Melodi dikejutkan dengan kedatangan Rizki ke kantornya dengan membawa buket bunga. Laki-laki itu menemui Melodi dan meminta maaf atas tingkah kurang ajarnya semalam. Dan anehnya, hal tersebut membuat Melodi tersentuh. Tanpa sadar ia membandingkannya dengan sifat kurang ajar Dimas.
Melodi dan Rizki memutuskan minum kopi bersama. Disana, Rizki meminta maaf kembali dan Melodi berkata bahwa hal tersebut tidak apa-apa. Ia akan melupakannya dan lebih baik mereka tidak usah membicarakannya lagi.
Rizki malah semakin dibuat tertarik oleh tolakan Melodi. Ia pun meminta Melodi agar sesekali menemaninya minum kopi bersama untuk saling curhat. Melodi mengiyakannya, karena ia juga butuh teman curhat.
Yah, acara minum kopi tersebut adalah awal pertemuan mereka selanjutnya. Rizki sering menemani persidangan yang dilakukan oleh Melodi. Beberapa kali, pihak tergugat menyatakan bahwa Dimas sendiri yang memberikan uang. Namun pihak Melodi mampu membantah hal tersebut. Bukan masalah uang, tapi kekerasan yang dilakukan oleh Aiden. Bukan hanya fisik dan verbal saja,
Setelah melewati dua kali sidang tersebut, dan meminjam uang Rizki. Melodi berhasil memenjarakan Aiden hingga empat tahun. Melodi sangat berterimakasih dengan Rizki. Terlebih Rizki juga meminjaminya uang sebanyak dua juta untuk membantu mengganti uang Dimas.
Gara-gara hal itu, Melodi merasa berhutang budi dengan Rizki dan tak kuasa menolak ajakan Rizki untuk bertemu. Dan sebagai ucapan terimakasih, ketika Melodi gajian Melodi memberikan hadiah berupa sabuk ke Rizki dan juga mengganti uangnya. Rizki sendiri menerimanya. Karena ia tau, jika ia menolak, Melodi hanya akan tersinggung.
Sejak dekat dengan Melodi, rumah tangga Rizki semakin diambang kehancuran. Angel bahkan mencurigai Rizki selingkuh. Karena Rizki yang akhirnya mengabaikannya dan tak lagi menyentuhnya. Angel selalu merasa bahwa itu gara-gara ucapan pedasnya. Ketika ia meminta maaf, Rizki tak meresponnya.
Melodi minum kopi lagi dengan Rizki hari ini. Mereka memiliki kebiasaan minum kopi bersama tiap sore hingga malam. Dan ketika pulang ke rumahnya, ia terkejut mendapati Dimas yang sedang menunggunya di depan rumah.
"Dimas,"
"Tumben baru pulang," kata Dimas.
"Iya, aku tadi ke Cafe dulu, udah lama?" tanya Melodi.
"Iya, dari tadi sore."
"Kok nggak telfon,"
"Aku telfon tapi nggak kamu angkat,"
"Oh ya? Sorry aku nggak tau."
"Minum kopi sama siapa?"
"Sama temen," kata Melodi sembari membuka pintu rumahnya.
Melodi kemudian memberikan Dimas kunci serep pintu rumahnya agar Dimas tak lagi menunggu dan bisa langsung masuk aja.
"Kamu kenapa?" tanya Dimas yang merasa aneh dengan gerak-gerik Melodi.
"Aku nggak apa-apa."
"Kamu kelihatan canggung banget sama aku, padahal baru sebelas hari kita nggak ketemu," kata Dimas yang langsung memeluk Melodi dari belakang.
Melodi langsung melepaskan pelukan tersebut. Ia tak nyaman dengan Dimas.
"Kenapa?" tanya Melodi.
"Aku bau. Mau mandi," dalih Melodi.
Dimas tertawa mendengarnya. "Kamu wangi kok, sini bentar. Aku pingin peluk."
Melodi menggeleng dan tetap pergi menuju kamarnya. Ia berdiam cukup lama sebelum memutuskan untuk mandi dan berganti baju lebih nyaman.
Dengan menguatkan hati, ia akhirnya memutuskan untuk turun. Dimas sedang membuat pancake.
"Kamu beneran ganti uangku ya?" tanya Dimas dengan menatap Melodi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman Wishing She was Dead
Teen FictionPernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil ma...