Bab 23 -Alert 🔞

1.4K 73 3
                                    

"Apa kakak senang? Kalau kakak senang aku juga senang," ucapnya dengan tersenyum sangat manis.

Dimas terisak ketika mengingatnya.

"Kenapa kakak membenciku?"

"Aku juga ingin berhenti kakak. Aku sangat ingin, tapi aku tidak bisa melakukannya." isaknya.

"Kalau aku berhenti, papa akan kecewa begitupula dengan bunda."

"Aku hanya mau kalian bahagia."

"Aku baik-baik saja kak Dimas."

"Kakak mau makan bersama?

"Tolong pulang sebentar kak, aku akan menunggu kakak disini,"

Melodi yang kebingungan hanya bisa mengusap kepalanya menenangkannya.

"Ada apa Dim? Semuanya baik-baik saja?"

"Aku nggak bisa lupa. Aku nggak bisa lupa Mel, gimana ini?" tanya Dimas putus asa.

"Lupa apa?" tanya Melodi bingung.

"Tolong aku, buat aku melupakannya, aku mohon buat aku melupakannya," isak Dimas.

"Dannie. Dannie datang lagi. Dannie datang lagi Mel." ucapnya yang kemudian memukulli kepalanya.

Melodi melihatnya kasihan. Ia tidak tau, luka apa yang sangat ingin dilupakan oleh Dimas tentang adiknya Danniella. Sampai laki-laki itu terisak begini.

"Dim, Dimas. Lihat aku," panggil Melodi lembut.

"Lihat aku," pinta Melodi.

Dimas menatapnya. Melodi kemudian mengalungkan tangannya dan mencium bibir Dimas lembut.

Isakan Dimas terhenti karena terkejut. Ia kemudian membalas ciuman Melodi. Ciuman lembut tersebut berubah menjadi semakin panas dan menggairahkan.

Kedua insan itu saling menatap ketika mereka menghentikan ciumannya. Dimas melanjutkan ciumannya dan mengangkat Melodi menuju kamarnya.

Sampai di kamar, Dimas menurunkan resleting blouse yang dikenakan Melodi. Ia melepaskan blouse tersebut dan juga rok span pendek yang dikenakan oleh Melodi.

Melodi membuka kancing kemeja Dimas dan melepaskannya.

Dimas mencium leher Melodi dan menyesapnya dalam sebelum mendorong tubuh perempuan itu ke atas tempat tidur. Dimas menciumi Melodi dan memainkan tubuhnya yang lain sembari melepaskan pakaian yang tersisa.

Ketika ia dan Melodi sudah mencapai puncaknya. Dimas mencari kondom yang ia tinggalkan di laci kamar Melodi.

"Dimana kondomnya?" tanya Dimas bingung.

"Aku nggak tau, kan kamu yang simpen."

"Nggak ada. Disini kosong," ujar Dimas jengkel.

"Mungkin abis,"

"Apa diambil si Tessa itu ya? Kakak kamu gila banget sih kalau sampe ambil kondom punya aku," ujar Dimas dengan tertawa. Ia melempar kotak kondom yang kosong itu ke dinding.

"Mau beli dulu?" tanya Melodi.

"Serrioussly beb?" tanya Dimas dengan menatap Melodi tak percaya. "Lihat punya aku, ya kali mau- sumpah deh, otak kamu ini dibuat dari apa sih," omel Dimas tak habis pikir.

"Ya terus, kamu ribut dari tadi,"

"Yaudah lanjutlah. Aku bisa keluar di luar nanti," jawabnya yang kemudian mencium bibir Melodi.

Dimas melanjutkan kegiatannya yang tertunda. Ia memasukan miliknya dan menggerakkannya teratur sebelum mempercepat gerakannya.

Dimas benar-benar lupa Daniella atau kotak kondom yang kosong. Di kepalanya hanya ada Melodi yang mendesah dan menyebut namanya. Hanya ada wajah Melodi yang terlihat sangat cantik dan menawan. Hanya ada Melodi yang memenuhi kepalanya. Ia sampai lupa bahwa ia tidak mengenakan pengaman.

Woman Wishing She was DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang