Ketika Melodi datang dan melihat Zio, Bryan, dan Dimas. Melodi hanya bisa memejamkan matanya sembari menahan nafasnya. Ia tidak tau, Dimas akan sesalah faham apa atau semarah apa padanya nanti.
Dimas meminta semua orang keluar dan menyuruh Melodi duduk. Ia ingin bicara berdua dengan istrinya. Melodi sempat memegangi tangan Aletheia memintanya agar tidak keluar. Namun Dimas membentaknya dan menyuruhnya untuk duduk.
Melodi menurut akhirnya.
Dimas diam. Diamnya sangat lama sampai membuat Melodi tak nyaman.
"Dimas, lebih baik baik kamu marahin aku daripada diam begini,"
"Kamu ngaku kalau kamu selingkuh sama Rizki?" tanya Dimas dingin.
"Aku nggak selingkuh sama Rizki."
"Masih nggak mau ngaku?"
"Aku emang nggak selingkuh sama Rizki!"
Dimas membanting barang-barang disampingnya.
"Terus itu apa? Bunga, makanan, aquarium sampe hotel itu apa? JAS ITU JUGA, AKU TEMUIN ITU DI ALMARI. KENAPA KAMU CUCI JASNYA RIZKI"
"Aku udah jelasin ke kamu hadiah-hadiah itu. Kalau soal bunga dan makanan aku nggak tau. Rizki sendiri yang kirim. Kalau aquarium, dia yang tawarin."
"Sambil pegangan tangan?" tanya Dimas menahan amarahnya.
Melodi diam.
"Jas itu juga, kenapa?"
"Waktu masang Aquarium kemarin, Jasnya kotor. Karena. Rizki nggak mau di bayar aku tawarin buat dry clean jasnya. Dan aku belum ketemu lagi, mangkanya belum aku balikin."
"Apa lagi yang nggak aku tau?"
"Aku aja nggak tau kamu tau apa aja,"
"Terus ciuman itu?"
Meski sudah menduganya, entah kenapa ia tetap saja terkejut Dimas mengetahuinya.
"Dia cium aku tiba-tiba. Aku sama sekali nggak bales ciumannya. Sumpah. Tanya ke Bryan. Aku sama sekali nggak bales ciuman dia. Aku langsung pergi,"
"Kalau gitu, sini hp kamu."
"Ya?"
"Sini hp kamu!" pinta Dimas.
Melodi langsung memberikannya. Dimas menerimanya dan langsung membuka fitur-fitur pesan yang ada. Chat Rizki dan Melodi sangat banyak dan Dimas membacanya satu per satu.
Dibaca dari sisi manapun, chat tersebut mengindikasikan bahwa Rizki memang sedang mendekati Melodi dan Melodi merespon perasaan itu.
"Selain kirim-kiriman makan, kamu kasih dia apa lagi?"
"Sabuk,"
"Buat apa? Buat ngikat tangan kamu di ranjang?" ejek Dimas.
"Aku nggak pernah .... Aku nggak pernah kayak gitu Dimas. Berapa kali aku harus bilang sama kamu. Aku nggak pernah ngapa-ngapain sama Rizki."
Dimas menatap Melodi tak percaya.
Melodi meminta ponselnya, dan Dimas langsung memberikannya.
"Kalau udah, aku pergi." kata Melodi yang kemudian membawa paper bag dan jas tersebut.
"Kalau kamu nggak percaya sama aku, itu terserah kamu! Aku udah jawab pertanyaan kamu jujur,"
Setelah mengatakan itu, Melodi langsung keluar. Diluar ia memberikan jas Rizki ke Bryan.
Dimas masih merenung di dalam, bahkan ketika ditegur oleh Bryan dan Venezio, laki-laki itu tidak bergeming.
Dimas terdiam cukup lama sampai akhirnya ia meminta temannya untuk melacak lokasi Rizki. Setelah mendapatkannya, Dimas langsung pergi tanpa berpamitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Wishing She was Dead
Teen FictionPernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil ma...