak win win solution gitu?"

Rizki menganguk. "Mangkanya," lanjutnya.

"Kalian selalu kayak gini?" tanya Melodi.

"Kayak apa maksudnya? Kita saling simpan rahasia gini? Semua orang juga punya hidup gelapnya masing-masing. Gue pegang rahasia lo, lo pegang rahasia gue." kata Rizki.

Woman Wishing She was DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang